Helikopter Jatuh di Bali

KORBAN Kecelakaan Helikopter Jatuh di Bali Bersyukur Masih Hidup, Pengamat Penerbangan Sebut Ini!

Mereka diperbolehkan petugas untuk masuk ke area yang sudah dipasangi garis polisi, dan disana mereka terlihat seperti mengingat kembali saat kejadian

Zaenal Nur Arifin - Tribun Bali
 Tiga korban kecelakaan helikopter di Suluban mendatangi lokasi kejadian. 

 

“Apakah ini opsi berbeda sesuai kebutuhan heli tur operatornya atau bukan, entahlah, masih very early days,” imbuhnya.

 

“Sudah ada yang salah-salahan. Kalau mau salah-salahan tidak ada habisnya dan tidak ada solusinya. Peraturan Daerah-nya sudah ada sejak tahun 2000. Yang dilihat apakah layangan ini mematuhi peraturan tersebut, dan juga apa lagi yang bisa diperbaiki dalam pengaturan atau imbauan pengoperasian helikopter wisata di Bali,” sambung Gerry.

 

Ia menjelaskan bahwa untuk terbang helikopter tur itu terbang secara visual.

 

Butuh diketahui apakah pilotnya melihat layangannya? Lalu juga apakah layangan baru sedang dinaikkan, atau sudah naik?

 

Masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang timbul. Layangan di Bali ini kan besar-besar bukan pakai benang kecil, ya kalau kena atau menyambar bisa kelilit.

Sudah ada Perda mengenai menerbangkan layangan di area sekitar Bandara Ngurah Rai, jadi perlu di cek apakah layangan yang kejadian ini mematuhi atau melanggar.

 

“Semoga dari kejadian ini tidak ada unsur yang langsung buru-buru melarang layang-layang atau tur helikopter, karena dua-duanya adalah atraksi wisata Bali,” harap Gerry Soejatman.

Evakuasi - Bangkai helikopter registrasi PK-WSP yang telah berhasil dinaikkan ke atas truk.
Evakuasi - Bangkai helikopter registrasi PK-WSP yang telah berhasil dinaikkan ke atas truk. (Zaenal Nur Arifin - Tribun Bali)

 

 

 

Sebelumnya, Tokoh Rare Anggon atau sekaa layang layang di Denpasar, Kadek Suprapta Meranggi alias Deck Sotto angkat bicara dan berkomentar mengenai kecelakaan helikopter jatuh akibat baling-balingnya terlilit tali layangan, Jumat 19 Juli 2024.

 

“Terkait dengan berita jatuhnya helikopter hari ini di Pecatu, saya secara pribadi sangat berbelasungkawa atas kejadian ini. Dan inilah kejadian yang saya takutkan,” ucap Deck Sotto dalam unggahan video instagramnya.

 

Mengingat disinyalir bahwa tali layang-layang mengakibatkan kecelakaan helikopter tersebut, jadi kita harus lihat dari dua sisi.

 

Pertama layang-layang merupakan tradisi kita dari zaman dahulu, yang kedua kita juga membutuhkan pariwisata terutama dari dirgantara.

 

Dan apa yang terjadi sekarang ini adalah hal yang saya takutkan dan itu terjadi.

 

“Saya pernah menyampaikan kepada salah satu pemilik helikopter 2021 kemarin bahwasanya untuk penerbangan helikopter yang berbasis tur di atas daratan dengan terbangnya rendah.

Saya sarankan untuk tidak terbang saat musim layangan, karena layangan itu terbang diatas 500 Mdpl talinya itu tidak kelihatan,” papar Deck Sotto.

 

“Dan jikalau kena rotoar itu akan sangat berbahaya sekali bisa melilit rotoar itu sendiri. Dan kemudian saran saya itu diikuti oleh pemilik helikopter dengan baik dan benar,” sambungnya.

 

Kemudian hal ini terjadi sangat penting kita ketahui bahwasanya layang-layang adalah suatu tradisi yang adilihur tidak boleh dilupakan.

 

Dan satu sisi saya juga minta teman-teman layang-layang agar tidak menerbangkan layangan terlalu tinggi terutama dekat dengan bandara.

 

Saya juga pernah diundang oleh Kantor Otoritas Bandara Wilayah IV hadir pada podcast tentang zonasi aman, dan saya sampaikan sedemikian rupa.

 

Layang-layang besar yang biasanya terbang itu tidak sampai 300 Mdpl dan itu ukurannya besar sekali.

 

Dan itu visible sangat bisa dilihat oleh pilot pesawat terbang maupun pilot helikopter.

 

“Yang saya takutkan ini adalah ketika layangan terbang terlalu tinggi kemudian jauh dari zonasi aman, zonasi berbahaya bagi penerbangan jikalau ada helikopter melintas dengan jarak ketinggian rendah maka hal inilah yang akan terjadi (kejadian kecelakaan helikopter hari ini,” ucap Deck Sotto.

 

Kepada rekan-rekan rare anggon saya himbau tidak menerbangkan layang-layang terlalu tinggi, apalagi layangan bun, janggan dan tidak menginapkan layang-layang karena itu juga akan sangat membahayakan sekali.

 

Yang ketiga saya pastikan juga untuk bisnis dirgantara tour wisata helikopter agar tidak mengambil tur diatas daratan dengan terbang rendah, ini sangat berbahaya sekali.(*)

 

 

 

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved