Corona di Bali
Ini yang Dilakukan Satgas Gotong Royong Desa Adat Dalung, Dalam Memutus Penyebaran Covid-19
Dalam mempercepat penanggulangan Covid-19 di Kabupaten Badung, semua desa adat membentuk posko penanggulangan Covid-19.
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
"Masyarakat tidak ada masalah. Mereka menuruti protapnya. Ini juga untuk kepentingan bersama," paparnya
Kendati demikian pihaknya juga mengakui sempat melakukan kegiatan rapid test. Rapid test yang dilaksanakan bekerja sama dengan Dinkes Badung untuk me-rapid test warga yang mengikuti isolasi mandiri.
• Kaling di Jembrana Minta Seperti Kadus, Dipilih Sekali Pensiun Usia 60 Tahun
• Usul Tambahan Anggaran Rp 10 Triliun, Mentan Targetkan Produksi Padi Capai 63,50 Juta Ton di 2021
• PHRI Sebut Pembukaan Pariwisata Bakal Meningkatkan Okupansi Hotel Lagi
"Sempat kami juga lakukan rapid test beberapa warga yang melaksanakan isolasi mandiri," katanya.
Pihaknya mengakui protap penanganan Covid-19 kususnya pendatang kini mengalami perubahan.
Jika dulu di karantina 14 hari, namun kini diwajibkan untuk membawa hasil rapid test.
Tak hanya itu, meski sudah membawa surat keterangan rapid, namun pendatang wajib karantina 10 hari.
"Kalau dia membawa surat rapid saja, mereka harus isolasi dulu 10 hari setelah itu kita sarankan rapid lagi dengan biasa sendiri. Berbeda dengan saat pendatang membawa hasil swab dengan hasil negatif. Kita akan berikan ia surat bebas berinteraksi," katanya.
Selama arus balik ini, pihaknya bekerja sama dengan babin setempat dan pecalang juga kerap melaksanakan sidak arus balik pada malam hari.
• Rapat Daring PSSI Bahas Liga 3, Asprov Bali Support Keputusan Pusat
• Kemenperin Fokus Dorong Sektor Industri, Genjot Kinerja Industri Furnitur dan Elektronik
Warga yang disasar yakni warga yang memang diam di wilayah Dalung.
"Jadi kita sudah buat pengumuman dan stiker agar warga yang datang ke Dalung wajib menunjukkan Suket negatif swab atau rapid," jelasnya.
Disinggung mengenai kendala yang dihadapi satgas Gotong Royong di desa, Widana mengaku kendalanya hanya masalah anggaran.
Pihaknya mengaku menugaskan pecalang yang ditugaskan dengan sistem ngayah.
"Kalau berkepanjangan ini memang anggaran menjadi kendala kita. Jadi pecalangnya hanya ngayah total, namun kami beri hanya sekedar konsumsi. Termasuk untuk anggota satgas di Dalung," pungkasnya. (*)