Pria Tewas di Sempidi Badung
Terdakwa Anak AMF Jalani Sidang Tuntutan Kasus Pengeroyokan yang Tewaskan Adhi di Sempidi Badung
Satu dari enam pelaku pembunuhan terhadap korban salah sasaran terhadap Adhi menjalani sidang di PN Denpasar
Penulis: Putu Candra | Editor: I Putu Juniadhy Eka Putra
Mereka merupakan pelaku yang memukul korban.
Bahkan satu dari mereka merupakan orang yang terlihat jelas saat video pengeroyokan viral
"Ada yang pakai jaket, yang jalan usai memukul itu salah satu pelaku," ucapnya.
Diakui ada lima pelaku yang sudah diamankan yakni Ocshaya Yusup Bahtiar (21) yang merupakan buruh proyek asal Banyuwangi, Ahmat Hilmi Mustofa (25) asal Jember Jawa Timur, yang keduanya diamankan di Jawa.

Sedangkan tiga pelaku lainnya yakni Roni Saputra (23) asal Banyuwangi Jawa Timur yang tinggal di rumah kos Jalan Imambonjol, Desa Pemecutan, Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar.
Pelaku ini merupakan pelaku yang melakukan penusukan di dada sebelah kanan korban menggunakan pisau dan ditangkap oleh Satreskrim Polres Badung saat sedang berada di Kos-kosannya.
Selain itu pelaku Bima Fajar Hari Saputra (18) asal Banyuwangi, Jawa Timur yang tinggal di sebuah Mess Jl. Gn. Sanggabuana, Tegal Kertha, Denpasar Barat, Kota Denpasar yang memukul dan menendang korban dan ditangkap saat berada di Messnya.
Terakhir pelaku berinisial AM (17) asal Banyuwangi Jawa Timur diamankan di rumah Cuci Motor Jalan Raya Abianbase, Desa Abianbase, Mengwi, Badung, Bali.
Dari hasil autopsi, diketahui luka bacok di dada menjadi penyebab kematian Adhi.
Jenazah Adhi telah dilakukan autopsi di RSUP Prof. Ngoerah.
Ketika ditemui Tribun Bali, dr. Ida Bagus Putu Alit, DMF. Sp.F selaku dokter forensik yang menangani jenazah korban membeberkan kronologi jenazah hingga tiba di RSUP Prof Ngoerah.
“Yang dapat kita informasikan bahwa korban dengan inisial AP kita terima di kamar jenazah RSUP Prof Ngoerah pada tanggal 16 Januari 2024 pada pukul 02.20 menit dini hari, kemudian pada saat itu kami lakukan pemeriksaan luar,” ucap, dr. Alit pada, Rabu 17 Januari 2024.
Lebih lanjutnya, dari hasil pemeriksaan luar tersebut dr. Alit memperkirakan bahwa waktu kematian korban kurang dari 8 jam sebelum di periksa.
Selain itu ia juga menemukan memang ada beberapa luka-luka pada tubuh korban akibat kekerasan-kekerasan tumpul dan juga ada 1 luka terbuka pada dada kanan.
“Kemudian di tanggal yang sama 16 Januari Tahun 2024 jadi jam 17.00 sore ada permintaan dari kepolisian untuk autopsi. Dan kita melakukan autopsi dan menemukan bahwa sebab kematian korban ini adalah luka tusuk pada dada kanan yang mengenai jantung dengan senjata tajam,” imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan Adhi Putra Krismawan tewas dikeroyok diduga oleh 12 pelaku yang menggunakan 7 sepeda motor, Senin 15 Januari 2024 tengah malam.
Adhi ditemukan bersimbah darah dengan luka bacokan di dada kanan, tergeletak di depan Koperasi Sedana Giri Ayung, Banjar Uma Gunung, Desa Sempidi, Mengwi, Badung, Selasa 16 Januari 2024 dini hari.

Gede Juni Artawan, adik kelima almarhum Adhi, mengatakan, sang kakak selama ini tinggal satu kos bersama dirinya di wilayah Dalung, Badung, Bali.
Juni menuturkan, Senin 16 Januari 2024 sore ia pergi bekerja di salah satu hotel kawasan Jimbaran.
Sebelum berangkat bekerja, ia bahkan sempat memberikan uang kepada almarhum, agar digunakan untuk membeli bensin.
Selanjutnya sekitar pukul 19.00 Wita, Juni mengaku sempat berkomunikasi dengan almarhum Adhi melalui pesan WA, terkait paket barang yang dibeli melalui toko online.
Kemudian sepulang dari bekerja pada Selasa dinihari sekitar pukul 01.00 Wita, Juni mendapatkan sang kakak sudah tidak berada di kos.
Kala itu Juni mengaku tidak memiliki firasat buruk.
Baca juga: Terungkap Korban Sempidi Tak Ada Masalah dengan Para Pelaku, Tapi Pisau Tembusi Jantungnya
"Saya tidak mikir macam-macam, karena saya kira dia (almarhum Adhi, Red) lagi sama pacarnya," ungkap Juni.
Hingga pada Selasa sekitar pukul 09.00 wita, Juni menyebut pintu kamar kosnya tiba-tiba digedor oleh sepupunya dan mengabarkan jika Adhi telah meninggal dunia akibat dikeroyok sejumlah pemuda di wilayah Sempidi.
"Sepupu bilang kalau kakak saya sudah meninggal. Saya kaget sekali dengar kabar begitu," kata Juni sembari menyeka air matanya.
Hingga saat ini pihak keluarga mengaku belum mengetahui secara pasti penyebab sang kakak dikeroyok sejumlah pemuda hingga tewas.
Pihaknya berharap polisi dapat memberikan hukuman yang setimpal kepada para pelaku.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.