Corona di Bali

Kuliner di Desa Sangeh Diimbau untuk Layani Pelanggan Khusus Take Away  

Dalam mengurangi kerumunan warga wilayah Desa Sangeh, sejumlah tempat makan atau kuliner di desa setempat diimbau untuk melayani pelanggan take away.

Istimewa
Salah satu pedagang makanan di wilayah desa Adat Sange 

TRIBUN-BALI.COM, BADUNG – Dalam mengurangi kerumunan warga wilayah Desa Sangeh, sejumlah tempat makan atau kuliner di desa setempat diimbau untuk melayani pelanggan take away.

Meski ada orang yang ingin berbelanja untuk makan secara langsung diharapkan menerima 10 orang pelanggan saja.

Imbauan itupun dikeluarkan oleh Satgas Covid-19 Desa Adat Sangeh untuk memutus rantai penyebaran virus corona di wilayah tersebut.

Adanya kebijakan tersebut berlaku untuk seluruh warung terutama kuliner di Desa Sangeh.

Bendesa Adat Sangeh, Ida Bagus Sunarta tak menampik hal tersebut.

Ini yang Perlu Diperhatikan agar Cepat Mendaftar Kartu Pra Kerja

Tertangkap Bawa Kokain Saat Masuk Bali, Perempuan Asal Rusia Ini Dituntut Tiga Tahun Penjara

Harga Bawang Merah Merangkak Naik, Harga Komoditas di Klungkung Fluktuatif Saat Masa Covid-19

Pihaknya mengatakan semua imbauan tersebut guna mencegah kerumunan masa cukup banyak di sejumlah tempat makan di Desa Adat Sangeh.

“Imbauan ini dikeluarkan agar warung-warung makan di Desa Adat Sangeh utamanya dengan dengan objek wisata Sangeh tidak menimbulkan kerumunan dengan makan di tempat atau pembatasan hanya 10 orang saja,” ujarnya saat dihubungi, Kamis (16/4/2020).

Lanjut dijelaskan, di Sangeh cukup terkenal dengan wisata kulinernya, jadi ada warung-warung makan bisa menampung tamu hingga 100 orang lebih.

Produksi Sendiri, Inez Cosmetics Sumbangkan 1.000 Hand Sanitizer ke BPBD Provinsi Bali

Mantan Pekerja Migran dan Kekasihnya Ditangkap karena Kedapatan Membawa Narkoba

Trio Pengedar Narkotik Dilimpahkan ke Kejari Denpasar, Terancam Hukuman 20 Tahun Penjara

Melihat kondisi itu dan untuk pencegahan penyebaran virus corona, pihaknya di desa adat agak memperketat penerimaan pelanggan yang makan di tempat sehingga aturan pemerintah jalan dan ekonomi masyarakat tetap berputar.

“Melarang tidak, namun hanya dibatasi, agar nantinya tetap bisa melakukan jaga jarak termasuk tidak melakukan kerumunan,” bebernya

Sunarta yang juga anggota DPRD Badung itu menjelaskan orang yang datang untuk makan di warung-warung makan di Sangeh ini tidak saja ada dari warga Sangeh sendiri, melainkan ada juga dari daerah lain sperti Denpasar, Tabanan bahkan dari Buleleng.

Untuk itulah dirinya memandang perlu pembatasan masyarakat yang masuk ke Desa Adat Sangeh.

Bagikan 600 Paket Sembako di Kuta Utara, Srikandi DPRD Badung Harap Bisa putus Penyebaran Covid-19

Lapas Perempuan Denpasar Sumbang 100 Masker Kain dan Kuliner Buatan WBP ke Panti Asuhan

Penuhi Kebutuhan Pangan Warga Disaat Pandemi Covid-19, Desa Adat Sukawati Bagikan Sembako

“Kita tidak tahu itu virus corona siapa yang membawa, jalur keluar masuk orang di Desa Adat Sangeh dengan makan di warung ini cukup tinggi juga."

"Sehingga kami perlu waspada, tapi tidak mematikan perekonomian masyarakat juga,” jelasnya sembari mengatakan imbauan ini baru kita laksanakan kemarin.

Dengan dilaksanakannya imbauan tersebut, selaku tokoh di masyarakat, pihaknya berharap masyarakat maupun pedagang tidak bengkung, sehingga program pemutusan covid-19 dari satgas desa adat berjalan dengan baik.

“Kami memohon permaklumannya kepada masyarakat dan pedagang untuk kebaikan kita bersama dalam memutus mata rantai virus corona di Badung,” pungkas Ida Bagus Sunarta. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved