Berita Bali
TPST Tahura Ngurah Rai Denpasar Ditutup, 2 TPST Lainnya Menyusul Jika Tak Beroperasi Maksimal
Jaya Negara menambahkan, saat ini pihaknya bersama dengan Pj Gubernur Bali akan fokus pada penggunaan Insinerator.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Sejak sebelum pelaksanaan G20 di Bali, telah digembar-gemborkan tentang Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di Kota Denpasar.
TPST ini digadang-gadang akan mampu mengatasi persoalan sampah di Kota Denpasar.
Bahkan beberapa Menteri hingga Presiden Joko Widodo pun wara-wari meninjau TPST yang digadang-gadang jadi percontohan di Indonesia.
Akan tetapi, operasional TPST ini pun terus molor hingga saat ini. Dan kabar buruknya, satu dari tiga TPST tersebut pun ditutup karena tidak mampu beroperasi.
Baca juga: Terkait Penutupan TPST Tahura Ngurah Rai Denpasar, Pengelola : Diberi Waktu hingga Awal Mei 2024
TPST yang ditutup adalah TPST Tahura Ngurah Rai yang berada di dekat TPA Suwung.
Hal tersebut diungkapkan Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara di Gedung Dharmanegara Alaya, Denpasar, Kamis21 Maret 2024.
Pihaknya pun sudah sempat dipanggil ke pusat terkait TPST tersebut. “Terkait TPST kami sudah dipanggil kementerian dan yang di Tahura tutup karena tidak mampu beroperasi,” kata Jaya Negara.
Ia mengatakan, jika tak maksimal, dua TPST lainnya yakni di Kesiman Kertalangu dan TPST Padangsambian Kaja juga akan ditutup.
“Kalau TPST Kertalangu tidak maksimal, juga akan ditutup sesuai ketentuan yang berlaku,” imbuhnya.
Jaya Negara menambahkan, saat ini pihaknya bersama dengan Pj Gubernur Bali akan fokus pada penggunaan Insinerator.
Karena menurutnya dengan Insinerator tersebut merupakan satu-satunya peluang untuk menyelesaikan masalah sampah di Denpasar.
“Karena kalau masih RDF, masih ada residu tinggi, dan apalagi tidak ada opteker, agak berat,” katanya.
Meski demikian, pihaknya masih tetap membuka kerjasama dengan pihak ketiga, termasuk ada rencana konsorsium investor dari Kodeco akan membangun pabrik Chemical di Jembrana.
Dan pabrik tersebut membutuhkan RDF sehingga hal itu bisa menjadi solusi baru.
Sementara terkait TPA Suwung, pihaknya mengatakan akan dengan sendirinya tutup karena tidak mampu menampung volume sampah apalagi akan ada penggunaan Insinerator.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.