Kapal Tenggelam di Selat Bali

Jenazah Korban Terjebak di Dalam Bangkai Kapal KMP Tunu Pratama Jaya, 3 Jenazah Proses Identifikasi

Lokasi bangkai kapal berada di titik referensi 8, sejauh 3,9 kilometer dari titik awal lokasi kecelakaan kapal (LKK).

DOK TRIBUN BALI
KARAM - KMP Tunu Pratama Jaya yang berlayar dari Ketapang ke Gilimanuk pada Rabu (2/7) pukul 22.56 WIB DAN dilaporkan tenggelam sekitar pukul 23.20 WIB. Dari manifest sementara, kapal tersebut mengangkut 65 orang. 

TRIBUN-BALI.COM, BANYUWANGI – Operasi Tim SAR gabungan terhadap korban Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya yang tenggelam, Rabu 2 Juli 2025, telah memasuki hari pencarian ke-13 pada Senin 14 Juli 2025 kemarin. 

Operasi pencarian korban KMP Tunu Pratama Jaya resmi ditutup, dan tanggung jawab pencarian kini beralih ke pihak wilayah. 

Pada hari terakhir rilis yang dilakukan tim SAR gabungan, terungkap temuan mengejutkan dari video yang dihasilkan kamera bawah air milik Direktorat Polisi Perairan dan Udara (Ditpolairud) Polda Jawa Timur. 

“Dari gambaran bawah air, ada kemungkinan korban masih di bawah (terjebak di dalam bangkai kapal),” ujar Direktur Polairud Polda Jatim, Kombes Pol Arman Asmara Syarifuddin, pada Senin 14 Juli 2025. 

Baca juga: KMP Tunu Ditemukan Terbalik di Dasar Selat Bali, Menhub Berharap Pengangkatan Kapal Berjalan Lancar

Arman menjelaskan bahwa video tersebut dihasilkan dari kamera underwater dan ROV yang diterjunkan pada hari ke-12 operasi pencarian, yaitu pada Minggu 13 Juli 2025, pukul 02.30 WIB. 

Waktu tersebut dipilih karena arus Selat Bali terdeteksi lebih tenang, sementara pada waktu-waktu lainnya, arus cukup kuat.

Video yang dipaparkan menunjukkan kualitas dan penerangan yang baik, sehingga mampu memperlihatkan komponen kapal serta warna yang kontras di badan kapal meskipun berada di kedalaman sekitar 49 meter. 

“Terlihat jelas nama dan warnanya. Video kami berikan kepada Basarnas sebelum akhirnya dirilis,” tambahnya seperti dilansir Kompas.com. 

Dari hasil pencarian, posisi bangkai KMP Tunu Pratama Jaya ditemukan dalam kondisi tengkurap, di mana bagian bawah kapal berada di atas atau terbalik dari posisi seharusnya. 

Lokasi bangkai kapal berada di titik referensi 8, sejauh 3,9 kilometer dari titik awal lokasi kecelakaan kapal (LKK).

Sementara itu, Direktorat kepolisian perairan dan udara (Ditpolairud) Polda Jawa Timur menyelidiki penyebab tragedi KMP Tunu. 

Proses penyelidikan mengutamakan metode Scientific Crime Investigation (SCI), yaitu penyelidikan berbasis metode ilmiah menggunakan teknologi yang dimiliki. 

“Penyelidikan ilmiah dilakukan salah satunya dengan memindai dasar laut untuk memetakan kondisi bangkai KMP Tunu Pratama Jaya terkini,” kata Direktur Polairud Polda Jatim, Kombes Polisi Arman Asmara Syarifuddin, Selasa 15 Juli 2025. 

Di antaranya dengan melakukan pemindaian menggunakan side scan sonar milik Polairud di lokasi objek kapal tenggelam. Bersamaan dengan proses serupa yang dilakukan oleh tim SAR gabungan. 

Didukung dengan penggunaan Multibeam Echosounder (MBES) Norbit WBMS X yang disebut Arman memiliki desain ultra-compact dan beresolusi tinggi. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved