Berita Bangli

BBPOM Denpasar Periksa Takjil di Bangli, Ambil 14 Jenis Sampel Makanan dan Minuman

10 hari jelang Idul Fitri, Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Denpasar melakukan pengawasan dan pemeriksaan makanan buka puasa atau takjil

Tribun Bali/Muhammad Fredey Mercury
Petugas BBPOM Denpasar saat melakukan rapid rest terhadap 14 sampel makanan takjil 

TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - 10 hari jelang Idul Fitri, Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Denpasar melakukan pengawasan dan pemeriksaan makanan buka puasa atau takjil, yang dijual di Bangli. Kegiatan tersebut dipusatkan di wilayah LC Aya, Kelurahan Bebalang, Rabu 12 April 2023 kemarin.


Pelaksana harian (Plh) Kepala BBPOM Denpasar I Wayan Eka Ratnata menjelaskan, sejatinya pengawasan dan pemeriksaan makanan berbuka puasa tidak hanya dilakukan hari ini saja. Kegiatan tersebut sejatinya sudah sejak awal dilaksanakan. 

Baca juga: Sajikan Makanan Secara Terbuka, Pedagang Takjil Ditegur Tim Pengawas Pangan Buleleng


"Wilayah kerja kami meliputi seluruh kabupaten di Bali, kecuali Jembrana dan Buleleng. Jadi bukan baru kali ini (pengawasan dan pemeriksaan), melainkan karena jadwalnya yang baru hari ini di Bangli," sebutnya. 


Wayan Eka juga mengatakan pihaknya tidak bisa melaksanakan kegiatan pengawasan dan pemeriksaan secara serentak, mengingat jumlah tenaga yang terbatas.

Sehingga dengan jumlah tenaga yang ada, idealnya BBPOM hanya bisa melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan satu sampai dua tempat saja.

Baca juga: THR Untuk Pegawai di Badung Bali Dipastikan Cair Sebelum Hari Raya Idul Fitri 2023

"Selain tenaga, sarana laboratorium keliling kami juga cuma dua saja," ucapnya.


Lantas mengapa Bangli mendapatkan jadwal pengawasan takjil H-10 jelang hari raya Idul Fitri, Wayan Eka mengatakan, karena kegiatan pengawasan diprioritaskan pada tempat-tempat yang tergolong rawan.

Sementara Bangli sendiri sebelumnya tidak pernah ditemukan kandungan berbahaya dalam makanan.

Baca juga: Permintaan Naik Jelang Idul Fitri, Kunjungan ke Toko Emas di Denpasar Ramai


Lebih lanjut diungkapkan, dalam kegiatan hari ini petugas mengambil sampel 14 jenis makanan dan minuman.

Beberapa jenis makanan tersebut yakni mie goreng, udang tepung, dimsum, bubur, tahu bakso, es campur, dan lainnya.


14 sampel tersebut selanjutnya dilakukan uji cepat (rapid tes), untuk mencari tahu kandungan berbahaya di dalamnya.

Dalam hal ini, ada 4 parameter bahan berbahaya yang dicek, yakni pewarna merah atau rodamin B, pewarna kuning metanil yellow, borax dan formalin.

Baca juga: Selain Turunkan 90 Anggota, Untuk Pengamanan Idul Fitri 2023 Polres Badung Juga Akan Bangun Pos

"Berdasarkan uji cepat tersebut, hasilnya negatif. Takjil yang dijual tersebut aman dan bebas dari bahan berbahaya," ungkapnya. 


Pihaknya mengimbau pada para penjual takjil, agar menjual makanan dengan pongolahan yang baik. Selain menggunakan bahan baku yang aman juga harus diperhatikan kebersihan/higiene. 


Disinggung kemungkinan adanya temuan penggunaan bahan berbahaya, Wayan Eka menegaskan pihaknya akan melakukan penelusuran terhadap sumber makanan tersebut. Karena biasanya penjual-penjual takjil hanya menerima titipan.


"Biasanya kalau kami menemukan adanya penggunaan bahan berbahaya, maka kami akan melakukan penelusuran ke tempat dimana produk tersebut dibuat. Dan produk yang mengandung bahan berbahaya, kami imbau agar disisihkan dan tidak dijual lagi," tandasnya. (*)

 

 

Berita lainnya di Berita Bangli

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved