Berita Bali

Tren Prestasi Kontingen Bali Dalam PON XXI/2024, Meningkat Tapi Belum Menembus

Tren Prestasi Kontingen Bali Dalam PON XXI/2024, Meningkat Tapi Belum Menembus

istimewa
Realisasikan 4 Medali Emas di PON XXI/2024, Gung Cok Langsung Evaluasi Atlet Tarung Derajat Bali 

TRIBUN-BALI.COM, MEDAN - Perhelatan multi-event Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh - Sumatera Utara telah berakhir.

Provinsi Bali mencatatkan tren positif apabila dibandingan PON XX Papua tahun 2021 yang lalu, yang mana terjadi peningkatan jumlah perolehan medali emas meski target 45 medali emas yang dicanangkan belum tertembus.

Pada PON kali ini, kontingen Bali yang menerjunkan lebih dari 500 atlet dari puluhan cabang olahraga dan nomor pertandingan yang diikuti berhasil mempersembahkan total sebanyak 36 medali emas.

Baca juga: NIAT TERAKHIR Kadek Adi ke Rumah Kandas Selamanya, Kecelakaan Tragis Jalur Tengkorak Jembrana

Saldo keseluruhan, Bali mengoleksi sebanyak 134 medali terdiri dari 36 medali emas, 38 medali perak dan 60 medali perunggu. Terjadi peningkatan dari raihan pada PON XX Papua tahun 2021 lalu.

Pada PON XX 2021 meski menduduki 5 besar perolehan medali akhir namun dari catatan masih lebih baik capaian pada PON XXI 2024 kali ini kendati dari segi posisi melorot dua tingkat ke peringkat ke 7. 

Baca juga: Jro Evra Akhirnya Muncul ke Publik, Babak Baru Kasus Pembunuhan Sadis Akibat Perselingkuhan

Dari klasemen perolehan medali, penghuni papan atas tak berubah dengan PON XX lalu yang dijuarai Jawa Bart, pada PON XXI kali ini, Jawa Barat kembali tampil teratas disusul DKI Jakarta dan Jawa Timur, formasi yang sama dengan klasemen tahun 2020 lalu.


Sedangkan peringkat 4 PON XX lalu, Papua merosot ke posisi 13, sementara itu, Jawa Tengah yang PON sebelumnya satu tingkat di bawah Bali, pada PON XXI kali ini Jateng menyalip di atas Bali, atau menempati posisi 5 milik Bali pada PON XX.


Dua provinsi tuan rumah, Aceh dan Sumut lah juga mengalami peningkatan presasi, di mana dalam PON XXI Sumut menempati posisi ke 4 dan Aceh ke 4 


Dalam PON XX 2021, Bali mengemas 28 emas, 25 perak dan 53 perunggu. Artinya untuk emas meningkat sebanyak 8 medali, perak meningkat 13 medali dan perunggu meningkat 7 medali. 


Oleh sebab itu memang sedari awal, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Bali tidak menargetkan dari peringkat atau klasemen perolehan medali akan tetapi menargetkan jumlah medali emas.


Jika ditilik dari jumlah target, memang perolehan medali sedikit meleset dari target, atau 9 target medali emas dari target yang ditetapkan di awal adalah 45 medali emas. 


Meski begitu, peningkatan perolehan jumlah medali ini tentunya sangat layak diapresiasi perjuangan Patriot Olahraga Bali. Dari PON XX yang lalu total medali yang diraih sebanyak 106 medali sedangkan PON tahun ini sebanyak 134 medali, termasuk peningkatan 8 medali emas. 


Adapun 36 medali emas yang diraih Bali terdiri dari 11 keping emas dari cabang olahraga yang berlaga di wilayah Provinsi Aceh dan 25 keping emas diraih oleh patriot olahraga yang berlaga di Provinsi Sumatera Utara. 

 

19 cabang olahraga yang memperoleh medali emas meliputi, Cricket 6 medali emas, Tarung Derajat 3 medali emas, Gateball 3 medali emas, Atletik 3 medali emas. 


Kemudian Judo, Kempo, Dansa, Renang, Biliar, Kabaddi masing-masing 2 medali emas. 


Selain itu, ada Cabor Rugby, Menembak, Layar, Selam Laut, Taekwondo, Karate, Balap Sepeda, Tenis Meja, dan Golf masing-masing 1 medali emas. 


Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Bali, I Gusti Ngurah Oka Darmawan menyampaikan apresiasinya untuk para patriot olahraga, bahwa merakh medali emas tidaklah mudah dan membutuhkan proses yang panjang.


"Saya terima kasih kepada cabor dan panitia yang luar biasa, ada beberapa Cabor mendapatkan emas di Aceh dan Sumut. Begitulah jadi juara tidak gampang untuk mendapatkan medali seperti saya sampaikan by proses panjang, berkelanjutan dan berjenjang, dengan sportifitas," ujar Oka Darmawan, pada Jumat 20 September 2024.


Berdasarkan hasil keseluruhan terdapat sejumlah Cabor yang turun dalam PON kali ini membuat kejutan.


Kejutan itu hadir dari cabor-cabor seperti Biliar, Tenis Meja, atletik di nomor 4 X 400 estafet putri, dan gateball.


Meski ada pula cabor lainnya yang diunggulkan untuk merebut emas namun kurang optimal, seperti Panjat Tebing perorangan putri, Desak Made Rita Kusuma Dewi harus merelakan emas yang diraihnya ada PON XX lalu ke tangan Rajiah Salsabillah, sedangkan Desak Rita harus puas dengan medali perak. 


"Ada beberapa kejutan dan catatan sejarah yang dibuat, dan hal ini merupakan hasil maksimal. Saya ucapkan selamat kepada atlet yang meraih pretasi, sedangkan bagi atlet yang belum agar terus melakukan pelatihan untuk event-event selanjutnya," ujarnya.

 


Meski Meleset Target, Tim Cricket Jadi Satu-satunya Juara Umum Kontingen Bali


Kontingen cabang olahraga Bali yang mampu keluar sebagai juara umum ialah tim Cricket Bali dengan mengemas 6 medali emas, 1 medali perak dan 1 perunggu di Provinsi Sumatera Utara.


Capaian tersebut meningkat dua kali lipat dibanding hasil PON XX/2020 Papua dimana Bali dengan status juara umum meraih 3 emas, 1 perak, dan 1 perunggu.


Ketua Umum Pengprov PCI Bali, Agung Bagus Tri Candra Arka menyampaikan bahwa target sebenarnya dari Tim Cricket Bali ialah 8 medali emas.


Meski begitu, pihaknya mengapresiasi kerja keras tim Cricket Bali yang tetapi tapil sebagai juara umum di cabor ini. 


"Terima kasih perjuangan atlet yang tak kenal lelah dari awal sampai akhir. Sebenarnya ini melenceng 2 emas dari total 8 emas. Niat kami sapu bersih semua emas di 8 nomor yang dipertandingkan," ujar Tri Candra Arka.


Cabor-cabor Bali Yang Ukir Sejarah dan Kejutan di PON XXI/2024


Ganda Snooker Bali, I Putu Edy Wirawan 'Kingkong' bersama I Kadek Sugiartha 'Patkay' mengukir sejarah untuk Biliar Bali di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) dengan membawa pulang 2 keping medali emas. 

 

Bahkan, emas sudah menjadi penantian Biliar Bali sejak pertama kali meraih emas pada PON 2008 Kalimantan Timur lalu. Di tahun 2024 ini langsung ngegas mendapatkan 2 emas. 


Setelah menyabet emas dengan mengalahkan lawannya atlet Jawa Tengah pasangan top Yoni Rahmanto/Ricky Yang, pada nomor 6 Reds Double di partai final. 

 

Pasangan Bali ini mengulang kesuksesannya pada nomor 15 Reds Double Putra.


"Bali sukses cetak sejarah 2 emas. Khusus snooker ini adalah pencapaian tertinggi, di level kejurnas, dulu paling mentok dapat perunggu. Perjuangan atlet layak diapresiasi," kata pelatih tim biliar PON Bali, Welly Soedarno. 


Selain itu, Tim Rugby Putri Bali berhasil mendulang medali emas setelah mengalahkan lawannya tim Daerah Istimewa Yogyakarta dalam PON (Pekan Olahraga Nasional) XXI/2024 Aceh-Sumut.


Perolehan emas ini sekaligus mengukir sejarah pertama kalinya tim Rugby Bali membawa pulang emas sepanjang masa perhelatan PON


"Kami menyelesaikan pertandingan di Final melawan Jogja dengan skor cukup telak ini yang kita tunggu dua tahun lalu ketika persiapan BK PON, kami sangat mengejar emas di nomor ini dari 4 nomor, dengan persiapan matang kami bisa eksekusi hari ini," beber Pelatih Tim Rugby Bali, Wira Ditta Lokantara.


"Masuk final ini kami perbaiki belajar dari PON Papua, hari ini mencetak sejarah emas pertama tim Rugby Bali melampaui apa yang didapat kemarin," sambungnya.


Berlanjut di cabor lain, hasil tidak mengkhianati usaha, peribahasa itulah yang patut disematkan kepada pasangan ganda campuran Tenis Meja Bali I Komang Sugita dan Made Sisca Pratiwi


Sugita dan Sisca akhirnya sukses mengukir prestasi membawa harum nama Bali sekaligus mengakhiri penantian mendapatkan medali emas sepanjang masa Pekan Olahraga Nasional (PON). 


Penantian itu akhirnya pecah di PON XXI/2024 Aceh-Sumut sejak PON edisi perdana di Surakarta tahun 1948 silam. Akhirnya emas Cabor Tenis Meja dibawa pulang ke Bali


Hasil ini juga diluar ekspektasi karena kontingen dari Provinsi lainlah yang sejatinya berstatus unggulan. 


Namun Sugita dan Sisca mengaburkan hal itu, mereka membuktikan bahwa Bali lah yang kini menjadi yang terbaik. 


"Sejarah bagi tenis meja Bali. Dari PON pertama belum pernah dapat emas, dan sekarang baru pecah," kata Pelatih tim tenis meja PON Bali, I Gede Ardika yang juga orang tua dari Sisca.

 

Kemudian, Judoka putri si kembar asal Bali, Ni Made Sukerti (19) dan Ni Nyoman Suwitri (19) juga turut sukses membawa pulang medali emas dalam ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 dalam debutnya di ajang PON


Kembar Sukerti-Suwitri mendulang emas saat tampil pada nomor seni Ju No Kata putri, di Gelanggang Mahasiswa Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, dua hari yang lalu. 


Nomor Ju No Kata ini juga merupakan nomor yang baru dipertandingkan dalam PON Aceh-Sumut ini. Dan perolehan emas dari si kembar ini juga menjadi kejutan bagi sang pelatih. 


Sukerti-Suwitri meraih emas dengan total nilai yang didapatkan 373, disusul pasangan Jawa Barat yang meraih medali perak dengan angka 367, dan medali perunggu bersama didapat pasangan Jawa Tengah dengan nilai 365,5, dan Banten 345,5.


"Mereka luar biasa, masih muda 19 tahun menyumbangkan medali emas untuk Bali, dan ini pertamakalinya mereka tampil di PON dan langsung mendapatkan emas," kata Pelatih Judo Putri Bali, Dewa Ayu Watra Putriningsih. 


Pertahankan Medali Emas

 

Atlet lompat jauh dan jangkit ternama asal Bali, Maria Natalia Londa mencatatkan prestasi yang sangat prestisius di cabang olahraga yang membesarkan namanya tersebut. 


Dalam ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh - Sumut, Maria kembali membuktikan kansnya dengan meraih medali emas di nomor lompat jauh putri yang berlangsung di Stadion Madya Atletik Sumut Sport Center, Sumatera Utara, pada Kamis 12 September 2024. 


Atlet kelahiran Denpasar 29 Oktober 1990 ini mencatatkan total lompatan Maria Londa sejauh 6,44 meter.


Maria berhasil mengalahkan wakil dari Nusa Tenggara Barat, Rohani dengan lompatan sejauh 6,14 meter yang akhirnya meraih perak.


Sedangkan medali perunggu diraih oleh Vinsensia dari Papua dengan lompatan berjarak 6,06 meter. 


Dengan emas ini tercatat Maria sudah 5 kali beruntun meraih medali emas PON sejak PON edisi 2008 hingga 2024 ini atau berhasil mempertahankan prestasinya dalam kurun 15 tahun terakhir. 


Mulai dari PON 2008 Kalimantan Timur, PON 2012 Riau, PON 2016 Jawa Barat, PON 2020 Papua, dan PON 2024 Aceh-Sumut.


Meski di usia yang tidak muda lagi, performa atlet asal Bali, Maria Londa tak jua habis. Setelah mempersembahkan emas untuk nomor lompat jauh, ia mengawinkan emas di nomor lompat jangkit. 


Atlet berusia 34 tahun itu mendulang emas keduanya di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 yang berlangsung di Stadion Madya Atletik Sumut Sport Center pada Senin 16 September 2024. 


Dua emas yang dipersembahkan Maria Londa dalam PON kali ini sekaligus menjadi akhir perjalanannya dalam multi-event empat tahunan tersebut. 


Sebab dalam PON tertuang regulasi batas usia maksimal dalam cabang olahraga atletik ialah 35 tahun. Kendati begitu, Maria Londa masih bisa mengikuti kejuaraan internasional seperti halnya SEA Games atau Asian Games.


Hingga saat ini belum ada atlet lain yang melampaui capaian lompatan Maria Londa. 


Justru di usia kepala tiga ini dalam emas yang diraihnya pada nomor lompat jangkit juga memecahkan rekor PON yang diciptakannya saat PON XX 2021, Papua lalu. 


Saat di PON XX 2021, Maria mampu melompat sejauh 13,68 meter. Sekarang rekor tersebut dipecahkan dengan lompatan sejauh 13,75 meter.


"Puji Tuhan untuk hasil ini. Bersyukur masih ada di titik ini support yang luar biasa dari seluruh jajaran, baik dari rekan-rekan sesama atlet, PASI dan lainnya. Saya berterima kasih atas semua dukungan yang diberikan itu," ungkap Maria Natalia Londa.


Taekwondo Bali menyumbang perolehan 8 medali dari nomor-nomor yang diikuti dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh - Sumut. 


Dalam multi-event nasional empat tahunan kali ini, tim TI Bali menorehkan 1 medali emas, 2 perak dan 5 medali perunggu. 


Sumbangsih medali kali ini melebihi pencapaian medali pada PON XX 2022 di Papua lalu. 


Kala itu, tim Taekwondo Bali meraih 1 emas, 1 perak dan 4 perunggu. 


Sementara di PON 2024 Aceh-Sumut kali ini sumbngsih menjadi 1 medali emas, 2 medali perak dan 5 medali perunggu. 


Sedangkan 1 medali emas yang tetap dipertahankan oleh taekwondoin yang sama, yakni Ni Kadek Heni Prikasih. (*)

 

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved