Sampah di Bali
Bantu Bali Kurangi Penggunaan Plastik, BHA &Sungai Watch Bikin Instalasi Penghalang Sampah di Sungai
Instalasi penghalang sampah sungai itu pertama kali diluncurkan di kawasan Desa Kekeran, Mengwi, Badung, Kamis (6/3).
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Menyikapi permasalahan sampah yang masih menjadi persoalan pelik di Bali, inovasi-inovasi pun mulai ditelurkan sektor swasta dalam mendukung pemerintah mengentaskan masalah sampah dan polusi plastik.
Sebagai pelaku pariwisata Bali, Bali Hotels Association (BHA) menggandeng komunitas Sungai Watch menciptakan inovasi berupa Instalasi penghalang sampah sungai. Instalasi penghalang sampah sungai itu pertama kali diluncurkan di kawasan Desa Kekeran, Mengwi, Badung, Kamis (6/3).
Pelaku perhotelan diharapkan ikut menjaga lingkungan, termasuk berkomitmen mewujudkan pariwisata Bali yang bebas sampah dan polusi plastik. Head of Sustainability di BHA, T.G Nielsen menyampaikan, bahwa menjaga lingkungan Bali merupakan tanggung jawab semua orang, dan khususnya di sektor pariwisata.
Baca juga: Residivis Narkoba 1,4 Kg Sabu Tak Kooperatif ke BNNP Bali, Tak Mau Berikan Password Handphone
Baca juga: TRAGEDI Kecelakaan, Luh Surning Terkapar di Jalan, Ini Penjelasan Kasat Lantas Polres Buleleng

Upaya tersebut, menurutnya menjadi bagian dari filosofi keseluruhan untuk benar-benar mengedukasi hotel-hotel di Bali, serta staf di semua hotel untuk tidak menggunakan plastik. Pihaknya menjelaskan, pada tahun 2025 ini, BHA telah berkomitmen untuk menjadi penandatangan United Nations Global Plastic Tourism Initiative.
“Ini berarti bahwa kami pada dasarnya meminta setiap hotel di Bali untuk tidak menggunakan plastik. Karena kita semua memahami bahwa plastik sangat sulit untuk menguraikan sepenuhnya,” ujar GM Fivelements Retreat Bali dijumpai di sela kegiatan.
Dengan komitmen banyak pihak, ia optimis Bali menjadi lebih bersih dan indah dikunjungi wisatawan, melalui kepedulian warganya untuk tidak membuang sampah di sungai. Pelaku perhotelan yang tergabung BHA berkomitmen kuat terhadap keberlanjutan lingkungan dengan mendukung Sungai Watch dalam upaya melawan polusi plastik di Bali.
Selain itu, penting juga untuk mendidik tim hotel dan staf hotel agar mereka menyampaikan pesan ini kepada keluarga mereka dengan mengkampanyekan tidak menggunakan plastik namun bisa membawa tas yang dapat digunakan berkali-kali.
“Jangan gunakan kantong plastik saat pergi ke pasar, jangan gunakan plastik hanya sekali. Karena pada akhirnya, seperti yang kita lihat di sini, plastik dibuang ke sungai,” terangnya.
Kata dia, kebiasaan daur ulang plastik harus semakin digencarkan seperti yang dilakukan Sungai Watch di mana mereka mendaur ulang plastik, mengubah sampah plastik menjadi furniture dan berbagai benda lain yang bisa digunakan.
“Mari bersama-sama membantu Bali mengurangi penggunaan plastik agar menjadi destinasi yang lebih bersih dan sehat,” harapnya.
Pihaknya pun menyampaikan pesan kepada para pemasok bahan pangan ke hotel agar tidak dikirim dalam kemasan plastik.
“Jangan kirim buah yang dibungkus plastik. Kini harus diubah adalah pola pikir. Itu bagian yang paling penting,” imbuhnya.
Ia pun menilai pemerintah memainkan peran kunci dalam hal ini, karena mereka harus benar-benar memahami bahwa setiap hari di lapangan memproduksi ratusan juta ton plastik dan limbah.
“Apa yang kita lihat di Pantai Kedongan pada Januari, di mana plastik terus berdatangan, itu benar-benar mengerikan. Plastik itu bukan hanya berasal dari Jawa, tetapi juga dari sungai dan dari hulu. Karena curah hujan yang tinggi, plastik hanyut ke air, lalu kembali lagi ke pantai,” tegasnya.
Pihaknya mendorong pemerintah mengambil tindakan nyata membangun lebih banyak fasilitas daur ulang di seluruh Bali dan benar-benar berkontribusi dalam menyelesaikan masalah ini.
Partnerships Manager Sungai Watch, Dika menambahkan, pemasangan trash barrier atau jaring penghalang sampah di sungai di Mengwi ini menjadi langkah besar untuk melindungi lingkungan Bali.
“Kita ingin sebisa mungkin menurunkan kuantitas sampah yang ke TPA atau ke landfill," ujar Dika. (ian)
SARAN Solusi Sampah di Bali, Akademisi Minta Pertimbangkan Kebijakan Pelarangan AMDK di Bawah 1L |
![]() |
---|
TIMBUNAN Sampah di Bali Capai 3.436 Ton Per Hari, Simak Penjelasannya Berikut Ini |
![]() |
---|
Pengelolaan Sampah, TPS3R Desa Seminyak Bali: Paling Susah Itu Merubah Pola Pikir Masyarakatnya |
![]() |
---|
Penanganan Sampah, Dekan FISIP Undiknas Bali: Pemerintah Harus Bersinergi Dengan Masyarakat |
![]() |
---|
Masalah Sampah di Bali, Ketua YWBL Riawati: Bukan Salah Sampah, Tapi Cara Kita Menanganinya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.