Berita Buleleng

Kucing Liar Tiba-tiba Gigit Bocah 6 Tahun di Buleleng, Orangtua Kebingungan Cari VAR Dosis II

Kucing liar gigit bocah di Buleleng, persedian VAR sudah habis dan hanya tersisa beberapa vial

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Dok. Tribun Bali
Ilustrasi vaksin - Kucing Liar Tiba-tiba Gigit Bocah 6 Tahun di Buleleng, Orangtua Kebingungan Cari VAR Dosis II 

Kepala Dinas Kesehatan Buleleng, dokter Sucipto mengatakan, kebutuhan VAR memang sangat tinggi lantaran kasus gigitan anjing di Buleleng saat ini masih sering terjadi.

Per hari rata-rata pihaknya menerima laporan 20 orang digigit oleh hewan penular rabies.

Ia mengklaim tidak pernah membiarkan stok VAR sampai kosong di Buleleng.

"Kalau ada kekosongan di salah satu puskesmas, direlokasi ke puskesmas terdekat. Setiap hari kami pantau, kalau kekurangan secepatnya kami distribusikan. Kami memang butuh banyak VAR, karena kasus gigitan belum menurun signifikan. Anggaran Buleleng masih sedikit, jadi kami mengandalkan distribusi dari Kemenkes dan Pemprov," jelasnya.

Sucipto menyebut pihaknya sudah mendapatkan tambahan stok VAR dari Dinkes Bali sebanyak 300 vial pada Kamis kemarin.

Ia juga mengaku sudah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan RI, agar Buleleng diberikan perhatian terkait distribusi VAR.

Ini untuk menekan kasus rabies dan masyarakat mudah mendapatkannya baik di puskesmas maupun rumah sakit. (rtu)

Amati 14 Hari Setelah Menggigit

Pemberian VAR saat ini tidak lagi menggunakan protap memandang tingkat risiko.

Setiap masyarakat yang terkena gigitan, bisa langsung datang ke puskesmas atau rumah sakit untuk mendapatkan VAR.

Setelahnya, warga diminta untuk memantau hewan yang menggigit selama 14 hari.

Apabila hewan tersebut sehat, maka VAR dosis ketiga tidak diberikan.

"Kalau misalnya hewannya liar, vaksin diberikan sampai empat vial," kata Kepala Dinas Kesehatan Buleleng, dokter Sucipto.

Mengingat kasus gigitan masih sering terjadi, Sucipto pun berharap Perdes maupun pararem desa adat yang sudah disusun oleh masing-masing desa agar diterapkan dengan baik.

Tujuannya untuk mencegah terjadinya kasus gigitan yang berpotensi menularkan rabies.

"Untuk mencegah rabies di manusia, gigitan HPR juga harus dicegah. Penanganan di hulu sangat penting. Kalau ada gigitan, kami cegah lewat VAR agar tidak ada kasus kematian," tandasnya. (rtu)

Kumpulan Artikel Buleleng

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved