Mata-mata China Tertangkap di AS Setelah Dijebak, Ini Ancaman Hukumannya

Ia lahir di Hong Kong dan bekerja untuk CIA selama tujuh tahun, dari tahun 1982 hingga tahun 1989.

Editor: Wema Satya Dinata
Istimewa/Reuters
ILUSTRASI. Bendera Amerika Serikat dan China 

TRIBUN-BALI.COM - Seorang mantan anggota Badan Pusat Intelijen Amerika Serikat (AS), CIA Alexander Yuk Ching Ma ditangkap dengan tuduhan sebagai mata-mata China.

Senin (17/8/2020), Departemen Kehakiman AS membawanya ke pengadilan.

Alexander Yuk Ching Ma adalah warga negara AS yang dinaturalisasi.

Ia lahir di Hong Kong dan bekerja untuk CIA selama tujuh tahun, dari tahun 1982 hingga tahun 1989.

Pemkab Buleleng Anggarkan Rp 4 Miliar Lagi untuk Program JKN PBI di APBD Perubahan 2020

Reservoir Monang-maning Telan Anggaran Rp 3,7 Miliar, Kapasitas 1.000 Meter Kubik

Launching Program Tabanan Aman dan Produktif Ditunda, Masih Tunggu Kebijakan Pimpinan

Pria berusia 67 tahun ini ditangkap pada Jumat (14/8/2020) minggu lalu, saat anggota CIA menyamar sebagai intelijen China dan mengaku ingin bertemu dengan Ma.

Jaksa penuntut menuduhnya sebagainya pengkhianat negara karena membocorkan informasi-informasi rahasia AS kepada lima agen intelijen China di sebuah hotel di Hong Kong pada Maret 2001 silam.

Informasi yang ia berikan antara lain informan dan aset CIA, operasi internasional, serta jalur komunikasi CIA.

Atas hal tersebut, Ma pun menerima uang puluhan ribu dolar sebagai imbalan dari intelijen China.

"Pengkhianatan ini tidak pernah sepadan," kata Asisten Jaksa Agung untuk Keamanan Nasional John Demers, saat mengumumkan penangkapan tersebut.

 Ma pun terancam hukuman seumur hidup di penjara.

Jaksa penuntut mengatakan bahwa Ma dibantu oleh kakaknya yang dahulu juga pernah bekerja untuk CIA.

 Kakaknya yang tidak disebutkan namanya ini, bebas dari tuduhan karena telah berusia 85 tahun dan menderita penyakit kognitif lanjut.

Dalam rekaman video pertemuan di Hong Kong tersebut, Ma kedapatan menerima uang senilai US$ 50.000 untuk informasi yang ia berikan berikan.

Pada saat itu, FBI mengatakan Ma menjadi aset berharga milik Kementerian Keamanan Cina.

Sri Artini Diputus Bebas, Pihak Wirantara Sebut Ada Keanehan

BREAKING NEWS - Tiga Hakim & Dua Pegawai Terkonfirmasi Covid-19, PN Denpasar Lockdown Dua Minggu

Luncurkan SAHIH di Momentum Hari Kemerdekaan, DPW LDII Bali Inginkan Indonesia Merdeka dari Hoaks

Di tahun 2014 Ma dikontrak FBI Honolulu, Hawaii, sebagai ahli bahasa.

Halaman
12
Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved