Anak 3 Tahun Dilindas Pikap

Buntut Pelaporan Kasus Anak 3 Tahun Dilindas Pikap di SPBU, Terlapor Bersedia Tanggung Jawab

Pihak terlapor dalam kasus mobil pikap lindas anak 3 tahun di SPBU Pulukan, akhirnya bersedia bertanggung jawab hingga korban sembuh

Tribun Bali/I Made Prasetia Aryawan
Polisi Mediasi Korban-Terlapor di Polsek Pekutatan. Buntut Pelaporan Kasus Anak 3 Tahun Dilindas Pikap di SPBU, Terlapor Bersedia Tanggung Jawab 

Setibanya di SPBU , korban turun dari sepeda motor dan terlepas dari pantauan ibunya. Tak lama, sebuah kendaraan pikap warna hitam yang dikemudikan oleh IKA alias Unyil (30) datang dari arah belakang. 

Mobil itu lantas menabrak tubuh bocah tersebut hingga jatuh lalu ban belakangnya melindas bagian paha bocah 3 tahun tersebut. 

Baca juga: Bupati Jembrana Setujui Dokumen RTD Bendungan Benel dan Palasari, Antisipasi Hal Terburuk

Sontak, ibunya yang melihat langsung menolong anaknya. Selanjutnya korban dibawa ke Puskesmas Pekutatan dan disarankan dirujuk ke rumah sakit. 

Pihak keluarga lantas merujuk korban ke salah satu RSU swasta yang ada di Kecamatan Jembrana

Dari hasil rontgen nya, korban tidak ada mengalami patah tulang, hanya luka lecet pada lutut kanan dan kondisi terakhir korban belum bisa jalan dan duduk. 

Saat itu, terlapor IKA mengantar korban dan membayar biaya pemeriksaannya. 

Namun begitu, pihak orang tua tentunya meminta terlapor agar bertanggungjawab untuk membantu biaya pengobatan hingga sembuh. 

Namun, hasil mediasi di kantor desa tak menemui solusi. Sehingga pihak keluarga korban meminta solusi atas kejadian tersebut ke Polsek Pekutatan

"Keluarga korban dengan sopir pikap itu sudah saling kenal. Dan yang dilaporkan ini juga sudah memberikan biaya saat berobat ke rumah sakit pekan lalu," kata Kapolsek Pekutatan, Kompol I Wayan Suastika saat dikonfirmasi, Selasa 12 Desember 2023. 

Dia menuturkan, sebelumnya pihak keluarga korban meminta agar sopir pikap itu bertanggung jawab untuk membantu biaya pengobatan anaknya hingga sembuh.

Namun, mediasi yang dilakukan di kantor desa justru mentok. 

"Pihak orang tua korban ingin supaya dibantu pengobatan sampai sembuh. Karena mentok di kantor desa, meminta bantuan ke kita. Semoga kami bisa memberikan solusi terkait hal ini," harapnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved