Hari Pertama Dibuka Lagi, Kunjungan GWK Cultural Park Capai 700 Orang
Setelah tutup sejak Maret 2020, ikon pariwisata Bali GWK Cultural Park akhirnya dibuka kembali untuk wisatawan umum mulai hari ini (4/12/2020).
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin
TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Setelah tutup sejak Maret 2020, ikon pariwisata Bali GWK Cultural Park akhirnya dibuka kembali untuk wisatawan umum mulai hari ini (4/12/2020).
Hal ini merupakan keputusan yang diambil oleh manajemen GWK Cultural Park setelah melihat perkembangan penanganan Covid-19 khususnya di Bali.
Keputusan ini juga telah dikordinasikan dengan secara efektif dengan pihak-pihak terkait dari pemerintahan, Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Bali dan para pemangku kepentingan lainnya.
Baca juga: Bedah Desa di Pejukutan, Infrastruktur Menuju Destinasi Wisata Perlu Segera Ditangani
Baca juga: Tanpa Obat-obatan, Atasi Masalah Insomnia dengan 7 Cara Sederhana Ini
Baca juga: Polres Klungkung Bubarkan Tajen di Getakan dan Tetapkan Penyelenggara sebagai Tersangka
Untuk menciptakan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan yang berkunjung GWK Cultural Park menerapkan protokol kesehatan (CHSE) dalam masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).
Pelaksanaan protokol kesehatan ini akan mengacu pada sertifikasi Tata Kelola DTW di masa Pandemi Covd-19 yang telah diterima GWK Cultural Park pada Juli 2020 yang lalu.
Baca juga: Jadwal Lengkap Liga Jerman Pekan Ini, Adu Kuat Bayern Munich vs Leipzig
Baca juga: Tim Gabungan Tangkap Monyet Liar Sekitar Kota Karangasem, Kini Dibawa ke Penangkaran
Baca juga: Beraksi di 11 TKP, Komplotan Pencuri Tabung Gas Berakhir di Polsek Kuta
"Setiap wisatawan yang berkunjung ke GWK Cultural Park diwajibkan mengenakan masker selama di dalam kawasan. Selain itu dilakukan pula pemindaian suhu tubuh, dengan diberikan stiker penanda bagi wisatawan yang suhu tubuhnya tidak melebihi ambang batas yang ditetapkan," jelas GM Marketing Communications & Event, Andre R Prawiradisastra.
Demikian juga dengan karyawan yang bertugas, diwajibkan melalui screening rapid test dan pengecekan suhu tubuh secara rutin setiap hari.
Disediakan 20 titik hand sanitizer, wastafel cuci tangan, pengaturan jarak di loket tiket serta rambu himbauan untuk penerapan 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan) telah disebar di kawasan GWK Cultural Park.
Baca juga: Pangdam IX/Udayana Bahas Pemulihan Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat dengan Bank BNI
Baca juga: Kembali Terjerat Peredaran Tembakau Gorilla, Putu Gian Minta Keringanan Pasca Dituntut 8 Tahun
Pada beberapa lokasi yang tertutup diberlakukan pembatasan jumlah pengunjung khususnya Pedestal Patung GWK.
"Kita batasi yang masuk ke dalam pedestal patung GWK hanya 100 orang di saat yang bersamaan, dari kapasitas maksimal 500 orang. Kalau di kawasan karena kawasan kita luas jadi kita tidak lakukan pembatasan tetapi kita ada petugas yang mengawasi protokol kesehatan," imbuh Andre.
Memanfaatkan potensi kunjungan wisatawan domestik meningkat saat periode libur Natal dan libur akhir tahun menjadi alasan manajemen membuka kembali operasionalnya setelah kurang lebih 8 bulan tutup.
"Momen pas libur Natal dan Akhir Tahun, jadi kita ambil momen ini tapi tidak meninggalkan protokol kesehatan yang ketat di GWK. Respon pengunjung sangat luar biasa sejak kami buka pukul 10.00 sampai tadi pukul 16.00 WITA tercatat sudah 700 lebih pengunjung datang ke GWK," ungkapnya.
Menurutnya besok hari Sabtu dan Minggu diprediksi akan jauh lebih banyak dari hari ini, jika dibandingkan dengan sebelum pandemi kunjungan di hari kerja rata-rata per hari mencapai 2 ribu orang.
Sedangkan di weekend, rata-rata kunjungan bisa mencapai 4 ribu hingga 5 ribu orang, karena di sini ada pertunjukan tari kecak yang jadi daya tarik wisatawan berkunjung.
Hal ini merupakan salah satu kebijakan yang diambil oleh GWK Cultural Park untuk mengantisipasi kerumunan dalam satu lokasi.
Dengan sederet persiapan, sosialiasi serta simulasi protokol CHSE yang telah dijalankan, GWK Cultural Park, ikon pariwisata termegah di Bali ini siap untuk menggeliatkan lagi laju industri pariwasata tanah air.
GWK Cultural Park berharap agar semua pihak, para pemangku kepentingan khususnya dalam dunia pariwisata Indonesia memiliki optimisme yang sama bahwa pariwisata Indonesia akan bangkit dan berjaya #kemBali.
Strategi promosi pihak manajemen untuk menarik minat wisatawan dengan memberikan promo tiket masuk.
"Harga normal Rp 125 ribu tapi untuk awal pembukaan kembali kita patok di Rp 85 ribu. Tapi khusus untuk KTP Bali kita beri promo Rp 60 ribu, jika berempat dengan keluarga hanya membayar Rp 200 ribu saja," imbuh Andre.
Ia berharap dengan program promo tiket masuk pengunjung tertarik datang ke GWK, selain itu juga di dalam kawasan banyak promo menarik lainnya.
Seperti promo tiket masuk kedalam pedestal patung GWK dari Rp 150 ribu per orang, kini hanya Rp 50 ribu.
Promo ini berlangsung hanya sampai tanggal 31 Desember 2020 mendatang.
Untuk pengawasan penerapan protokol kesehatan di GWK Cultural Park Bali, manajemen Alam Sutera Tbk selaku pengelola membuat komite Covid-19.
"Kita punya satgas khusus jadi karyawan kita merangkap juga jadi komite itu. Di lapangan yang paling rentan itu dalam penggunaan masker oleh pengunjung, menurunkan maskernya. Satgas kita akan mengingatkan kepada pengunjung untuk tetap menerapkan protokol kesehatan," jelasnya.
Seorang wisatawan lokal dari Denpasar yakni Ana Damayanti mengaku ingin jalan-jalan ke GWK karena sudah jenuh tinggal di rumah.
Namun ia bersama keluarganya tetap menerapkan protokol kesehatan selama berada di kawasan, dan menurutnya penerapan protokol di sini sudah cukup bagus.
"Penerapan protokol kesehatan sangat bagus, tadi kita sebelum masuk dicek suhu tubuhnya, lalu cuci tangan di wastafel, kita juga diwajibkan memakai masker, banyak disediakan titik-titik hand sanitizer. Untuk penerapan protokol kesehatannya sudah baik dan bagus ya," ujar Ana Damayanti.
Sekarang ini ia dan keluarga masih merasa takut untuk bepergian keluar rumah namun jika penerapan protokol kesehatan dari pengelola wisata mengikuti aturan jadi tidak terlalu khawatir.
"Kalau protokol kesehatannya itu sempurna dan mengikuti aturan kita sih oke-oke saja. Tapi tetap saya dan keluarga menghindari kerumunan," tambahnya.(*)