Mahasiswa STIP Tewas
FAKTA Baru Tewasnya Mahasiswa STIP Jakarta, Tersangka Jadi 3, Menhub Janjikan & Tegaskan Hal Ini!
Air mata ibunda Putu Satria terus mengalir, tatkala kembali ditanyakan tentang sang anak yang telah meninggal dunia akibat penganiayaan oleh seniornya
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Air mata ibunda Putu Satria terus mengalir, tatkala kembali ditanyakan tentang sang anak yang telah meninggal dunia akibat penganiayaan oleh seniornya di STIP Jakarta.
Ibu mana yang tak patah hati, anak lelaki pertama yang dikirim bersekolah malah pulang tak bernyawa.
Sang ibu yang bernama Nengah Rusmini, juga merasa ada kejanggalan dari kematian anaknya.
Berikut beberapa fakta baru yang dirangkum Tribun Bali dari kematian Putu Satria.
Baca juga: TERSANGKA Pembunuh Putu Satria Bertambah 3 Orang, Keluarga Terus Berusaha Cari Bukti Baru
Baca juga: TEWASNYA Putu Satria di STIP Jakarta, Sang Ibu Yakin Pelaku Pembunuh Putranya Lebih Dari Satu Orang

1. Luka Tidak Wajar
Ibunda mendiang Putu Satria, melihat banyak kejanggalan dari kasus yang membuat putranya meninggal dunia.
Ia yakin pelaku yang menganiaya anaknya lebih dari satu orang.
"Saya lihat banyak kejanggalan, dari apa yang saya lihat dan perkembangan kasus ini. Kenapa hanya satu tersangka, saya yakin pelakunya lebih dari satu orang," ujar Nengah Rusmini saat ditemui di rumah duka, Rabu (8/5/2024).
Saat melihat jenazah sang putra, Nengah Rusmini melihat banyak kejanggalan. Seperti banyak luka lebam di tubuh dan tangannya, mulut terluka, serta hidung yang mengeluarkan darah.
"Tubuhnya banyak lebam, badan hingga tangan. Juga mulutnya pecah (luka)," ujar Rusmini yang juga tenaga medis di RSUD Klungkung.
Ia menuntut keadilan dan meminta kasus ini diusut tuntas. Ia ingin terus memperjuangkan keadilan untuk sang putra, yang meninggal dunia ditangan seniornya di STIP Jakarta.
"Bapak presiden, bapak Kapolri, bapak Menteri Perhubungan, tolong bantu kami. Tolong usut kasus ini sampai tuntas, jangan sampai ada yang ditutup tutupi. Kami keluarga menuntut keadilan," ungkap Nengah Rusmini.
2. Tersangka Bertambah Jadi 3 Orang
Kasus meninggalnya Putu Satria Ananta Rustika (19), akibat kekerasan yang dilakukan seniornya di STIP (Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran) Jakarta memasuki babak baru.
Kepolisian Jakarta Utara telah menetapkan 3 tersangka lain, dari kasus ini selaim tersangka utama Tegar Rafi Sanjaya (21).
Keempat tersangka merupakan taruna tinggal II atau senior dari korban (Putu Satria Ananta Rustika). Pihak keluarga sudah mengetahui informasi penambahan tersangka itu pada, Rabu sore (8/5/2024).
"Kemarin sore sudah dapat informasi dari Jakarta. Infonya ada penambahan 3 tersangka, jadi 4 orang," ujar ibu dari Putu Satria, Nengah Rusmini, Kamis (9/4/2024).
Nengah Rusmini menegaskan, pihak keluarga dan kuasa hukum masih terus mencari bukti baru, agar semua pelaku yang ikut melakukan kekerasan terhadap anaknya dapat ditangkap.
"Memang dari awal sudah ganjil, tubuh anak saya banyak luka lebam seperti itu, kok tersangka hanya satu orang. Itu tidak mungkin, saya yakin pelakunya lebih dari 1 orang," ungkap Nengah Rusmini yang juga tenaga medis di RSUD Klungkung.
Ia akan terus bertekad untuk mencari keadilan demi putranya, sampai semua pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal.
"Saya sangat memohon bantuan rekan media untuk mengawal kasus ini, sehingga keluarga mendapat keadilan yang seadil-adilnya. Sehingga kematian anak saya ini tidak sia-sia," jelas Nengah Rusmini sembari meneteskan air mata.
Sementara pihaknya juga belum menerima permintaan maaf dari pihak keluarga pelaku.
"Permintaan maaf belum ada(dari keluarga pelaku), tidak ada itikad baik sama sekali," ungkap Nengah Rusmini.
3. Menhub Datang ke Rumah Duka Minta Maaf
Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, meminta maaf ke keluarga Putu Satria di Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Kamis (9/5/2024).
Budi Karya Sumadi dan rombongan mendatangi langsung rumah duka Putu Satria, yang meninggal dunia setelah mendapat kekerasan dari seniornya di STIP (Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran) Jakarta, Kamis pagi (9/5/2024).
"Kami ke rumah duka untuk menyampaikan bela sungkawa langsung ke keluarga. Saya menyampaikan penyesalan sedalam-dalamnya.
Meminta maaf atas kejadian yang terjadi di STIP 3 Mei lalu, hingga menyebabkan anada Putu Satria Anata Rustika berpulang," ungkap Budi Karya Sumadi dihadapan keluarga duka.
Menurut Budi Karya Sumadi, kejadian ini menjadi hal yang sangat mendalam baginya. Sehingga membuatnya mengambil langkah untuk mereformasi intitusi pendidikan di bawah Kementerian Pendidikan, termasuk STIP.
"Kami minta juga dilakukan upaya hukum dan pendampingan ke korban, sehingga pelaku mendapatkam hukuman setimpal sesuai dengan hukum," jelas Budi Karya Sumadi.
Putu Satria Ananta Rustika (19) meninggal dunia setelah mendapat kekerasan dari seniornya di STIP (Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran) di Jakarta, Jumat (3/5/2024).
Berdasarkan informasi yang dihimpun, kejadian itu terjadi di toilet lantai II STIP Jakarta Utara. Awalnya korban (Putu Satria Ananta Rustika) dan teman-temannya yang masih tinggat I, dipanggil oleh senior di tingkat II. Seniornya yang bernama Tegar asal Bekasi, sempat menayakan siapa yang meminta korban dan rekan-rekanya memakai pakaian olahraga ke gedung pendidikan lantai 3.
Korban dan rekan-rekannya kemudian diminta berbaris berjejer. Kemudian tegar memukul ulu hati korban dengan tangan mengepal sebanyak 5 kali. Hal itu membuat korban terkapar dan meninggal dunia.
Jenazah Putu Satria saat ini masih disemayamkan di RSUD Klungkung. Rencana upacara pengabenan Putu Satria baru akan digelar, Jumat (10/5/2024).
4. Beasiswa Untuk Adik Mendiang Putu Satria
Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, meminta maaf ke keluarga Putu Satria Ananta Rustika di Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Kamis (9/5/2024).
Budi Karya Sumadi dan rombongan mendatangi langsung rumah duka Putu Satria, yang meninggal dunia setelah mendapat kekerasan dari seniornya di STIP (Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran) Jakarta, Kamis pagi (9/5/2024).
Sebagai bentuk tanggung jawab, Budi Karya Sumadi memberikan beasiswa kepada adik kandung Putu Satria, Ni Kadek Anandita Pradnya Swari untuk melanjutkan pendidikan di sekolah vokasi di bawah naungan Kementerian Perhubungan.
"Tadi kami telah berembug dengan orangtua (Putu Satria) dan pj bupati. dipastikan, ananda Dita adik dari Putu Satria mendapatkam beasiswa dari Kementerian Perhubungan sehingga selesai di tingkat vokasi. Bisa di Jakarta atau di Bali.
Rabu (15/5/2024) kami surat ke keluarga, diketahui pj bupati. Ini merupakan kewajiban saya atas nama menteri dan korps tertentu dan tentu ini tanggung jawab negara," ungkap Budi Karya Sumadi.
Untuk diketahui, Putu Satria memiliki dua adik yang masih duduk di bangku sekolah, yakni Kadek Anandita Pradnya Swari (16) masih duduk di bangku kelas 1 di SMA N 2 Semarapura. Serta adik bungsunya, Komang Seno Prandeta yang masih kelas 6 SD.
Menanggapi tawaran dari kementerian itu, orangtua Putu Satria, Ni Nengah Rusmini berharap apa yang disampaikam Menhub Budi Karya Sumadi terwujud sesuai harapan.
Tidak sekadar masalah beasiswa, namun juga dukungan pihak Kemenhub dalam pengungkapan kasus yang dialami putranya, serta bagaimana Kemenhub bisa merombak sistem pendidikan di sekolah kedianasan dibawah naungan Kemenhub.
"Adiknya putu (Kadek Dita) rencana minta sekolah yang di Bali (Poltrada Bali). Semoga saja dirubah lebih humanis sehingga tidak ada lagi pembulian," ungkap Nengah Rusmini.
Putu Satria Ananta Rustika (19) meninggal dunia setelah mendapat kekerasan dari seniornya di STIP (Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran) di Jakarta, Jumat (3/5/2024).
Berdasarkan informasi yang dihimpun, kejadian itu terjadi di toilet lantai II STIP Jakarta Utara. Awalnya korban (Putu Satria Ananta Rustika) dan teman-temannya yang masih tinggat I, dipanggil oleh senior di tingkat II. Seniornya yang bernama Tegar asal Bekasi, sempat menayakan siapa yang meminta korban dan rekan-rekanya memakai pakaian olahraga ke gedung pendidikan lantai 3.
Korban dan rekan-rekannya kemudian diminta berbaris berjejer. Kemudian tegar memukul ulu hati korban dengan tangan mengepal sebanyak 5 kali. Hal itu membuat korban terkapar dan meninggal dunia. (mit)
5. Menhub Janjikan Rombak STIP
Budi Karya Sumadi dan rombongan mendatangi langsung rumah duka Putu Satria, yang meninggal dunia setelah mendapat kekerasan dari seniornya di STIP (Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran) Jakarta, Kamis pagi (9/5/2024).
Dalam kesempatan itu, Budi Karya Sumadi berjanji akan melakukan reformasi atau perombakan sistem pendidikan di setiap sekolah vokasi di bawah naungan Kementerian Perhubungan, satu diantaranya STIP Jakarta.
Selama ini 23 sekolah vokasi yang berada di bawah naungan Kementerian Perhubungan.
"Apa yang dialami ananda Rio (panggilan Putu Satria), kami kenang sebagai suatu kejadian yang mendalam. Jadi dasar reformasi pendidikan vokasi Kemenhub," ujar Budi Karya Sumadi.
Sebagai bentuk tanggung jawab, Budi Karya Sumadi telah membebastugaskan direktur hingga bebebrapa pejabat di
STIP Jakarta.
Dalam jangka pendek, pihak Kementerian Perhubungan juga mempertimbangkan untuk melakukan moratorium terhadap satu angkatan di STIP.
Sehingga untuk angkatan tahun ini, STIP tidak melakukan rekrutmen terhadap calon taruna tingkat I.
"Jadi kita akan putus satu angkatan, memutus tradisi jelek dan tidak ada lagi senior junior," tegas Budi Karya Sumadi.
Selain itu nantinya sistem asrama hanya akan diberikan kepada anak-anak tinggat I, sementara anak tingkat selanjutnya bisa tinggal di kost-kost di sekitar kampus.
"Kami juga akan libatkan orangtua untuk ikut mengasuh anak didik, melalui komite sekolah," jelas Budi Karya Sumadi.
Bahkan perombakan juga dilakukan hingga atribut kampus. Menurutnya atribut yang selama ini dikenakan, terkesan memunculkan persepsi dan pemisah antara senior dan junior.
"Ke depan semua atribut kami hilangkan. Kami akan gunakan yang lebih humanis. Tidak setiap hari kami gunakan seragam itu (dinas), tapi ada seragam putih, batik, olahrahraga, dan libur bisa pakaian bebas," jelas Budi Karya Suamadi. (*)
mahasiswa
STIP
Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran
Jakarta
tersangka
Putu Satria
Nengah Rusmini
meninggal dunia
fakta
kekerasan
Menteri Perhubungan
Desa Gunaksa
Budi Karya Sumadi
Kementerian Perhubungan
Fakta Baru Percakapan Putu Satria Sama Kekasih Via WA Beber Soal Ancaman dan Tradisi Baptis |
![]() |
---|
Beber Sang Ibu Soal Penganiaya Putu Satria yang Dari Bali: Inisial KA dan Sebut dari Jembrana |
![]() |
---|
1 Tersangka Penganiaya Putu Satria Disebut Berasal dari Bali, Rusmini Tak Mau Temui Keluarga Pelaku |
![]() |
---|
RUSMINI Tak Mau Temui Keluarga Pelaku! 1 Tersangka Penganiaya Putu Satria Disebut Berasal dari Bali |
![]() |
---|
NUNAS BAOS Keluarga Mendiang Putu Satria, Sebut Faktor Iri Hati, Sang Ibu Enggan Ketemu Tersangka |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.