Berita Bangli

Pendakian di Gunung Batur Masih Dibuka, Sementara Gunung Agung Sudah Mulai Ditutup! 

Misalnya di Gunung Batur, Kintamani. Jalur pendakian di gunung ini masih dibuka normal di tengah wacana tersebut. 

Tribun Bali/Rino Gale
Gunung Batur, Kintamani. Jalur pendakian di gunung ini masih dibuka normal di tengah wacana tersebut.  Hal ini diungkapkan Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi Kintamani, Balai KSDA Bali, Made Budiadnyana Putra, saat dikonfirmasi Selasa (27/6/2023). Kata dia, hingga kini belum ada penutupan lagi di jalur pendakian, sejak dibuka kembali pasca pandemi Covid-19 akhir tahun 2022 lalu. 

TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Wacana Gubernur Bali, Wayan Koster, ihwal penutupan gunung sebagai destinasi wisata hingga kini masih bergulir.

Pendakian di sejumlah gunung pun, sudah mulai ditutup walaupun belum ada regulasi resmi. Namun adapula jalur pendakian di gunung lainnya yang masih tetap dibuka. 

Misalnya di Gunung Batur, Kintamani. Jalur pendakian di gunung ini masih dibuka normal di tengah wacana tersebut. 

Hal ini diungkapkan Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi Kintamani, Balai KSDA Bali, Made Budiadnyana Putra, saat dikonfirmasi Selasa (27/6/2023).

Kata dia, hingga kini belum ada penutupan lagi di jalur pendakian, sejak dibuka kembali pasca pandemi Covid-19 akhir tahun 2022 lalu.

Baca juga: Jelang Iduladha, BSI Gelar Roadshow Customer Gathering di Beberapa Kota untuk Nasabah Prioritas

Baca juga: Sidang Perdana Kasus BTS 4G, Johnny G Plate Terima Uang Rp 500 Juta Sebanyak 20 Kali

Gunung Batur, Kintamani. Jalur pendakian di gunung ini masih dibuka normal di tengah wacana tersebut. 

Hal ini diungkapkan Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi Kintamani, Balai KSDA Bali, Made Budiadnyana Putra, saat dikonfirmasi Selasa (27/6/2023).

Kata dia, hingga kini belum ada penutupan lagi di jalur pendakian, sejak dibuka kembali pasca pandemi Covid-19 akhir tahun 2022 lalu.
Gunung Batur, Kintamani. Jalur pendakian di gunung ini masih dibuka normal di tengah wacana tersebut.  Hal ini diungkapkan Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi Kintamani, Balai KSDA Bali, Made Budiadnyana Putra, saat dikonfirmasi Selasa (27/6/2023). Kata dia, hingga kini belum ada penutupan lagi di jalur pendakian, sejak dibuka kembali pasca pandemi Covid-19 akhir tahun 2022 lalu. (Dok Tribun Bali )

Walaupun jalur pendakian di gunung lainnya, seperti Gunung Agung telah ditutup, namun menurut Made Budi, belum ada kenaikan jumlah wisatawan yang mendaki di Gunung Batur.

"Jumlah pendaki ke Gunung Batur rata-rata mencapai 50 hingga 60 orang per harinya dari jalur Pura Jati," ungkapnya.

Mengenai penutupan jalur pendakian di Gunung Batur, Made Budi mengaku masih menunggu arahan dari kementerian.

Kendati demikian, hingga kini belum ada jawaban dari pihak kementerian. "Kalau kita nunggu arahan dari Jakarta, karena pak gubernur kan bersurat ke Jakarta, ke menteri, untuk mendukung kebijakan dari gubernur. Tapi belum ada jawaban juga," tandasnya. 

Terpisah, sesuai data dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Bangli, jumlah kunjungan wisatawan ke kawasan strategis pariwisata daerah khusus Kintamani pada April 2023 hingga jelang akhir bulan Juni 2023, rata-rata mencapai 4.000 orang lebih.

Menurut Kepala Bidang Destinasi Disparbud, Gede Budiastawa mengatakan jumlah tersebut merupakan wisatawan yang berkunjung ke kawasan Kintamani pada dini hari. Meski demikian, pihaknya menegaskan belum tentu seluruhnya mendaki. 

"Data tersebut adalah yang masuk ke kawasan Kintamani, bukan yang mendaki. Karena yang masuk kawasan Kintamani belum tentu mendaki, walaupun itu dini hari. Bisa saja dia nginep, bisa saja dia glamping," ucapnya. 

Sementara disinggung soal pembangunan fasilitas hiking yang berlokasi di kaki Gunung Batur, tepatnya di Toyabungkah, Desa Batur Tengah, Kintamani, Budiastawa mengatakan kegiatan tersebut tetap berlanjut.

Di mana saat ini telah selesai tahap tender, dan akan pengumuman pemenang pada tanggal 3 Juli. "Rencananya tanggal 5 Juli ini penandatangan kontrak," sebutnya.

Budiastawa menambahkan, berlanjutnya pembangunan fasilitas hiking tersebut karena hingga kini larangan pendakian masih wacana, dan belum ada aturan tertulis yang mengikat.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved