bisnis

KEBUTUHAN 250.000 Ton Per Bulan, Akindo Pastikan Stok Kedelai, Gakoptindo: Kualitas Bibit Diperbaiki

Ia menjelaskan, tren permintaan kedelai dalam lima tahun terakhir relatif stagnan di kisaran 2,6 juta hingga 3 juta ton per tahun.

PIXABAY
Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) memastikan pasokan kedelai nasional masih dalam kondisi aman hingga akhir tahun.  Ketua Umum Akindo, Hidayatullah Suralaga menyampaikan, pasokan kedelai di dalam negeri saat ini mampu mencukupi kebutuhan pengrajin tahu dan tempe nasional untuk dua bulan ke depan. 

Ia menyarankan pemerintah mempertimbangkan penggunaan bibit kedelai hasil rekayasa genetika (GMO) yang terbukti meningkatkan produktivitas di banyak negara.

“Sudah lebih dari 50 tahun masyarakat Indonesia mengonsumsi kedelai impor yang mayoritas GMO, dan tidak pernah ada masalah kesehatan. Jadi kenapa kita tidak belajar dari sana? Petani kita mampu kalau bibitnya diganti,” tegasnya.

Aip menambahkan, saat ini petani enggan menanam kedelai karena keuntungan yang kecil. Dengan produktivitas dua ton per hektare, hasilnya hanya sekitar Rp 20 juta per panen, jauh lebih rendah dibandingkan padi atau jagung yang bisa mencapai Rp 50 juta hingga Rp 60 juta per hektare.

“Kalau bibitnya bagus dan hasilnya bisa lima ton per hektare, petani tentu mau tanam kedelai. Jadi kuncinya ada di perbaikan bibit. Tanpa itu, sulit bicara soal swasembada,” ujarnya. (kontan)

Terdongkrak Program MBG

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dinilai berpotensi mendorong peningkatan permintaan bahan baku kedelai, seiring dengan kemungkinan bertambahnya konsumsi produk tempe dan tahu dalam menu harian program tersebut.

Ketua Dewan Penasihat Gabungan Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syaifuddin mengatakan, jika dalam seminggu terdapat menu tempe dan tahu sebanyak tiga kali, maka permintaan kedelai diperkirakan akan meningkat sekitar 10 % -20 % per tahun.

“Kalau MBG ini menunya tiga kali seminggu saja ada tempe dan tahu, otomatis kebutuhan bahan bakunya bisa naik antara 10 % -20 % ,” ujarnya, Jumat (25/10).

Aip menuturkan, sejauh ini produksi tempe dan tahu nasional masih stabil. Namun, sudah mulai terlihat adanya tambahan permintaan dari pelaksanaan program MBG, meski belum signifikan.

“Mulai ada permintaan tambahan, tapi masih kecil. Dengan adanya MBG, otomatis kebutuhan dari pasar juga akan naik,” jelasnya. Terkait pasokan kedelai, Aip memastikan stok bahan baku masih mencukupi untuk dua bulan ke depan.

Namun, pihaknya akan menyiapkan tambahan pasokan jika pelaksanaan program MBG berkembang dan kebutuhan tempe-tahu meningkat.

“Sekarang stok masih aman karena pesanan MBG belum banyak. Tapi kalau nanti program itu rutin menambah menu tempe dan tahu, misalnya dua kali seminggu, kami siap menyesuaikan pasokan,” ujarnya. (kontan)

Sumber: Kontan
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved