Penataan Pura Agung Besakih Diharapkan Dapat Meningkatkan Kunjungan Wisatawan
Dengan adanya penataan itu, secara otomatis pasti akan menambah minat dari kunjungan-kunjungan wisatawan
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Meika Pestaria Tumanggor
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Penataan kawasan suci Pura Agung Besakih yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali diharapkan meningkatkan keberadaan pariwisata, baik dari kuantitas maupun kualitas.
"Dengan adanya penataan itu, secara otomatis pasti akan menambah minat dari kunjungan-kunjungan wisatawan," kata Manager Manajemen Operasional Pengelolaan Kawasan Pura Agung Besakih, Wayan Ngawit.
Hal itu Ngawit jelaskan saat dihubungi Tribun Bali melalui sambungan telepon, Jum'at (8/11/2019).
Dikatakan olehnya, Pura Agung Besakih yang sangat disucikan oleh masyarakat menjadi daya tarik tersendiri oleh wisatawan.
• Anak-Anak Peserta Khitanan Naik Kuda, Peringatan Maulid Nabi di Kampung Muslim Kepaon
• Pentingnya Pendidikan Pancasila, BPIP: Pendidikan Pancasila Harus Diberikan dari PAUD dan TK
Terlebih nantinya setelah dilakukan penataan yang mulai dari parkir, margi agung, adanya zona ekonomi yang terpusat.
Dengan adanya berbagai fasilitas itu dapat menambah keamanan dan kenyamanan wisatawan untuk melihat keagungan Pura Agung Besakih bisa meningkat dibandingkan saat ini.
"Itu sih pasti ada efeknya nanti," kata dia.
Ngawit menjelaskan, Gubernur Bali Wayan Koster berkeingnan agar Pura Agung Besakih yang terdiri atas 25 kompleks pura ada kesamaan pandangan baik dari segi bahan bangunan, arsitektur dan sebagainya.
"Artinya biar ada satu visi bahwa Pura Agung Besakih ada satu unity, satu kesatuan," kata dia.
Meskipun saat ini, keberadaan Pura Agung Besakih terdiri atas berbagai pengomong dari seluruh kabupaten dan kota di Bali.
• Satpol PP Badung Sebut Pengawasan Penduduk Pendatang di Kelurahan Terbentur Dana
• Warga di 4 Kelurahan Kecamatan Buleleng Bersih-Bersih Kali Mumbul, Diupah Rp 80 Ribu per Hari
Selama ini, kata dia, tidak ada keluhan mengenai keagungan Pura Agung Besakih di mata wisatawan.
Namun keluhan lebih mengarah dari segi pelayanan yang diberikan oleh badan pengelola, terlebih masih terdapat oknum yang minta uang kepada wisatawan, padahal mereka sudah membeli tiket masuk.
"Itu yang sering dikeluhkan wisatawan. Terhadap keagungan Pura Agung Besakih tidak ada keluhan," tuturnya.
Didominasi Tiga Negara
Ngawit menjelaskan, wisatawan asing yang sudah berkunjung ke Pura Agung Besakih dari 1 Januari hingga 6 November 2019 sudah terdapat sebanyak 179.089 orang.
Dari jumlah tersebut, jika dirata-ratakan maka per harinya Pura Agung Besakih kedatangan wisatawan asing sebanyak 572 orang.
• Kunjungi Banjar Juwet, Kodim 1611/Badung Berikan Penyuluhan Tentang Radikalisme
• Bangli Kekurangan Kasek dan Pengawas Sekolah, Bisa Bertambah Karena Ada yang Pensiun
Dalam jangka waktu yang sama, wisatawan domestik yang mengunjungi Pura Agung Besakih mencapai 27.080 orang dan jika diratakan ada sebanyak 87 orang per harinya.
Dikatakan olehnya, ramainya kunjungan wisatawan atau high session ke Pura Agung Besakih biasanya terjadi pada bulan Agustus.
Di bulan itu saja, wisatawan yang berkunjung biasanya mencapai 1.500 hingga 1.600 orang.
Sementara bulan-bulan yang sepi dari kunjungan wisatawan biasanya terjadi pada awal tahun, dari Januari hingga Maret.
Kunjungan wisatawan mancanegara ke Pura Agung Besakih didominasi dari tiga negara, seperti Perancis, China dan Jerman.
"Itu biasanya yang mendominasi datang ke Pura Agung Besakih," celetuknya.
Ngawit memperkirakan, wisatawan berminat berkunjung ke Pura Agung Besakih karena sebagai tempat ibadah umat Hindu yang terbesar di Bali.
Terlebih Pura Agung Besakih memiliki latar belakang berupa Gunung Agung yang juga sebagai gunung tertinggi di Pulau Dewata.
• Pembangunan Perumahan di Banjar Poh Manis Denpasar, Pengembang Ancam Laporkan Perbekel
• Saling Lirik Berujung Pengeroyokan, Sekujur Tubuh Krisna Terluka dan Sempat Tak Sadarkan Diri
"Mereka mungkin sudah sering melihat di dunia maya seperti itu. Seperti ini keindahan Gunung Agung dan puranya, makanya mereka tertarik untuk melihat langsung wujud keagung dari Pura Agung Besakih. Itu sih pada intinya," papar Ngawit.
Dikarenakan keberadaan Pura Agung Besakih yang menarik, wisatawan juga secara langsung ingin mengetahui sejarah berdirinya dari pura tersebut.
Jadinya, wisatawan yang datang berkunjung ke Pura Agung Besakih yang ingin mengetahui seluk-beluk tentangnya maka bisa mendapat penjelasan dari guide.
Sejauh ini, pihak pengelola Pura Agung Besakih sudah memiliki sekitar 600 orang guide yang merupakan penduduk lokal setempat.
Untuk pemandu lokal ini, bekerjanya setiap tiga hari sekali secara bergiliran.
Disamping itu, mereka juga memiliki petugas ojek sebanyak 150 orang serta petugas pemakai kain sekitar 200 orang.
Ngawit mengatakan, jika dalam musim sepi para petugas ini tidak masuk dalam struktur organisasi manajemen pengelolaan Pura Agung Besakih.
Pihak manajemen juga tidak menggaji atau memberi upah kepada yang bersangkutan.
• Buntut Rencana Pembangunan TPS, Krama Sobangan Pasang Spanduk Penolakan di Sejumlah Titik
• Pembangunan Perumahan di Banjar Poh Manis Denpasar, Pengembang Ancam Laporkan Perbekel
Mereka mendapatkan upah dari bagi hasil setiap tiket masuk wisatawan yang sebesar Rp 60.000 bagi wisatawan asing dan Rp 30 untuk wisatawan domestik
Tiket wisatawan asing yang sebesar Rp 60.000 dibagi kepada pemandu lokal sebesar Rp 13.000, ojek Rp 2.000 dan petugas sarung Rp 5000 sehingga yang masuk ke pengelola sebesar Rp 40.000.
Bergitu juga dengan tiket wisatawan domestik yang sebesar Rp 30.000 dibagi kepada pemandu Rp 8.000 ojek Rp 2.000 dan petugas sarung Rp 5000 sehingga yang masuk ke pengelola sebesar Rp 15.000.
Ngawit mengatakan, hal ini sesuai dengan Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomot 51 tahun 2016 tentang Pengelolaan Kawasan Pura Agung Besakih. (*)