Warga Klungkung Tetap Semangat Mepatung meski Ada Isu ASF, Warga: Lebih Aman Dengan Mepatung
Tidak ada keraguan bagi Wirayasa dan rekan-rekannya untuk terap mebat, meski ada isu ASF yang menyebabkan babi di beberapa daerah mati mendadak
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, KLUNGKUNG - Menjelang penampahan Galungan, krama banjar di Bali telah melakukan berbagai persiapan untuk memenuhi kebutuhan daging babi.
Seperti yang dilakukan I Putu Wirayasa (35), warga asal Kelurahan Semarapura Kelod Kangin, Klungkung, Bali.
Meski Bali tenggah diguncang isu virus ASF (African Swine & fever) , tidak menyurutkan dirinya dan rekan-rekannya untuk tetap menjalankan tradisi mepatung jelang penambahan Galungan.
" Justru dengan mepatung ini lebih aman. Kami kan bisa memilih sendiri untuk membeli babi yang sehat, dan dari peternak yang memang sudah kami percaya," ujar Putu Wirayasa.
• Stok Babi di Klungkung Capai 21156 Ekor, Stok dan Harga Babi di Klungkung Stabil
• Bantu Peternak Jelang Hari Raya, Wakil Ketua I DPRD Badung Bagikan 3 Ton Daging Babi di Penarungan
• Penemuan Torpedo di Pantai NTT, Sempat Dibawa Pulang & Dipahat Warga Karena Dikira Harta Karun Emas
Kegiatan mepatung ini rutin ia lakukan tiap enam bulan, menjelang penambahan Galungan.
Tidak ada keraguan bagi Wirayasa dan rekan-rekannya untuk terap mebat, meski ada isu ASF yang menyebabkan babi di beberapa daerah mati mendadak. Kegiatan ini menurutnya sudah menjadi tradisi, menjelang Galungan.
" Jika kita membeli babi yang sudah dipotong di pasaran tentu ada rasa takut, karena tidak tau asal-usul babinya. Tapi kalau mepatung ini, kan kita yang menentukan dan ambil langsung babi dari peternaknya. Jadi menurut saya lebih aman mepatung," jelasnya
Biasanya babi dipilih dan disembelih sehari sebelum hari Penampahan Galungan.
• Pemberian 4,5 Kg Daging Babi ke ASN dan Makan Babi Guling Bersama di Kantor Bupati Tabanan
• Wagub Bali ke Bupati Banyuwangi: Membangun Pariwisata, Membangun Peradaban
• Aston Denpasar dan Archipelago International Partisipasi dalam Balis Biggest Beach Clean Up 2020
Saat mepatung, ia dan rekan-rekannya membentuk kelompok dan iuran sebesar Rp 250.000 per orang untuk satu tanding (porsi) daging yang nantinya akan digunakan untuk mebat.
"Kalau dengan sistem iuran, tentu bisa harganya bisa jatuh lebih murah. Kalau kita beli mandiri di pasar, tentu akan ada lonjakan harga, bahkan bisa berkali-kali lipat," jelasnya.
Selain harganya lebih murah, budaya mepatung juga dapat mempererat rasa kebersamaan dan persaudaaraan antara krama banjar.
"Paling terpenting dari mepatung itu, yakni rasa kebersamaan kita sesama krama banjar. Kalau mepatung, mulai dari menangkap babi dari kandangnya, menyembelihnya, hingga membagikan dagingnya kita berama-sama, dan saling gotong roGyong. Jadi nilai kebersamaannya tinggi," jelasnya.
Menjelang Galungan, Dinas Pertanian Klungkung melakukan pengecekan terhadap peternakan dan tempat pemotongan hewan di Klungkung.
Meskipun tengah diguncang isu ASF, stok dan harga daging babi di Klungkung relatif masih stabil.
Kadis Pertanian Klungkung Ida Bagus Juanida menjelaskan, pengecekan sudah dilakukan sejak seminggu yang lalu.