Ayah satu anak asal Jembrana, Nengah Okta (32) memilih bekerja di kapal pesiar untuk memperoleh penghasilan lebih tinggi.
Tragedi kecelakaan sepeda motor yang merenggut nyawa ayah dan anak asal Desa Medewi, Kecamatan Pekutatan meninggalkan luka mendalam
kecelakaan di Jembrana, almarhum sedang membonceng anaknya dan dinyatakan meninggal dunia di lokasi kejadian.
Mereka menjadi PMI, demi bisa bekerja dan menghidupi keluarga. Banyak yang pulang membawa pundi dollar, banyak juga yang malah meregang nyawa.
Nengah: Duka bekerja di Bali adalah jika melihat penghasilan dengan pekerjaan, penghasilan hanya cukup untuk bertahan.
Akibat kejadian tersebut, ayah serta anaknya menderita luka pada kepalanya dan meninggal dunia di TKP.
Kemudian mengenai tes DNA yang sebelumnya sempat dilakukan oleh kepolisian, dia mengakui hingga saat ini masih belum ada informasi lebih lanjut.
Hal itu karena hingga saat ini, jasad sang suami belum ketemu, usai kapal itu tenggelam beberapa waktu lalu di Selat Bali.
Korban Kapal Tenggelam Ikuti Ritual Mulang Pakelem Selat Bali, Wiardani Harap Jenazah Suaminya Ditemukan
IYM Incar Sepeda Motor Kunci Nyantol, Ditangkap Tim Polres Jembrana Dalam Waktu 24 Jam
Pakelem Selat Bali Gunakan Kebo Yus Merana, Harap Keselamatan Pelayaran dan Syukur Atas Hasil Laut
Prosesi pakelem ini nantinya dipuput oleh tiga Sulinggih di Jembrana dengan sarana upakara hewan kerbau, kambing, dan ayam
Selain itu, sejumlah sekolah terutama SDN di Jembrana justru hanya menerima siswa kurang dari 5 orang. Hal ini disebutkan karena berbagai faktor
Hal ini untuk mempercepat proses perbaikan sekolah tersebut, sehingga siswa bisa belajar dengan aman dan nyaman.
3 Sulinggih Muput Ritual Mulang Pakelem di Selat Bali, Gunakan Hewan Kerbau, Kambing serta Ayam
6 sekolah yang menerima siswa kurang dari 5 orang. Sementara satu SDN justru tak menerima siswa.
seluruh masyarakat untuk segera melaporkan jika menemukan indikasi terkait adanya beras premium oplosan.
Ada tiga ekor ternak warga yang mati. Yakni satu ekor sapi indukan, satu ekor sapi anakan, dan satu ekor kerbau.
Di lokasi tersebut, ternak sapi yang sakit dengan menunjukkan gejala nafsu makan menurun dan luka pada lubang hidung.
Sebab, sejumlah ternak warga awalnya diketahui sakit hingga kemudian mati dengan beberapa gejala yang mengindikasikan atau dicurigai (suspek)