Donald Trump Sebut Angka Kematian Covid-19 AS Dibesar-besarkan Karena Metode yang Konyol

Donald Trump pun menuduh Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) memiliki kebijakan, "Jika ragu, sebut saja Covid."

Editor: DionDBPutra
MANDEL NGAN / AFP Twitter/@realDonaldTrump
Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Dia menyebut angka kematian Covid-19 di negeri itu dibesar-besarkan karena metode penentuan yang konyol. 

TRIBUN-BALI.COM, WASHINGTON DC - Presiden Amerika Serikat menyebut angka kematian Covid-19 di negeri itu dibesar-besarkan karena metode penentuan yang konyol.

Namun, pejabat kesehatan Amerika Serikat ( AS ) pada Minggu (3/1/2021) menolak tudingan Presiden Donald Trump tersebut.

Jumlah kematian akibat Covid-19 di Amerika Serikat lebih dari 350.000 orang.

Donald Trump pun menuduh Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) memiliki kebijakan, "Jika ragu, sebut saja Covid."

Ilmuwan top AS Anthony Fauci menolak tegas tudingan Donald Trump tersebut.

Baca juga: Presiden Donald Trump Diusir Tetangganya di Mar-a-Lago, Palm Beach

Baca juga: Presiden Terpilih AS Joe Biden Sebut Pemerintahan Donald Trump Halang-halangi Proses Transisi

Baca juga: Trump Kembali Pecat Pejabatnya Karena Kesal Tak Bisa Gagalkan Biden, Kali Ini Jaksa Agung Bill Barr

Fauci mengatakan kepada ABC bahwa kematian akibat Covid-19 di AS adalah angka nyata, orang sungguhan, dan kematian sungguhan.

Ahli Bedah Umum Jerome Adams, yang dicalonkan oleh Trump menjadi Kepala Badan Kesehatan Masyarakat AS, mengatakan kepada CNN bahwa dia tidak melihat alasan untuk mempertanyakan angka kematian dari CDC federal.

Kurang lebih 4,2 juta orang di AS telah menerima dosis awal vaksin 2 dosis dari Pfizer-BioNTech atau Moderna, jauh di bawah prediksi resmi sebesar 20 juta pada tahun baru.

Presiden lalu menyalahkan otoritas lokal atas penundaan tersebut, men-tweet bahwa "vaksin dikirim ke negara bagian oleh Pemerintah Federal jauh lebih cepat dari pada yang dapat mereka berikan!"

Lebih dari 13 juta dosis vaksin telah didistribusikan secara nasional, tetapi upaya untuk memvaksinasi petugas kesehatan dan orang-orang yang rentan terhambat oleh masalah logistik dan rumah sakit serta klinik yang kewalahan.

"Ada beberapa gangguan, itu bisa dimengerti," kata Fauci, menambahkan itu adalah tantangan "mencoba untuk memulai program vaksin besar-besaran dan memulai dengan langkah yang benar."

Sebagian dari masalahnya, kata Adams, adalah bahwa "banyak kapasitas lokal untuk dapat memvaksinasi digunakan untuk pengujian dan menanggapi lonjakan."

Fauci mengatakan dia melihat "secercah harapan" dengan adanya 500.000 orang diinokulasi setiap hari, sekarang, jumlah yang jauh lebih baik dari pada saat program dimulai bulan lalu.

"Saya pikir kita bisa sampai di sana, jika kita benar-benar mempercepat, dapatkan beberapa momentum terjadi," ujarnya.

Adams mengatakan dia juga mengharapkan vaksinasi "meningkat pesat di tahun baru."

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved