Dua Lokasi di Buleleng Bermasalah, Pembangunan Bandara Bali Utara Bisa Saja Dipindah
Padahal, Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi, menargetkan bandara Bali utara bisa selesai pada tahun 2023.
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Eviera Paramita Sandi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Rencana pembangunan bandar udara (bandara) Bali utara di Kabupaten Buleleng, Bali masih terus berproses dan diharapkan segera terealisasi.
Pembangunan bandara kedua di Pulau Dewata ini masih menunggu penetapan lokasi.
Hingga saat ini penetapan lokasi masih menjadi kendala utama. Dari dua lahan yang dipilih untuk menjadi lokasi pembangunan, sama-sama bermasalah.
Mulai dari masih dikontrakkan kepada pihak ketiga, hingga berstatus konflik agraria.
Baca juga: BLT BPJS Ketenagakerjaan Gelombang 2 Akan Segera Cair, Ini Cara Cek Daftar Nama Penerima
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali merencanakan pembangunan bandara Bali utara bisa dilakukan di Desa/Kecamatan Kubutambahan.
Namun rencana pembangunan di lokasi tersebut terganjal status tanah adat yang sudah dikontrakkan kepada pihak ketiga hingga menuai kontroversi dari masyarakat.
Pemprov Bali kemudian merencanakan pembangunan bisa dilakukan di Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak.
Namun lokasi alternatif ini juga mendapatkan penolakan dari masyarakat setempat.
Padahal, Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi, menargetkan bandara Bali utara bisa selesai pada tahun 2023.
Meski di tengah pandemi, rencana pembangunan bandara dipastikan terus berjalan.
"Kita akan membuat bandara baru di Bali utara, target selesai 2023. Sekarang kami melakukan seleksi arsitek, mencari tanah, ini berjalan terus,” kata Budi Karya saat wawancara eksklusif dengan Tribun Network di Jakarta, Rabu (14/10/2020).
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali, I Gde Wayan Samsi Gunarta, mengatakan pihaknya masih menunggu kesiapan pemerintah pusat dan masyarakat guna melakukan penetapan lokasi.
Hanya saja lokasi tidak akan bisa ditetapkan apabila masyarakat di lokasi yang bersangkutan tidak siap.
Karena itu, Samsi mengaku sedang melihat beberapa peluang agar bisa mempercepat pembangunan proyek bandara Bali utara.
Penetapan lokasinya pun bakal dipindah apabila sulit dilakukan di tempat yang direncanakan saat ini (Desa Kubutambahan maupun Desa Sumberklampok).