Walaupun etnis ini masih bertahan di kawasan Gajah Mada, namun jumlah mereka sudah tidak banyak. Tempat usaha mereka yang masih bertahan pun bisa dihitung dengan jari.
“Yang bertahan toko yang jual kopi itu Bhineka Jaya, toko obat, dan beberapa toko. Kalau dulu banyak, sampai Wisnu Teater. Namun sudah kebanyakan dijual dan dibeli orang dari Arab dan India yang kebanyakan pedagang kain di sini,” katanya.
Tio mengaku, walaupun ia dilahirkan di China namun kini ia tak memiliki keinginan untuk kembali menetap di China. “Saya sudah jadi orang Indonesia jadi selamanya mau di sini. Dulu saya dilahirkan tahun 1934 di China saat orangtua saya pulang ke sana. Lalu saya diajak ke sini lagi,” ungkapnya. Hingga kini, sudah 6 generasi dari keluarganya yang menetap di Jalan Gajah Mada, dimana dirinya merupakan generasi kedua. (sup)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.