Sponsored Content
Di Tengah Pandemi, Kakao Jembrana Tembus Pasar Belanda
Di masa pandemi covid -19, Kakao Jembrana justru menorehkan prestasi dengan menambah deretan negara tujuan ekspor.
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Di masa pandemi covid -19, Kakao Jembrana justru menorehkan prestasi dengan menambah deretan negara tujuan ekspor.
Pada Senin (19/10/2020), Kakao Jembrana diekspor perdana ke Belanda. Sebanyak 1 kontainer 20 feet atau sekitar 12 ton ke negeri kincir angin tersebut.
Dari ekspor perdana ini sendiri, maka Pemkab Jembrana mencatat nilai devisa sebesar Rp 660.000.000 juta, dikirim melalui pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Baca juga: Suka Tantra Sejak Kecil, Ketut Arsana Pilih Jadi Guru Yoga hingga Obati Artis Internasional
Baca juga: Sebelum Vaksin Covid-19, Warga Diimbau Terapkan 3 M
Baca juga: Mayat Tanpa Busana Tergeletak di Hutan, Permukaan Kulit telah Menghitam
Pelepasan ekspor dilakukan secara ceremonial virtual oleh Wakil Gubernur Bali Tjokorda Artha Ardana Sukawati alias Cok Ace di Denpasar Bali.
Pada kesempatan itu juga turut hadir, Kakanwil DJBC Bali NTB dan NTT Hendar Prasmono, Kepala Bea Cukai Denpasar Fikri Cassidy, Wakil Dubes Indonesia di Belanda serta Kepala Dinas Pertanian Pangan Jembrana I Wayan Sutama.
Wagub Bali, Cok Ace mengatakan, bahwa Pemerintah Provinsi mengapresiasi dengan hasil perkebunan Jembrana yang bisa ekspor di tengah pariwisata yang sedang lesu saat ini.
Melihat hal ini, maka Bali diingatkan akan situasi krisis 98 lalu.
Di mana ketika sektor pariwisata lesu maka sektor pertanian tetap eksis.
Baca juga: Diduga Terlibat Peredaran Sabu dan Ekstasi, Sariani Terancam 20 Tahun Penjara
Baca juga: Wanita 21 Tahun Digerayangi saat Tengah Jemur Pakaian, Beruntung Jeritan Korban Didengar Warga
Baca juga: 13 Warga Terjaring Operasi Yustisi Pencegahan Covid-19 di Wilayah Kintamani Bangli
Dengan demikian, Pemerintah Bali tentu tidak akan lalai terhadap hal tersebut.
Sektor pertanian dan perkebunan memang penyandang setelah pariwisata menjadi sektor utama di Pulau Seribu Pura ini.
Itu sektor pertanian harus dibangun dengan baik untuk meningkatkan ketahanan pangan dengan produk-produknya.
“Kami pemerintah provinsi sangat mengapresiasi peningkatan mutu produk pertanian karena kakao tidak hanya dalam produk basah dan non fermentasi saja. Kami berharap pertanian terus ditingkatkan,” ucapnya Senin (19/10/2020).
Baca juga: Prediksi dan Jadwal Pertandingan Grup E Liga Champions, Beban Berat Chelsea
Baca juga: Pembangunan Patung Raja Klungkung Ida Dewa Agung Jambe Masih Terkendala Status Lahan
Baca juga: Teco dan Keluarga Hati-Hati Memilih Lokasi Destinasi Wisata di Bali
Ketua KSS (Kerta Semaya Samaniya), Ketut Wiadnyana mengatakan, pihaknya tentu bersyukur atas dukungan pemerintah, dari segala proses yang dilakukan di KSS dan juga selalu memberikan pemahaman ekspor dan support dalam PTIKM, pembuataan PBB PIBD Semetaru, sehingga proses bisa berjalan dengan lancar. Kemudian, karantina bali yang juga intens memberi dukungan.
“Mudah-mudahan ekspor perdana organik fermentasi jadi hari yang baik dimana akan susul di susu ke prancis dan jepang. Meskipun ada tiga buyer batal. Akan tetapi berkat kerja keras kami luar biasa sekali hasil saat ini. Dan Tentu kami belum sempurna. Kemudian kami apreaisi subak abian dengan basis kakao sehingga terus berinovasi dan mampu menciptakan pasar spesifik dan dapat berlanjut untuk ekspor berikutnya,” paparnya.
Baca juga: Beri Kenyamanan pada Pelanggan, BMW Astra Meluncurkan Standar Layanan Terbaru
Baca juga: Nyaris Dihakimi Masa, Beruntung Pelaku Pencurian Langsung Diamankan Pihak Kepolisian
Baca juga: Hina Jenderal Moeldoko, Basmi Ditahan Bareskrim Polri
Sementara itu Kepala Dinas pertanian dan pangan Jembrana I Wayan Sutama mengaku, eksport biji kakao fermentasi organik ke Belanda tentu tidak lepas dari kinerja KSS bersama jajaran terkait.