Berita Gianyar
TEMBUS 2.300 Kasus DBD di Gianyar & 2 Meninggal, Dinkes Harus Buat Program Vaksinasi Demam Berdarah
Kepala Dinkes Gianyar, Ni Nyoman Ariyuni mengatakan, 2.300 kasus DBD itu terjadi sejak Januari sampai Mei tahun 2024.
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Demam Berdarah Dengue (DBD) di Gianyar sudah menembus 2.300 kasus dengan dua pasien meninggal dunia. Komisi IV DPRD Gianyar pun memanggul Dinas Kesehatan (Dinkes), Senin (27/5).
Kepala Dinkes Gianyar, Ni Nyoman Ariyuni mengatakan, 2.300 kasus DBD itu terjadi sejak Januari sampai Mei tahun 2024.
Ia mengatakan, dua pasien yang meninggal dunia satunya masuk rumah sakit saat sudah kritis dan satunya lagi punya penyakit penyerta.
"Yang terdata meninggal karena DBD sebanyak dua orang. Satunya di Tegal Tugu, korban saat masuk rumah sakit sudah dalam kondisi kritis.
Sementara korban satu lagi berasal dari Pejeng, dia sudah di hari pertama saat di rumah sakit mengalami kenaikan trombosit, dan memiliki penyakit penyerta," ujarnya.
Baca juga: CUACA Buruk Selat Bali Buat Antrean Kendaraan hingga Hutan Cekik, Kapal Diterjang Arus Bawah Laut!
Baca juga: TRAGIS! Ribuan Ayam Terpanggang Saat Kebakaran di Rendang Karangasem, Kerugian Sekitar Rp1,5 Miliar

Terkait penanganan nyamuk Aedes Aegypti, Ariyuni menegaskan fogging tidak efektif dalam menangani nyamuk penyebab DBD. Ia menegaskan pemberantasan sarang nyamuk adalah langkah paling strategis.
"Dengan fogging, memang sepekan saat fogging nyamuknya mati. Tapi setelah 14 hari, nyamuknya berkembang lagi. Yang paling utama dalam menangani DBD adalah Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)," tandasnya.
Karena banyaknya permintaan untuk fogging, Ariyuni tetap melayani. Namun pihaknya meminta agar masyarakat sabar menunggu karena keterbatasan tenaga.
"Saat ini tetap kami layani fogging, dan sehari ada empat lokasi. Masyarakat yang belum mendapat layanan fogging harap menunggu, karena keterbatasan tenaga," ujarnya.
Ketua Komisi IV DPRD Gianyar, Ni Made Ratnadi dalam rapat tersebut mengusulkan agar Dinas Kesehatan Gianyar menggelar program vaksinasi DBD.
Namun terkait anggaran, agar diusulkan ke Pemerintah Pusat. Dalam kalkulasinya, anggaran untuk pengadaan vaksin ini relatif tinggi. Satu kali dosis senilai Rp 500 ribu, dan pemberian vaksin wajib dua kali suntik.
"Vaksin DBD karena terlalu tinggi, karena per orang Rp 500 ribu dan dilakukan dua kali. Maka kami usulkan ke DAK (Dana Alokasi Khusus), bahwa itu kebutuhan di Gianyar. Buatkan dulu kajiannya," jelasnya.
"Seperti kanker serviks dulu, saya yang mengusulkan agar dibantu Pusat, dan akhirnya dapat dana DAK dari Pusat. Untuk DBD ini saya yakin Pemerintah Pusat pasti memahami kondisi. Dana Pusat itu banyak, pasti dapat," sambungnya. (weg)
Temui Desa Dinas dan Adat
Ketua Komisi IV DPRD Gianyar, Ni Made Ratnadi mengaku prihatin dan resah dengan kondisi wabah demam berdarah di Gianyar.
PELINGGIH Warga Blahbatuh Jatuh dan Miring Gara-gara Layangan, Orang Tuanya Bertanggung Jawab |
![]() |
---|
Gara-gara Layangan, Pelinggih Taksu di Gianyar Bali Jatuh, Orangtua Pemilik Layangan Minta Maaf |
![]() |
---|
4 Pemuda Diringkus Polsek Gianyar, Rusak Mimbar HUT Kemerdekaan |
![]() |
---|
Pedagang di Gianyar Sepi Pembeli Bendera Merah Putih, Justru Banyak Warga Minta One Piece |
![]() |
---|
Pedagang di Gianyar Sepi Pembeli Bendera Merah Putih, Warga Justru Banyak Minta One Piece |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.