Berita Bali
Hari Raya Galungan Kuningan Tingkatkan Inflasi Musiman Juga Kenaikan Harga Komoditas
Hari Raya Galungan Kuningan Tingkatkan Inflasi Musiman Juga Kenaikan Harga Komoditas
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Aloisius H Manggol
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR — Hari raya Galungan dan Kuningan yang akan berlangsung di Bali dinilai akan memberikan pengaruh pada perekonomian di Bali.
Sebab, Galungan dan Kuningan selalu berkaitan dengan peningkatan aktivitas ekonomi, terutama di sektor konsumsi rumah tangga, perdagangan, dan transportasi.
Menanggapi hal tersebut, Pengamat Ekonomi, Prof. Dr. Ida Bagus Raka Suardana, S.E., M.M mengatakan, pelaksanaan Hari raya keagamaan Hindu di Bali, tentu memiliki dampak cukup signifikan terhadap dinamika perekonomian daerah.
Baca juga: 5 WNA Tewas, Kecelakaan di Jalur Denpasar-Singaraja Mobil Masuk Jurang, 8 Luka-Luka
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, pengeluaran konsumsi rumah tangga pada periode menjelang Galungan dan Kuningan meningkat rata-rata 12–18 persen dibandingkan bulan biasa.
“Fenomena itu terlihat dari meningkatnya permintaan terhadap barang kebutuhan upacara seperti daging babi dan ayam, buah-buahan, janur, bunga, kain adat, serta jasa perajin canang yang biasanya melonjak tajam.
Akibatnya, harga sejumlah komoditas pokok mengalami kenaikan," jelasnya pada, Jumat 14 November 2025.
Baca juga: 5 ORANG TEWAS di Jalur Denpasar - Singaraja, Mobil Tiba-tiba Hilang Kendali di Kegelapan
Seperti harga daging babi, cabai, telur, dan beras mengalami fluktuasi akibat meningkatnya permintaan mendadak dari masyarakat.
Demikian sektor pariwisata dan transportasi menurutnya turut terdorong karena banyak wisatawan domestik maupun mancanegara memilih datang ke Bali untuk menyaksikan suasana perayaan dan upacara adat.
Meningkatnya aktivitas ekonomi ini kata dia, berdampak positif terhadap pendapatan masyarakat, terutama pelaku UMKM dan sektor informal.
“Namun, efek sampingnya adalah tekanan inflasi musiman. BPS mencatat, inflasi Bali pada perayaan Galungan April lalu mencapai sekitar 0,43 persen month to month (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,18 persen.
Pola serupa diprediksi akan berulang pada tahun 2025 karena faktor musiman dan meningkatnya daya beli masyarakat seiring pemulihan ekonomi," imbuhnya.
Sementara itu, berdasarkan pengamatan di lapangan, beberapa komoditas telah mengalami kenaikan harga terutama sarana upakara.
Seperti halnya canang sari yang seminggu jelang Galungan ini sudah naik mencapai Rp25.000 per 25 pcs dari sebelumnya Rp15.000 per 25 pcs.
Selain itu komoditi yang disinyalir akan mengalami kenaikan yakni daging babi. Menurut Ketua Gabungan Usaha Peternakan Babi Indonesia (GUPBI) Bali I Ketut Hari Suyasa, kenaikan harga babi hidup akan mencapai Rp45.000 per kilogram jelang Galungan nanti. Saat ini harga babi mencapai Rp40.000 hingga Rp42.000 per kilogram.
"Kami berharap harga tidak melebihi Rp45.000. Harga segitu sudah bisa membuat peternak untung dan masyarakat juga mampu menjangkau," kata, Ketut.
| Perda Bale Kertha Adhyaksa Dipuji Menko Yusril, Berlaku 1 Januari 2026 |
|
|---|
| KABAR BAIK! Kadisnaker Pastikan UMP Bali 2026 Lebih Tinggi dari Tahun Ini |
|
|---|
| Masyarakat Kesulitan Peroleh BBM Pertamax di Bali, Ini Penjelasan Pertamina Patra Niaga |
|
|---|
| Kadisnaker: UMP Pasti Lebih Tinggi dari Tahun Ini, Bali Tunggu Permenaker Tetapkan UMP 2026 |
|
|---|
| Secara Nasional Tren Mobil MPV Meningkat, Wuling Darion EV dan PHEV Resmi Mengaspal di Bali |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bali/foto/bank/originals/awsvseergbrehbrt.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.