Sampah di Bali

Pengelolaan Sampah di Desa Gelgel Berbasis Bio Dynamics, DAPAT Perhatian Delegasi Malaysia-Singapura

Pengelolaan sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Desa Gelgel, Klungkung, menarik perhatian delegasi lintas negara.

ISTIMEWA
KUNJUNGAN - Rombongan delegasi lintas negara, melakukan kunjungan ke TPST Gelgel, Rabu (29/10), untuk memastikan langsung sistem pengelolaan sampah berbasis Bio Dynamics berhasil diterapkan dan berkelanjutan. 

TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA – Pengelolaan sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Desa Gelgel, Klungkung, menarik perhatian delegasi lintas negara dari Malaysia hingga Singapura. Termasuk beberapa delegasi dari Jakarta.

Rombongan tersebut melakukan kunjungan ke TPST Gelgel, Rabu (29/10), untuk memastikan langsung sistem pengelolaan sampah berbasis Bio Dynamics berhasil diterapkan dan berkelanjutan.

Pengelolaan sampah di TPST Gelgel saat ini dijalankan oleh pihak ketiga, Asta Manah Liang.

Kolaborasi ini menjadi sinergi antara pemerintah desa dan sektor swasta dalam menciptakan sistem pengelolaan sampah yang efisien, ramah lingkungan, dan bernilai ekonomi.

Baca juga: JADI Perhatian Delegasi Malaysia dan Singapura, Pengelolaan Sampah Desa Gelgel Berbasis Bio Dynamics

Perbekel Desa Gelgel, I Wayan Sudiantara mengatakan pihaknya sempat mengalami pasang surut dalam upaya mengatasi persoalan sampah sejak tahun 2007. Namun, sejak adanya kerja sama dengan Asta Manah Liang, seluruh jenis sampah kini dapat ditangani dengan baik.

 “Dulu kami sempat kesulitan. Tapi dengan kehadiran pihak ketiga, pengelolaan sampah bisa berjalan lancar. Kini, 100 persen sampah di Desa Gelgel tertangani, baik organik, plastik, maupun residu. Sampah organik kami jadikan pupuk, plastik diolah dengan mesin menjadi paving block, dan residu dihancurkan menggunakan incinerator yang sudah lolos uji emisi,” ujar Sudiantara.

Sementara itu, Direktur Asta Manah Liang, Putu Gede Indra, menjelaskan pihaknya kini menangani sekitar 10 ton sampah per hari, di mana 70 persen di antaranya merupakan sampah organik.

Sampah tersebut diproses menjadi berbagai produk bernilai ekonomi, mulai dari kompos berbantuan cacing, eco-enzym yang dimanfaatkan sebagai bahan pembersih alami, hingga plastic block dan paving block dari hasil olahan residu.

 “Kami memastikan seluruh proses pengelolaan sampah berjalan transparan dan terukur. Data pengolahan sampah kami dicatat secara digital dan berbasis blockchain agar bisa diverifikasi publik. Dengan sistem ini, konsep Bio Dynamics dalam pelestarian lingkungan bisa benar-benar diterapkan secara berkelanjutan,” jelasnya.

Asta Manah Liang sendiri merupakan pelopor gaya hidup regeneratif dan desain ramah lingkungan di Bali.

Baca juga: Pelindo Hibahkan 6 Hektar Lahan, PSEL Siap Jadi Tonggak Baru Pengelolaan Sampah di Bali

Perusahaan ini tercatat sebagai pelanggan pertama Sustainix, platform verifikasi keberlanjutan berbasis blockchain hasil kerja sama Baliola dan Bali Blockchain Center.

Melalui program BeyondWaste, Asta Manah Liang menerapkan sistem pelacakan dan verifikasi menyeluruh di setiap tahap operasional pengelolaan limbah.

Setiap tindakan keberlanjutan-mulai dari pengolahan organik, daur ulang plastik, hingga kolaborasi dengan pengrajin lokal, dicatat secara permanen dalam Mandala Chain sebagai bukti kepatuhan lingkungan dan dampak sosial bagi masyarakat.

Co-Founder Bali Blockchain Center, Rahman Desyanta mengatakan, langkah Asta Manah Liang menjadi tonggak penting dalam transparansi praktik keberlanjutan di Indonesia.

 “Asta Manah Liang merepresentasikan esensi dari living sustainability. Dengan menjadi pengguna pertama Sustainix, mereka menetapkan standar baru untuk keberlanjutan yang transparan, akuntabel, dan relevan secara lokal,” ujarnya. (Mit)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved