Warga Bali Meninggal di Jepang

MENDIANG Made Dwi Sosok Pekerja Keras, Kecelakaan Tewaskan Siswa Magang Asal Jembrana di Jepang

Made Dwi meninggal karena kecelakaan lalu lintas terjatuh dari truk sebelumnya. Ia adalah warga sebagai siswa magang di bidang pertanian di Jepang.

ISTIMEWA
SEMASA HIDUP - Korban I Made Dwi Putrayasa (34) (tengah) semasa hidupnya di Jepang. Suasana rumah duka korban I Made Dwi Putrayasa yang berstatus siswa magang di Jepang, di Banjar Ketiman Kaja, Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, Jembrana, Selasa (16/7). 

TRIBUN-BALI.COM  - I Made Dwi Putrayasa (34), warga Desa Manistutu, Kecamatan Melaya Jembrana meninggal dunia di Jepang, Rabu (10/7) malam.

Made Dwi meninggal karena kecelakaan lalu lintas terjatuh dari truk sebelumnya. Ia adalah warga sebagai siswa magang di bidang pertanian di Jepang.

Menurut informasi yang diperoleh, kecelakaan yang dialami korban terjadi, Senin (8/7) lalu pukul 10.00 waktu setempat.

Korban Made Dwi disebutkan mengalami kecelakaan saat membawa hasil pertanian ke sebuah lokasi. Namun dalam perjalanan, korban jatuh dari bak truk yang ia tumpangi dan mengalami benturan di kepala.

Ia lantas dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan dan penanganan. Namun, sehari kemudian, korban meninggal dunia.

Kabid Penempatan, Pelatihan, Produktivitas dan Transmigrasi, Disnakerperin Jembrana, Putu Agus Arimbawa mengakui peristiwa tersebut.

Baca juga: 12 Anggota Satpol PP Buleleng Kenakan Seragam Baru, Simak Beritanya!

Baca juga: DBD di Gianyar Jauh Lampaui 2 Tahun Terakhir,  Pj Bupati: Belum Kategori Darurat Meski 3.509 Kasus

Salah satu karangan bunga yang berdiri di depan rumah duka siswa magang kerja di Jepang, di Banjar Ketiman Kaja, Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, Jembrana, Selasa 16 Juli 2024 - UPDATE: Winarka Melihat Langsung Kepergian Anaknya, Made Dwi Dikenal Kreatif dan Sosok Pekerja Keras
Salah satu karangan bunga yang berdiri di depan rumah duka siswa magang kerja di Jepang, di Banjar Ketiman Kaja, Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, Jembrana, Selasa 16 Juli 2024 - UPDATE: Winarka Melihat Langsung Kepergian Anaknya, Made Dwi Dikenal Kreatif dan Sosok Pekerja Keras (Tribun Bali/I Made Prasetia Aryawan)

Korban Made Dwi merupakan pekerja magang ke Jepang mulai Maret 2022 dan rencananya akan pulang, Maret 2025. "Meninggal di rumah sakit setelah dirawat karena kecelakaan," jelas Agus, Selasa (16/7).

Dia menyebutkan, hingga saat ini pihaknya masih intens berkomunikasi dengan para pihak, termasuk KBRI soal pemulangan. Rencananya, proses pemulangan jenazah akan dilakukan paling lambat, Kamis (18/7).

"Kita fasilitasi untuk proses pemulangannya dari Bandara Ngurah Rai menuju rumah duka saat kedatangannya nanti. Sementara untuk proses pemulangan dari Jepang ditanggung perusahaan, administrasi kargo dari pihak agensi," jelasnya.

Suasana di rumah duka I Made Dwi Putrayasa di Banjar Ketiman Kaja, Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, Jembrana tampak sepi, Selasa (16/7). Hanya ada ayah dan istri korban di sana. Belum ada aktivitas apapun yang dilakukan pihak keluarga mengingat masih menunggu kedatangan jenazah ke rumah duka.

Ayah korban, I Ketut Winarka (59) menuturkan, informasi mengenai peristiwa kecelakaan yang dialami I Made Dwi Putrayasa diterima pasca kejadian di Jepang, Senin (8/7). Saat itu, istri korban Ni Komang Murdani (34) menerima informasi lewat telepon dari pihak terkait di Jepang.

"Setelah kejadian, istri anak saya yang menerima informasi bahwa Made Dwi mengalami kecelakaan," tutur Winarka saat dijumpai di rumah duka.

Dia melanjutkan, korban mengalami kecelakaan saat naik mobil pick up kecil untuk mengangkut hasil pertanian dari lokasi menuju tempat penjualan. Di saat perjalanan, korban justru terjatuh dari bak mobil.

Mengingat ia duduk di bagian bak pick up bagian belakang. "Luka parahnya di kepala saja karena terlihat di kepala bagian kiri ada perbannya, kemungkinan pasca operasi. Selain itu seperti wajah maupun badannya tidak ada terluka," ungkapnya.

Setelah tiga hari dirawat, kata dia, pihaknya kembali berkomunikasi lewat telepon dengan pihak di Jepang mengenai kondisi anaknya. Saat itu, kondisi Made Dwi sudah koma pasca operasi dan kondisinya kian memburuk. Sekitar pukul 21.36 waktu Jepang, Rabu (10/7), Made Dwi dinyatakan meninggal dunia. "Tak lama setelah video call itu, anak saya meninggal. Saya melihat langsung anak saya saat itu lewat video call," ungkapnya.

SEMASA HIDUP - Korban I Made Dwi Putrayasa (34) (tengah) semasa hidupnya di Jepang. Suasana rumah duka korban I Made Dwi Putrayasa yang berstatus siswa magang di Jepang, di Banjar Ketiman Kaja, Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, Jembrana, Selasa (16/7).
SEMASA HIDUP - Korban I Made Dwi Putrayasa (34) (tengah) semasa hidupnya di Jepang. Suasana rumah duka korban I Made Dwi Putrayasa yang berstatus siswa magang di Jepang, di Banjar Ketiman Kaja, Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, Jembrana, Selasa (16/7). (ISTIMEWA)
Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved