Berita Bali
Pelaku Wisata Bali Sambut Baik, Pemerintah Pusat Batalkan PPKM Level 3 Saat Nataru
Cok Ace menyambut baik keputusan pemerintah pusat yang membatalkan pelaksanan PPKM Level 3 saat Natal dan Tahun Baru
Penulis: Ragil Armando | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Karena selama ini Wisman yang datang landing di Jakarta dan tidak ada yang ke Bali.
Sehingga meskipun pintu masuk bagi wisman sudah dibuka sejak 14 Oktober 2021, namun menurut Gusde Sidharta hingga saat ini belum ada Wisman yang datang ke Denpasar.
Ia mengatakan dari 19 negara yang dibuka untuk Indonesia, kebanyakan Wisman yang datang landing di Jakarta.
Selain itu setelah landing di Jakarta, mereka juga harus menjalani karantina di sana.
Hal itulah yang menyebabkan belum ada kunjungan ke Denpasar.
"Saat ini, dari 19 negara yang dibuka untuk Indonesia, kebanyakan flight landing di Jakarta dan masih karantina sehingga menyebabkan belum ada kunjungan dari wisman," kata Sidharta.
Selain itu, ia mengakatan kebanyakan Wisman yang beralih ke Thailand.
"Saat ini kebanyakan mereka yang beralih ke Thailand. Karena di Thailand tidak menerapkan karantina," katanya.
Padahal sejak awal hotel yang digunakan sebagai tempat karantina sudah siap.
Sementara itu, terkait dengan adanya pernyataan hotel di Bali yang over booking, ia pun membantahnya.
"Setahu saya di area Denpasar belum ada hotel yang over booked," katanya.
Pemerintah kabupaten Badung sangat menyambut baik pembatalan PPKM Level 3 yang sedianya dilakukan pada libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), 24 Desember 2021 – 2 Januari 2022.
Pasalnya dengan tidak diberlakukannya PPKM diharapkan bisa menggeliatkan pariwisata di Badung.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Badung, I Wayan Adi Arnawa menilai, pembatalan PPKM Level 3 diperkirakan karena mempertimbangkan situasi ekonomi daerah saat ini.
Bahkan katanya kebijakan itu merupakan langkah yang tepat lantaran wisatawan bisa datang dengan persyaratan yang telah ditentukan.
"Kami harap wisatawan tetap menggeliat ke Bali, khususnya Badung. Namun jika wisatawan datang tetap kami lakukan pengawasan. Tapi tetap, meski diberikan kelonggaran, para stakeholder, pelaku pariwisata dan masyarakat tidak boleh terlena. Protokol kesehatan harus tetap dijalankan dengan ketat," ujarnya, Selasa malam.
Meski menggaet kunjungan wisatawan asing masih terasa sulit, apalagi dengan diberlakukannya karantina 10 hari, namun setidaknya untuk wisatawan domestik masih bisa datang ke Badung saat libur Nataru.
Pihaknya optimistis, kunjungan wisatawan domestik menambah geliat perekonomian Badung saat menutup tahun 2021.
"Kebijakan karantina 10 hari itu kan untuk WNA dan WNI yang ada riwayat perjalanan dari luar negeri. Nah, dengan dibatalkan PPKM Level 3, ini artinya masih ada kesempatan bagi daerah wisata dapat kunjungan wisatawan domestik. Daripada sama sekali ditutup, kan berat untuk kita. Lagipula, saya melihat wisdom spend of money-nya juga tinggi," katanya.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Badung, I Gusti Ngurah Jaya Saputra mengatakan, pasca pembatalan PPKM Level 3, pemerintah daerah saat ini tengah menunggu regulasi lebih lanjut.
Kata dia, pemerintah daerah bersifat fleksibel dalam mengikuti kebijakan pusat.
"Nanti kita di pemerintah daerah akan menyesuaikan dengan regulasi terkini," katanya.
Lebih lanjut dirinya akan tetap menunggu regulasi lebih lanjut, meski sudah mendengar berita pembatalan PPKM Level 3 tersebut.
Menurutnya, Pemkab Badung sejauh ini sudah melakukan beberapa persiapan jelang PPKM Level 3 akhir tahun.
"Meski kini dibatalkan, Satgas akan tetap siap dalam situasi kebijakan apa pun yang nantinya harus diterapkan," katanya.
Baca juga: ATURAN Naik Pesawat Saat Libur Nataru Setelah PPKM Level 3 Dibatalkan, Apa Perbedaannya?
Ketua DPD Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali, I Nyoman Nuarta menyambut baik pembatalan penerapan PPKM level 3 di Bali.
"Dari awal kami sudah tidak setuju atau menolak program PPKM level 3 tersebut. Bali yang notabene masyarakatnya sudah tervaksin hampir 95 persen masak harus disamakan dengan daerah luar Bali yang masyarakatnya baru tervaksin masih belum sesuai target Nasional," kata dia, Selasa.
Untuk itu pihaknya memohon kepada pemerintah pusat ketika membuat kebijakan terkait pariwisata Bali agar sesuai dengan wisatawan mancanegara dan domestik.
Menurutnya, jangan terlalu khawatir dengan Bali karena masyarakat di Bali sebagian besar sudah mentaati protokol kesehatan.
"Untuk itu kami mohon ke pemerintah pusat, kalau membuat kebijakan terkait dengan pariwisata Bali itu sudah layak untuk dikunjungi oleh Wisman dan wisdom. Jangan terlalu khawatir dengan Bali karena masyarakatnya sangat patuh menerapkan protokol kesehatan," sambungnya.
Ia pun memohon kepada pemerintah pusay agar mengubah regulasi yang sebelumnya dinilai sangat sulit mendatangkan wisman.
Dan ketika pemerintah pusat membuka penerbangan internasional di Bali pada beberapa waktu lalu harusnya sudah disertakan dengan aturan yang sudah final.
Faktanya sampai hari ini wisman belum bisa berkunjung ke Bali.
"Pemerintah pusat harus peka dengan masyarakat Bali. Jangan dikesankan orang Bali lugu atau polos sehingga mudah dijadikan sandaran untuk membuat kebijakan semaunya pemerintah pusat. Masyarakat Bali secara umum bekerja di sektor pariwisata hampir 2 tahun sudah tidak berpengasilan alias mekente (tidak punya uang). Untuk itu sekali lagi kami mohon agar setelah Natal ini wisman bisa datang ke Bali," katanya. (gil/sup/gus/sar
Kumpulan Artikel Bali