Berita Klungkung

PHDI Tanggapi Ngaben Viral di Nusa Penida dengan Wasiat Harus Bakar Lembu Mobil, Nanti Dihibahkan

Selain itu semasa hidup, mendiang juga dikenal sosok kritis, yang kerap mengkritik pemerintah terkait dengan pembanguman infrastruktur di Nusa Penida.

Istimewa
TANGKAPAN LAYAR - Viral di media sosial, upacara pengabenan tokoh masayarakat di Desa Sakti Nusa Penida, I Nengah Setar, Rabu 12 Maret 2025. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Viral di media sosial prosesi pembakaran jenazah (ngaben), dengan lembu yang berada di atas mobil.

Prosesi ngaben ini disebutkan berlangsung di Nusa Penida, Klungkung. Dalam narasi video yang beredar, prosesi ngaben ini digelar untuk mendiang Jero Mangku Gede Pasek Nengah Setar.

Terkait hal viral ini, Ketua PHDI Bali, I Nyoman Kenak, turut memberikan tanggapan. Di mana pria yang juga Ketua Umum Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi ini, juga hadir dalam palebon tersebut.

Ia mengatakan, adanya mobil di dalam sarana upacara merupakan permintaan mendiang yang tertuang dalam surat wasiat.

 

Baca juga: BAKAR Berlian Hingga Mobil Saat Upacara Ngaben, Ini Wasiat Jero Mangku Gede Pasek Nengah Setar

Baca juga: 2 Orang Luka Bakar Tersambar Api di Tubuhnya, Coba Padamkan Api di Tungku Pembuatan Keripik Singkong

Terkait hal viral ini, Ketua PHDI Bali, I Nyoman Kenak, turut memberikan tanggapan. Di mana pria yang juga Ketua Umum Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi ini, juga hadir dalam palebon tersebut.

Ia mengatakan, adanya mobil di dalam sarana upacara merupakan permintaan mendiang yang tertuang dalam surat wasiat.
Terkait hal viral ini, Ketua PHDI Bali, I Nyoman Kenak, turut memberikan tanggapan. Di mana pria yang juga Ketua Umum Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi ini, juga hadir dalam palebon tersebut. Ia mengatakan, adanya mobil di dalam sarana upacara merupakan permintaan mendiang yang tertuang dalam surat wasiat. (Tribun Bali)

"Sehingga ahli waris tidak dalam rangka menambah-nambahkan sarana, karena beliau sosok yang sosial," kata Kenak, Rabu 12 Maret 2025.

Kenak menambahkan, berdasarkan penjelasan bendesa setempat, kendaraan tersebut tak sepenuhnya terbakar.

Usai kegiatan itu, mobil itu kemudian dihibahkan kepada desa adat.  "Ada dua mobil, satu untuk lembu dan satu untuk wadah. Dan kedua mobil baru itu diserahkan kepada desa adat," paparnya.

Ia juga menambahkan, sebelum digunakan dalam pembakaran, tangki mobil dilepas dan ban juga digembosi.

"Dan mobil juga tidak terbakar semua. Dan kondisinya masih bagus," imbuhnya. Kenak menambahkan, mendiang dikenal sebagai orang dermawan semasa hidupnya dan rendah hati.

Bahkan ia menghibahkan beberapa bidang tanah miliknya untuk pembangunan pura. Dalam proses ngaben itu berjalan sangat khusyuk.

"Prosesinya sama seperti ngaben pada umumnya. Tidak ada penambahan. Kalau mobil itu kan hanya wasiat yang dijalankan anak beliau," paparnya. 

TANGKAPAN LAYAR - Viral di media sosial, upacara pengabenan tokoh masayarakat di Desa Sakti Nusa Penida, I Nengah Setar, Rabu 12 Maret 2025.
TANGKAPAN LAYAR - Viral di media sosial, upacara pengabenan tokoh masayarakat di Desa Sakti Nusa Penida, I Nengah Setar, Rabu 12 Maret 2025. (Istimewa)

Mendiang Dikenal Dermawan dan Kritis 

Viral di media sosial, upacara ngaben tokoh masayarakat di Desa Sakti, Kecamatan Nusa Penida, Jero Mangku Gede Pasek Nengah Setar, Rabu (12/3/2025).

Upacara ngaben tersebut ramai diperbincangkan di media sosial, karena disebut-sebut turut membakar perhiasan seperti emas, berlian, hingga mobil

Berdasarkan video yang beredar di media sosial, jenazah Jero Mangku Gede Pasek Nengah Setar diantar dari rumah duka ke setra setempat dengan bade tumpang 7. Prosesi ini diikuti oleh ribuan warga.

Sesampai di setra, jenazah dipindahkan ke petulangan lembu berwarna putih. Sementara di atas bale tanah, diletakan mobil pikap berwarna putih, yang menjadi alas untuk membakar petulangan lembu beserta jenazah.

Berdasarkan keterangan keluarga, hal tersebut merupakan  wasiat dari almarhum sebelum meninggal dunia. Bahkan wasiat tersebut ditulis almahum di notaris.

"Itu (turut membakar mobil dan perhiasan) sudah wasiat beliau di notaris. Kami sebagai anak-anaknya hanya menjalankan wasiat," ujar putra kedua dari Jero Mangku Gede Pasek Nengah Setar, dr. I Kadek Agus Suardana, Rabu (12/3/2025).

Setelah upacara ngaben, akan dilanjutkan dengan ngeroras dan meajar-ajar saat pada saat Purnama Kadasa dan dilanjutkan ngikup saat piodalan Dewa Hyang saat Sugihan Bali.

"Almarhum meninggalkan 4 anak dan 7 orang cucu," ungkap Kadek Agus Suardana. Jero Mangku Gede Pasek Nengah Setar merupakan tokoh masyarakat dan juga pengusaha asal Desa Sakti, Nusa Penida

Mendiang memiliki berbagai usaha di bidang akomodasi wisata dan trasportasi laut. Selama ini mendiang juga dikenal sebagai tokoh masyarakat yang dermawan.

Selain itu semasa hidup, mendiang juga dikenal sosok kritis, yang kerap mengkritik pemerintah terkait dengan pembanguman infrastruktur di Nusa Penida.

Ia juga kerap bersuara, terutama terkait kepentingan dasar masyarakat Nusa Penida mulai dari infrastruktur jalan dan air. Sehingga semasa hidupnya almarhum menjadi sosok yang dihormati masyarakat.

Nengah Setar berpulang diusianya yang ke 75 tahun, saat mendapatkan perawatan di RS Prima Medika karena mengalami penyakit jantung, Sabtu (15/2/2025). (mit)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved