Berita Jembrana
Jelang Hari Raya Galungan dan Kuningan, Permintaan Daging Babi di Jembrana Bali Menurun
Jelang perayaan hari raya Galungan dan Kuningan April 2021 ini, permintaan daging babi untuk dikonsumsi umat Hindu Bali menurun.
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Noviana Windri
TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Jelang perayaan hari raya Galungan dan Kuningan April 2021 ini, permintaan daging babi untuk dikonsumsi umat Hindu Bali menurun.
Hal ini terjadi di beberapa rumah pemotongan hewan.
Salah satunya, ialah d rumah pemotongan hewan di Desa Banyubiru.
Pemilik RPH (Rumah Pemotongan Hewan), Putu Artawan mengatakan bahwa tempat pemotongan di tempatnya mengalami penurunan.
Dibanding tahun lalu, permintaan pemotongan babi masih mencapai lima ekor, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
• Jelang Galungan, LPD Desa Adat Kedonganan Bagikan Daging Babi ke 5.231 Krama Bali
• Sambut Hari Raya Galungan, Brigaz Bali Korwil Buleleng Bagi-bagi Daging Babi Gratis
• Ketersediaan Babi Potong di Denpasar 2.000 Ekor, Distan Lakukan Pengecekan Daging Babi ke Pasar
Namun, hari ini atau tahun ini hanya ada dua ekor babi saja yang dipotong.
"Untuk gantungan tahun ini agak menurun lah pemotongannya, kalau tahun lalu banyak. Untuk tahun ini Paling cuman 1 atau 2 ekor lah yang kami layani. Karena di masa pandemi ini kurang berminat lah ada yang beli daging babi itu karena massa korona,” ucapnya, Senin 12 April 2021.
Dijelaskannya, bahwa penurunan permintaan daging babi, bisa jadi dikarenakan beberapa faktor.
Faktor pertama, selain karena daya beli masyarakat yang menurun.
Adapun juga dikarenakan faktor mahalnya harga daging babi itu sendiri.
“Saat ini untuk harga daging di pasaran bisa mencapai Rp 90 hingga Rp 100 ribu,” ungkapnya.
Terpisah, untuk mengantisipasi adanya daging babi yang terserang penyakit, maka pihak Keswan Kesmavet Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, melakukan pemeriksaan terhadap daging babi yang dipotong.
Pihak Keswan Kesmavet meneliti untuk memastikan hewan terhindar dari penyakit menular yakni demam babi Afrika dan cacing pita.
Kabid Keswan Kesmavet, I Wayan Widarsa mengatakan, setidaknya pihaknya memeriksa di 41 titik tempat pemotongan babi.
Dari pemeriksaan untuk dua penyakit yang diteliti belum diketemukan.