Berita Buleleng
KRONOLOGI Operasi Senyap di Buleleng, 2 Terpidana Penodaan Agama Saat Nyepi Dieksekusi Jelang Pagi
KRONOLOGI Operasi Senyap di Buleleng, 2 Terpidana Penodaan Agama Saat Nyepi Dieksekusi Jelang Pagi
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Aloisius H Manggol
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Proses eksekusi badan dua terpidana kasus penodaan agama saat Nyepi tahun 2023 lalu, Acmat Saini dan Mokhamad Rasad pada Senin (14/4/2025) lalu, memicu dinamika sosial di tengah masyarakat.
Proses eksekusi terpidana penodaan agama ini sempat ada penolakan dari masyarakat.
Diketahui, eksekusi badan terhadap Saini dan Rasad dilakukan Kejari Buleleng menjelang subuh.
Dari video yang beredar, pada proses eksekusi yang dilakukan Kejari Buleleng sempat ada penolakan dari keluarga dan masyarakat.
Baca juga: Dirut Megaproyek LRT di Bali Mengundurkan Diri, Bagaimana Nasib LRT Bali?
Kepala Kejaksaan Tinggi (Kejati) Bali, Ketut Sumedana tak memungkiri pada saat proses eksekusi, memang sempat ada penolakan dari masyarakat.
Kendati demikian, tidak ada kekerasan saat eksekusi dua terpidana penodaan agama ini berlangsung.
"Tidak ada kekerasan. Kita memang melakukan penjemputan jelang subuh. (Sebab) tujuannya untuk menghindari kekerasan. Sehingga (eksekusi) berjalan lancar," ungkapnya Rabu (16/4/2025).
Baca juga: SELAMAT JALAN Coach Teco! Ungkapannya Setelah Laga Persib Bandung vs Bali United Bikin Haru
Ketut Sumedana menambahkan, eksekusi badan yang dilakukan kepada kedua terdakwa merupakan upaya penegakan hukum.
Apalagi kasus penodaan agama saat Nyepi tahun 2023 telah inkrah atau berkekuatan hukum tetap.
"Tujuan kita penegakan hukum ini biar jalan, biar tidak ada lagi kasus-kasus yang sama," tegas Ketut Sumedana.
Untuk diketahui, eksekusi badan terhadap terpidana Acmat Saini dan Mokhamad Rasad berdasarkan Surat Perintah Pelaksanaan Putusan Pengadilan Nomor: PRINT-23A/N.1.11/Eku.3/01/2025 yang dikeluarkan oleh Kepala Kejaksaan Negeri Buleleng tanggal 06 Januari 2025
Vonis empat bulan penjara terhadap Acmat Saini dan Mokhamad Rasad ini merupakan putusan majelis hakim Pengadilan Tinggi (PT) Denpasar tertanggal 31 Juli 2024.
Putusan itu berlaku setelah kasasi di tingkat Mahkamah Agung (MA) yang dilayangkan oleh kedua terpidana penodaan agama dan jaksa penuntut umum ditolak.
Sebelum eksekusi ini, Perbekel serta sejumlah tokoh masyarakat sempat menyatakan penolakan atas eksekusi.
Mereka berpendapat penahanan kedua terpidana penodaan agama itu akan mengusik keharmonisan antar umat beragama di desa. (mer)
eksekusi
Buleleng
Nyepi
penodaan agama
Ketut Sumedana
kekerasan
Pengadilan Tinggi
Perbekel
Mahkamah Agung
PERJALANAN TERAKHIR Bareng Istri di Buleleng, Wayan Mastri Berpulang Secara Tragis Dihadapan Suami |
![]() |
---|
2 Laka Maut di Buleleng Bali, Pasutri Oleng Saat Nyalip dan Masuk Kolong Truk |
![]() |
---|
Partai Buruh Sampaikan Enam Tuntutan ke Pemkab Buleleng, Salah Satunya Hapus Outsourcing |
![]() |
---|
Seorang Pegawai Minimarket Meninggal Usai Tabrak Truk di Buleleng Bali, Alami Cedera Kepala Berat |
![]() |
---|
SALING LAPOR Antara Perbekel Selat dan Ni Wayan Wisnawati di Buleleng Berakhir Damai |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.