TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Tekanan harga di Provinsi Bali pada bulan Desember 2019 meningkat dibandingkan bulan sebelumnya.
Peningkatan harga terutama terjadi pada kelompok makanan seperti nasi lauk, bawang merah, serta kelompok transportasi khususnya angkutan udara.
"Tekanan harga tersebut disebabkan terjadinya kenaikan dari sisi permintaan seiring banyaknya hari besar keagamaan di bulan Desember serta terjadinya peningkatan jumlah wisatawan pada high season," kata Wakil Ketua TPID Bali, Trisno Nugroho, Jumat (3/1/2020).
Dengan demikian maka inflasi pada Desember 2019, secara bulanan (mtm) akan lebih tinggi dibandingkan inflasi pada bulan sebelumnya. Untuk keseluruhan 2019, dengan memperhatikan inflasi pada bulan bulan sebelumnya maka inflasi Bali akan lebih baik dibandingkan inflasi tahun 2018.
• Pemerintah Dorong Pengembangan Kawasan Hortikultura untuk Tingkatkan Ekspor dan Ekonomi Daerah
• Sudah Ada 2 Koperasi Arak di Bali, Pemprov Bali Dorong Arak Bali Dapat Dipasarkan di Hotel
• Mangga Brazil Memiliki Potensi Besar, I Wayan Badan Berharap Ada Dari Perhatian Pemerintah
"Bank Indonesia memperkirakan bahwa inflasi bulanan (mtm) pada Januari 2020 akan tetap terkendali. Dengan demikian maka inflasi tahunan pada bulan Januari 2020 akan tetap berada pada kisaran sasaran inflasi nasional yaitu 3,0±1 persen atau di bawah 4 persen," kata pria yang juga Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali ini.
Meskipun demikian, terdapat potensi tekanan harga pada bulan Januari 2020, yang bersumber dari adanya perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) yaitu perayaan Tahun Baru Imlek yang juga menarik minat wisatawan berkunjung ke Bali.
Selain itu, frekuensi hujan dan gelombang laut tinggi yang berpotensi menahan produksi dan pasokan bahan makanan dari luar Bali sehingga berpotensi menekan inflasi pada Januari 2020.
Menghadapi potensi tantangan tersebut, Bank Indonesia Provinsi Bali akan tetap konsisten menjaga stabilitas harga di daerah.
Melalui koordinasi yang solid dengan Organisasi Perangkat Desa (OPD), dalam wadah Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), Bank Indonesia memastikan inflasi terjaga dalam kisaran sasaran.
Kegiatan pengendalian inflasi tetap diarahkan pada tercapainya 4K yaitu ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi ekspektasi.
Pada Desember 2019, Provinsi Bali mengalami inflasi sebesar 0,71 persen (mtm), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,03 persen (mtm).
Pencapaian inflasi Bali bulan Desember ini tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi Nasional yang tercatat sebesar 0,34 persen (mtm).
Sementara itu secara tahunan, inflasi Bali tercatat sebesar 2,38 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan nasional yang sebesar 2,72 persen (yoy).
Dengan demikian, inflasi Bali pada Desember 2019 berada di bawah rentang sasaran inflasi nasional 3,5%±1% (yoy).
Inflasi terjadi pada kedua kota sampel IHK yaitu kota Denpasar yang tercatat sebesar 0,81 persen (mtm) dan kota Singaraja mencatat inflasi sebesar 0,27 persen (mtm).