Berita Badung

Proyek Penataan Tebing Uluwatu Tuai Polemik, PUPR Badung Sebut Itu Pembuatan Seawall

Proyek Penataan Tebing Uluwatu Tuai Polemik, PUPR Badung Sebut Itu Pembuatan Seawall

ISTIMEWA
TEBING RETAK - Pantauan keretakan tebing di Pura Uluwatu, Kuta Selatan. Proyek perbaikan keretakan sudah dimulai yang diawali dengan mulang pakelem. 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Penataan tebing Pura Uluwatu yang digarap pemkab Badung melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruangan (PUPR) setempat menuai polemik di masyarakat.

Namun upaya pengerukan tebing yang dilakukan itu pun untuk membangun Seawall dan Pengamanan bibir pantai.

Sehingga proyek itu punmasih berlanjut sampai Senin 2 Agustus 2024.

Baca juga: 55 Anggota DPRD Bali Periode 2024-2029 Dilantik, Dewa Jack Ditunjuk Jadi Ketua Sementara

Hal itu pun sebagai upaya, penanggilangan bencana alam akan penanganan tebing retak di Pura Uluwatu, Kuta Selatan. Bahkan sesuai konsep dari PUPR, nantinya dari tebing akan ada jalan kebawah bibir pantai. 


Kepala Dinas PUPR Badung Ida Bagus Surya Suamba mengakui jika selain mengalami keretakan, tebing Pura Luhur Uluwatu di Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, juga ditemukan rongga. Rongga yang cukup dalam ada dibagian dasar tebing, akibat gempuran ombak. 

Baca juga: Presiden Jokowi Resmikan Gedung Kesehatan RS Prof Ngoerah, Jokowi : Seperti Masuk Hotel Bintang Lima

"Rongga didasar tebing Uluwatu, terbentuk akibat  abrasi yang disebabkan oleh gempuran ombak. Dari hasil pengamatan rongganya cukup dalam. Kondisi ini sangat membahayakan kalau tidak segera ditangani," kata Surya Suamba.


Diakui, kalau tidak segera ditangani, rongga akibat abrasi tersebut akan semakin besar tiap tahunnya. Lantaran lokasinya dibagian dasar tebing, akan sangat membahayakan bagi tebing Uluwatu sendiri. 


"Saat ini  sedang berlangsung proyek penanganan keretakan tening Pura Uluwatu, dimana pada bagian depan tebing akan dibangun seawall," tegasnya.


Diakui Seawall atau pengaman tepi pantai akan  berfungsi sebagai benteng penahanan ombak untuk mencegah abrasi. 


"Jadi nanti rongganya kita tutup dengan beton, didepannya kita bangun jalan inspeksi dan seawall, untuk penahan abrasi," terangnya.


Proyek Pembangunan Seawall dan Pengamanan Sungai/Pantai dan Penanggulangan Bencana Alam Penanganan Tebing Retak di Pura Uluwatu, akan menelan anggaran sesuai kontak sebesar Rp78.642.040.886. Proyek tersebut sudah dimulai, dengan diawali dengan upacara pekelem.


"Jadi waktu pelaksanaan 160 hari kalender," bebernya 


Proyek ini meliputi pembangunan 
jalan akses menuju pantai di bawah tebing Pura Uluwatu, yang juga sebagai sarana teknis dan religius. Sarana teknis (pemeliharaan) tebing Uluwatu dan perlindungan pantai. Sedangkan religius sebagai sarana upacara keagamaan melasti. 


"Jalan tersebut bukan jalan umum. Fungsinya untuk jalan ispeksi dan untuk kegiatan upacara keagamaan seperti melasti. Jalannya akan ditutup, dan kuncinya dipegang oleh Desa Adat Pecatu," imbuhnya. (*)

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved