Warga Bali Meninggal di Jepang

Jenazah Made Dwi Korban Kecelakaan di Jepang Dipulangkan ke Bali Hari Ini, Ngaben 21 Juli 2024

Menurut informasi yang diterima Tribun Bali, jenazah Made Dwi akan tiba di Bali hari ini, Kamis 18 Juli 2024, sekitar pukul 17.35 Wita.

ISTIMEWA
SEMASA HIDUP - Korban I Made Dwi Putrayasa (34) (tengah) semasa hidupnya di Jepang. Suasana rumah duka korban I Made Dwi Putrayasa yang berstatus siswa magang di Jepang, di Banjar Ketiman Kaja, Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, Jembrana, Selasa 16 Juli 2024 

Istrinya, Ni Komang Murdani (34) menuturkan, ia intens berkomunikasi dengan suaminya (almarhum) sejak berangkat ke Jepang pada tahun 2022 lalu.

Namun, tepat pada Senin 8 Juli 2024 ia justru putus komunikasi dengan suaminya.

Hari itu ia merasa ada kejanggalan.

Ia kemudian mendapat kabar bahwa suaminya mengalami kecelakaan saat membawa hasil pertanian bersama bosnya di Jepang.

Made Dwi dilaporkan terjatuh dari bak pick up saat melintas di tikungan alias TKP kecelakaan.

Akibatnya, korban menderita cedera pada bagian kepala dan menjalani operasi.

Namun, nyawanya tak tertolong lagi setelah tiga hari dirawat di rumah sakit setempat.

"Kalau sebelumnya tidak pernah ada kejanggalan, berjalan seperti biasa saja. Memang selalu berkabar lewat telp. Cuman saat hari kecelakaan tersebut sulit dihubungi dan sempat menunggu kabar hingga siang hari," tutur istrinya Komang Murdani saat dijumpai.

Santunan Untuk Keluarga

Almarhum I Made Dwi Putrayasa dikenal sosok yang kreatif dan pekerja keras.

Made Dwi yang merupakan siswa magang di Jepang pada bidang pertanian, yakni petani lotus, meninggalkan luka yang amat dalam bagi keluarga.

Ia merupakan tulang punggung keluarganya di Jembrana. Dan memiliki dua buah hati yang masih berusia 14 tahun dan 5,5 tahun.

Sebagai tulang punggung keluarga, Made Dwi ternyata telah menyiapkan berbagai hal untuk keluarganya.

Sehingga ia memperoleh santunan di luar asuransi dari berbagai pihak.

Di antaranya santunan dari perusahaan tempatnya magang di Jepang, kemudian dari LPK SO bernama JIA serta donasi dari siswa JIA atau kawan-kawan tempatnya menimba ilmu sebelum berangkat ke Jepang.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved