Kapal Tenggelam di Selat Bali

BANGKAI KMP Tunu Ditemukan di Kedalaman 49 Meter, KNKT Ungkap Penyebab Kapal Tenggelam di Selat Bali

TNI AL telah melakukan pengambilan sampel bawah air yang akan menjadi bahan referensi bersama tim gabungan untuk menentukan langkah kerja lanjutan. 

Penulis: Kambali | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
DOK TRIBUN BALI
KARAM - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkapkan dugaan awal penyebab tenggelamnya kapal motor penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya di Selat Bali adalah karena pintu menuju ruang mesin dalam kondisi terbuka. Hal ini menyebabkan air laut masuk ke dalam kapal saat gelombang tinggi menghantam.  

Meski demikian, KNKT masih terus melakukan investigasi dan mendalami faktor penyebab lain, termasuk kemungkinan adanya kelebihan muatan. “Itu masih akan kita teliti, dalami,” imbuh Anggiat. 

KNKT juga mengungkapkan kronologi kejadian berdasarkan keterangan awak kapal dan penumpang yang selamat. Pada 2 Juli 2025, pukul 22.15 WIB, kapal mulai memuat kendaraan di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur. Pukul 22.45 WIB, proses pemuatan kendaraan selesai. Kemudian pada pukul 22.51 WIB, kapal bertolak menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali. 

Saat kapal berangkat, tidak ada tanda-tanda anomali. Mesin berfungsi normal, cuaca cerah, dan visibilitas pelayaran dinilai baik. Namun, sekitar 30 menit kemudian, awak anjungan merasakan kapal mulai miring ke kanan.

Juru mudi jaga dan kelasi jaga melihat air laut mulai masuk ke kamar mesin melalui pintu yang terbuka. 
“Juru minyak jaga yang juga berada di kamar mesin melihat hal yang sama. Jadi kami konfirmasi antara informasi dari juru mudi jaga dan juru minyak, menyatakan hal yang sama,” ujar Anggiat. 

Juru minyak kemudian segera keluar dari ruang mesin. Mualim jaga memerintahkan seluruh awak untuk membantu penumpang mengenakan pelampung dan bersiap untuk evakuasi. Nakhoda yang saat itu beristirahat, segera dibangunkan dan langsung mengambil alih kemudi.

Kapten kapal lalu memancarkan panggilan darurat melalui radio di frekuensi 16. Di saat yang sama, kendaraan yang berada di geladak belakang mulai bergeser dan bertumpu ke sisi kanan kapal, memperparah kemiringan. 

“Pada awalnya masih perlahan-lahan kemudian semakin cepat. Beberapa menit setelah panggilan darurat, kapal mulai tenggelam dengan kondisi buritan tenggelam terlebih dahulu sambil miring ke kanan,” jelas Anggiat. 

Upaya penyelamatan dan evakuasi dari kapal lain sempat terkendala karena minim pencahayaan di lokasi kejadian. Kapal Gilimanuk I dan Tunuh Pratama 3888 yang berada di sekitar lokasi berupaya menyorot lampu ke arah Tunu Pratama Jaya, namun sulit mengenali objek terapung di tengah kegelapan. 

Kapal KMP Tunu Pratama Jaya adalah kapal penumpang jenis Roll-On-Roll-Off (Ro-Ro Pax) dengan nomor IMO 8749432, dibangun pada tahun 2010. Kapal ini memiliki panjang keseluruhan 60 meter, berat kotor (Gross Tonnage) 792 ton, dan satu geladak kendaraan. 

Ruang penumpang terdiri dari kelas ekonomi dan VIP yang terletak di atas geladak kendaraan. Pemilik kapal adalah PT Raputra Jaya. Kapal ini dibuat dari material baja dan telah diklasifikasikan oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) sejak awal pembangunannya. Kapal ini biasa bersandar di dermaga LCM atau pelengsengan baik di Pelabuhan Ketapang maupun Gilimanuk.

“TPJ dilengkapi dengan satu mesin induk Mitsubishi tipe SN6-MTK dengan daya maksimum 353 kW. Kecepatan rata-rata kapal di lintasan Ketapang–Gilimanuk sekitar 3 hingga 5 knot,” kata Anggiat. (ali)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved