Kapal Tenggelam di Selat Bali
Bangkai KMP Tunu Pratama Jaya Jauh Dari Kabel Bawah Laut, PLN Jamin Kelistrikan Di Bali Aman
Inda Puspanugraha menjelaskan, proses penyelaman ke lokasi bangkai kapal cukup berisiko.
Misalnya, soal teknis pengangkatan dan peralatan penyelaman yang digunakan.
“Apakah itu berpotensi juga mengganggu instalasi kami atau tidak,” ujarnya.
Jika kabel bawah laut terganggu, pihaknya khawatir pasokan listrik untuk sebagian wilayah Bali akan terganggu.
“Pasokan listrik ke Bali saat ini masih berjalan normal. Tapi kami tetap melakukan pola waspada. Karena kita mengantisipasi kita belum tahu dampaknya kondisi kapal terhadap kabel laut kami,” kata dia.
Komandan Gugus Tempur Laut (Danguspurla) Koarmada II Laksma TNI Endra Hartono menjelaskan, objek diduga kapal berada di kedalaman sekitar 49 meter dari atas permukaan laut.
Lokasinya berjarak sekitar 30 meter dari kabel bawah laut milik PLN, yang merupakan kabel penyuplai energi ke Bali.
Ia mengatakan, tim bawah laut juga telah menurunkan kamera untuk merekam gambar kapal.
Sayangnya, kamera hanya bertahan di kedalaman 35 meter.
Setelah itu, kamera bawah laut hanyut terbawa derasnya arus di Selat Bali.
“Sehingga kamera tidak bisa terdeteksi. Tapi sebelum hanyut, kami masih bisa melihat objek yang ada di bawah air,” kata Endra, Rabu 9 Juli 2025.
KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali pada Rabu 2 Juli 2025 membawa muatan lebih dari batas wajar, mencapai tiga kali lipat dari kemampuan kapal yang seharusnya.
Hal tersebut terungkap dari paparan data faktual tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya oleh Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono di hadapan tim Komisi V DPR RI yang menyambangi Kantor ASDP Ketapang pada Selasa 22 Juli 2025.
Tim Komisi V DPR RI menggelar rapat bersama stakeholder terkait operasi SAR KMP Tunu Pratama Jaya, di antaranya Basarnas, KNKT, Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, BMKG, Gapasdap, dan lainnya.
“Kapal memiliki kemampuan muat 138 ton, tapi total yang dimuat 538 ton, tiga kali lipat,” kata Soerjanto disambut gumam para peserta rapat seperti dilansir Kompas.com.
Soerjanto mengatakan, merujuk dari rencana penataan muatan, kapal produksi tahun 2010 tersebut hanya mampu memuat maksimum 9 truk sedang.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.