Makan Bergizi Gratis

HANYA 10 Persen Siswa Santap Makanan, Program MBG di Nusa Penida Perlu Dievaluasi

Program yang telah memakan banyak anggaran APBN mesti diawasi dan adanya evaluasi supaya tepat sasaran dan tidak mubazir.

TRIBUN BALI/EKA MITA SUPUTRA
SANTAP MBG – Para siswa di TK Negeri Selat, Klungkung menyantap makanan program MBG beberapa waktu lalu. 

TRIBUN-BALI.COM - Tak semua siswa menyantap makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung. 

Hal tersebut diungkapkan Ketua Komisi IV DPRD Bali I Nyoman Suwirta yang membidangi pendidikan. Bahkan laporan dari kepala sekolah yang menghabiskan makanan hanya 10 persen.

“Sekarang sudah biasa makan nasi beras khan, kita lihat ternyata nasinya tidak dimakan. Bahkan informasi dari sekolah tersebut hanya 10 persen ya, itu dimakan oleh anak-anaknya,” kata Suwirta, Sabtu (1/11). 

Program yang telah memakan banyak anggaran APBN mesti diawasi dan adanya evaluasi supaya tepat sasaran dan tidak mubazir.

Menurut Suwirta, kemungkinan zaman saat ini anak-anak lebih suka makanan cepat saji dibandingkan nasi dan tempe.

Baca juga: ANGIN Kencang Terjang Nusa Penida, Sejumlah Rumah Warga Alami Kerusakan!

Baca juga: KOSTER Lantik Mudarta Jadi Kepala Dinas Perhubungan Bali, Pesan Gubernur: Harus Tegas dan Berani!

“Mungkin dengan periwisataan sekarang mereka suka makan hamburger, kentucky gitu. Nah kemarin dikasih tempe itu, tempenya yang itu saya lihat sampai tidak dimakan,” bebernya. 

Suwirta memberikan saran untuk penyedia makanan supaya lebih memperhatikan buah yang disajikan. Harapnya tidak terlalu kecil. Seperti jeruk dan semangka kecil-kecil. Semangka hanya diiris tipis.

“Jeruk lah dikasih yang besar, jangan kayak kasih jeruk nipis jeruk, kemudian kasih semangka juga, jangan se-tipis silet gitu kan,” terangnya. 

Kemudian, lebih lanjut Suwirta menyampaikan, sajian MBG yang dia rasa harus dievaluasi karena mungkin pengaruh perbedaan harga untuk wilayah daratan dan lautan yang berbeda.

Salah satunya di pulau Nusa Penida merupakan wilayah di Kabupaten Klungkung hanya bisa diakses kapal. Sehingga menyebabkan bahan-bahan makanan lebih mahal dibandingkan di wilayah daratan.

“Nah mungkin ini kalau memang kurang, karena ada di tempat-tempat tertentu seperti di Nusa Penida, ini akan ada kemahalan harga, akibat inflasi,” ucapnya.

Dengan harga Rp10.000 di Klungkung daratan dengan di Nusa Penida itu berbeda. Kalau di Nusa Penida dengan uang  Rp 10.000 tidak akan dapat apa-apa.

Maka dari itu kata dia, pemerintahan daerah sebenarnya bisa memberikan dukungan dengan memudahkan akses ke wilayah yang sulit dijangkau.

Seperti Nusa Penida, bagi armada pengangkut pasokan bahan-bahan MBG bisa diberikan gratis. “Zaman saya free, untuk mengangkut, tidak ada alasan sebenarnya,” terangnya. 

Lebih lanjut, ia berikan saran yang memiliki dapur MBG menanam sayur-sayuran atau melihara ayam untuk lauk dan pauk anak-anak. Dengan cara begitu, kata Suwirta lebih murah. “Nah gitu, kan bisa lebih murah, gitu ngitung-ngitung,” sarannya.

Jumlah penerima MBG sebanyak 263.884 untuk anak sekolah dan 13.308  penerima 3B (ibu hamil-bumil, ibu menyusui-busui dan bayi lima tahun-balita). Penerima manfaat anak sekolah yang disasar dari TK hingga SMA. Namun, belum semua sekolah menerima manfaat program tersebut. 

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr.Putu Astri Dewi Miranti menyebutkan, sasaran anak sekolah datanya ada Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga dan BGN (Badan  Gizi Nasional). Saat ini jumlah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sebanyak 98. 

Dalam menjalani program Presiden Prabowo Subianto ini, Pemprov Bali membentuk tim monev Satgas MBG Provinsi Bali.

Adapun hasil yang ditemui dalam pengawasan, Astri memaparkan, belum ada SOP penanganan keluhan yang ditetapkan BGN untuk mengatasi keluhan dari penerima dan sekolah.

Kemudian, belum semua anak menerima MBG karena jumlah SPPG yang terbatas. “Belum semua anak sekolah menerima MBG karena jumlah SPPG yang masih terbatas,” terangnya. 

Sebanyak dua SPPG atau dapur sehat di Jembrana untuk program makan bergizi gratis ditutup sementara sejak Senin (27/10) kemarin.

Penutupan sementara oleh BGN tersebut disebabkan oleh kesalahan atau ada administrasi yang tidak valid. Keduanya kini tengah memperbaiki adminitrasi yang dimaksud agar bisa beroperasi kembali.

Menurut informasi yang diperoleh, SPPG atau dapur sehat yang ditutup sementara adalah SPPG di Air Kuning yang melayani 2.257 orang siswa di 15 sekolah dan SPPG di Baler Bale Agung yang melayani 1.880 siswa di 16 sekolah. Kedua SPPG dengan yayasan yang sama tersebut bakal ditutup sementara hingga permasalahan selesai. 

Sekda Jembrana, I Made Budiasa mengakui sesuai informasi dari Korwil Jembrana, alasan penutupan sementara tersebut karena soal adminitrasi, bukan perihal makanan.

Saat ini, sudah ditindaklanjuti untuk perbaikan serta menjadi evaluasi kami. “Masalah administrasi saja, bukan terkait makanannya.

Saat ini sedang ditindaklanjuti oleh yayasan yang bersangkutan agar segera bisa beroperasi kembali,” ungkapnya. “Saat ini sudah ditindaklanjuti. Tinggal menunggu waktu penyelesaiannya,” tandasnya. (sar/mpa)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved