Berita Buleleng
Gedung SDN 2 Sambangan Buleleng Rusak Sejak 2017, Tersangkut Kasus Sengketa, Sulit Diperbaiki
Gedung SDN 2 Sambangan, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Bali, nampak memprihatinkan. Namun sulit dilakukan perbaikan karena merupakan tanah sengketa
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, BULELENG - Gedung SDN 2 Sambangan, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Bali, nampak memprihatinkan.
Hampir seluruh ruang kelasnya bocor. Bahkan beberapa plafon yang ada di selasar nampak jebol. Kerusakan ini terjadi sejak 2017 lalu.
Sekolah dengan jumlah murid 160 orang itu sulit diperbaiki karena tersangkut kasus sengketa.
Seorang warga mengklaim kepemilikan atas lahan tempat berdirinya sekolah tersebut.
Baca juga: Pengolahan Stroberi Jadi Minuman hingga Kue di Buleleng Minim, Distan Bantu Alat Senilai Rp400 Juta
Pihak sekolah pun selama ini hanya bisa melakukan perbaikan ringan dengan menggunakan dana BOS.
Kepala Sekolah SDN 2 Sambangan, I Made Sarjana pada Kamis (19/1) mengatakan, kebocoran terjadi di beberapa ruang kelas hingga ruang guru.
Setiap hujan deras mengguyur, siswa terpaksa mencari tempat yang lebih aman dan belajar dengan berdesak-desakan.
Baca juga: Pasien Stroke Tinggi, RSUD Buleleng Akan Kembangkan Layanan Cuci Otak
Sementara guru juga harus menutup sejumlah berkas administrasi yang ada di ruang guru dengan menggunakan kresek agar tidak basah.
"Atap banyak yang bocor, plafonnya jebol, kamar mandi juga rusak, septic tank juga rusak. Kami sudah sekian kali rapat dengan Disdikpora dan kepala desa."
"Pada intinya belum menemui titik temu, karena tanah sekolah ini ada yang klaim, makanya sekolah kami jadi seperti ini keadaannya belum bisa diperbaiki," jelasnya.
Baca juga: Bakal Ketemuan dengan Wanita Kenalan di Facebook, Pemulung Asal Buleleng Diamankan Polres Bangli
Selain kerusakan pada gedung sekolah, okum yang mengklaim lahan tersebut juga menutup akses menuju mes guru yang saat ini digunakan sebagai ruang perpustakaan pada 2022 kemarin.
"Ditutup pakai bambu. Anak-anak dan guru merasa tidak nyaman, tidak enak dipandang mata dan sangat membahayakan. Kami minta anak-anak jangan main di sekitar ruang perpustakaan itu karena banyak paku," keluhnya.
Made Sarjana juga mengungkapkan, oknum yang mengklaim lahan tersebut bahkan meminta ganti rugi kepada sekolah hingga Rp500 juta beberapa tahun yang lalu. Bahkan sempat mengancam akan membawa kasus ini ke ranah hukum.
Baca juga: BPBD Buleleng Siapkan Rp 110 Juta Untuk Sewa Alat Berat Dalam Penanganan Bencana Alam
Namun saat diminta untuk menunjukan bukti kepemilikan lahan berupa sertifikat, oknum tersebut tak dapat memenuhinya.
"Semua lahan sekolah seluas 13 are ini diklaim oleh oknum itu. Kami berharap pemerintah bisa secepatnya menyelesaikan masalah ini agar anak-anak juga nyaman belajar," ucapnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.