Ngaben Bikul di Badung
Pengabenan Bikul di Badung Pilih Jenis Jantan dan Betina dengan Warna Merah dan Putih
Pengabenan bikul atau tikus di Kabupaten Badung dilakukan secara simbolis yakni dipilih jenis jantan dan betina untuk diaben.
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Pengabenan bikul atau tikus di Kabupaten Badung dilakukan secara simbolis yakni dipilih jenis jantan dan betina untuk diaben.
Bikul yang diaben pun berwarna merah dan putih.
Ketua Majelis Madya Subak Kabupaten Badung, Made Suka mengatakan secara umum tikus yang digunakan simbolik pada ngaben bikul ini. Hanya saja harus ada bikul lanang wadon (laki-perempuan).
Pada Ngaben Bikul ini juga diharuskan menggunakan simbolik tikus berwarna putih, merah dan hitam.
Maknanya yakni menurut sastra Bali, tikus diibaratkan sebagai wong tanpa wangsa, sehingga dikembalikan ke alam melalui laut.
Baca juga: AS Izinkan Pesawat Boeing 737 MAX Terbang Lagi, Keluarga Korban Kecelakaan Lion Air Kecewa
Baca juga: Jembrana Menjadi Zona Kuning Covid-19, 4 Pasien Sembuh Dipulangkan
Baca juga: 6 Fakta Sidang Putusan Jerinx, JRX SID Peluk Sejenak Nora Alexandra hingga Hukuman 14 Bulan Penjara
"Jadi bikul pada umumnya kan hitam kecoklatan namun yang kita aben sekarang berwarna putih dan merah," ujarnya di sela-sela pengabenan di Pantai Seseh, Desa Munggu, Mengwi, pada Kamis (19/11/2020)
Dirinya mengatakan bikul merah berjenis kelamin jantan dan bikul putih berjenis kelamin betina. Sehingga dua bikul itu disimbulkan sebagai wong tanpa wangsa dan melambangkan rwa bhineda.
"Harapan kita dari awal mamang harus mendapatkan bikul warna merah dan putih. Syukur saat pengerompyokan krama subak mendapatkan bikul warna merah dan putih. Untungnya lagi alat kelaminnya laki dan perempuan," jelasnya.
Baca juga: Upacara Ngaben Bikul di Badung Diperkirakan Habiskan Anggaran Rp 250 Juta Lebih
Baca juga: PSSI Ingin Timnas U-19 Indonesia Mendaoat Lawan Hebat saat Menggelar TC di Luar Negeri
Baca juga: Gerakan Bali Kembali Akan Gelar Tes Swab Gratis untuk 100 Orang per Hari
Ia mengatakan jumlah tikus yang diaben hari ini sekitar 250 ekor.
Pada prosesi ngaben ini dipuput oleh Ida Pedanda Gede Putra Kekeran Pemaron dari Griya Agung Mandhara Munggu.
Dijelaskan, sebelum pelaksanaan upacara pengabenan sehari sebelumya atau pada Rabu (18/11/30202) dilaksanakan prosesi ngeringkes.
Upacara ngaben katanya dimulai pukul 09.00 Wita diawali dengan mebumi sudha, ngaskara, pengabenan, nganyut dan sembahyang bersama.
Baca juga: Pernyataan Anji Seusai Sidang JRX, Sebut Setiap Orang Bisa Terjerat
Baca juga: Kerabat Nora dan Jrx Menangis Seusai Mendengar Putusan Majelis Hakim
Baca juga: BREAKING NEWS - Usir Hama Tikus, Upacara Ngaben Bikul di Badung Bakar 250 Ekor Lebih
"Setelah itu barulah tirta dibagikan kepada krama untuk dipercikkan ke masing-masing subak abian di Badung," ujarnya.
Suka menjelaskan, ngaben bikul yang dilaksanakan di Sasih Kenem ini menurutnya sangat istimewa.
Selain digelar di tengah pandemi Covid-19, upacara ini juga baru pertama kalinya digelar di Badung untuk subak yeh dan subak abian.
"Terakhir sempat dilaksanakan di tahun 2009 namun, hanya dilakukan oleh subak yeh. Ini baru pertama kali dilaksanakan secara gabungan," terangnya berharap agar upacara semacam ini rutin bisa dilaksanakan.
Baca juga: Hakim PN Gianyar Sempat Kembalikan Berkas Tipiring Arak
Baca juga: Dukung Jerinx, Anji Datangi PN Denpasar & Sebut Keinginannya Bagi-bagi Pangan di Twice Bar
Kegiatan yang bertujuan mengusir hama dan penolak bala ini lanjut Suka, dilaksanakan oleh krama subak.
Namun, karena situasi Covid-19 subak diminta untuk membagi diri yang diwakili oleh masing-masing pasedahan. Satu subak, hanya diwakilkan oleh dua orang.
"Kegiatan ini kami laksanakan berdasarkan paruman subak. Sebab, 107 hektare dari total luas lahan pertanian di Badung sekitar 9.593 hektar diserang hama," jelasnya kembali.
Jumlah subak yang mengikuti upacara tersebut yakni, subak yeh 124 subak dan subak abian 99 subak. Kegiatan tersebut pun dibiayai sepenuhnya dari APBD Badung 2020 dengan anggaran sekitar Rp 250 juta lebih. (*)