Corona di Bali
PO Bus Sayangkan Terminal Mengwi Tak Izinkan Bus Masuk
Terminal Mengwi yang tak lagi melayani keberangkatan bus membuat sejumlah perusahaan otobus (PO) bertanya-tanya.
Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Terminal Mengwi yang tak lagi melayani keberangkatan bus membuat sejumlah perusahaan otobus (PO) bertanya-tanya.
Salah satu Personalia di PO Gunung Harta, Mudiarta, kebijakan menutup Terminal Mengwi menurutnya keliru.
Sebab menurutnya masih banyak buruh bangunan yang hendak pulang kampung ke Jawa
"Mulai tadi bus kami tidak diizinkan masuk, itu saya gak ngerti gimana maksudnya. Sedangkan penumpang yang pulang kampung tidak mudik itu masih ada di Bali banyak," kata Mudiarta saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (27/4/2020).
• Soal Larangan Mudik, Dewa Indra : Daripada Disuruh Putar Balik, Lebih Baik Tidak Mudik
• Tak Ada Penolakan Tempat Karantina Lagi, PMI Diminta Kooperatif dengan Melakukan Rapid Test
• Update Kasus Covid-19 di Bali: Positif: 7 Orang, Sembuh: 6 Orang, Dalam Perawatan: 108 Orang
Menurut Mudiarta, besok PO Bus Gunung Harta bakal tetap mengangkut penumpang dari Bali ke Jawa.
"Besok kami ada rencana memberangkatkan dua bus tujuan Jepara. Itu isinya buruh bangunan yang bukan KTP Bali, jadi dia tidak mudik," katanya.
Ia menjelaskan, sesuai arahan Presiden Joko Widodo, mudik dan pulang kampung itu berbeda. Mudik ada orang dari luar Bali yang punya KTP Bali, kemudian saat musim lebaran ini mereka pulang ke kampung halamannnya.
• Lawan Covid-19, Tribunnews dan Cardinal Serahkan Bantuan 3 Ribu Masker ke Kodam Jaya
• Danamon dan Manulife Perpanjang Kolaborasi Penuhi Kebutuhan Asuransi dan Wealth Management
• Gunakan Motor Brong, 11 Pelajar Diamankan Aparat Desa Padangsambian Klod Dini Hari Tadi
"Nah yang kami antar ini kan pekerja kasar yang ke Bali untuk nyari kerja, bukan untuk tinggal di Bali, jadi mereka pulang kampung," ujar Mudiarta
Mudiarta mengaku prihatin melihat fenomena sekarang ini. Dimana para buruh kasar yang hanya dapat uang dari menjadi kuli bangunan, tidak diizinkan pulang ke kampung halamannya karena pandemi corona.
Menurutnya justru PO bus ini membantu pemerintah agar tidak ada orang yang telantar di negeri orang.
Mengenai pencegahan penularan virus covid 19, menurutnya bisa dicegah dengan tetap menerapkan protokol kesehatan seketat mungkin saat masuk dan keluar Bali.
• Pemkab Tabanan Siapkan 600 Alat Rapid Test, Akan Cek PMI Setelah Masa Karantina
• IKIP PGRI Bali Seleksi secara Online, Targetkan 800 Mahasiswa Baru
• Alat Rapid Test di Buleleng Habis, Sejumlah PMI Mengeluh ke Anggota Dewan
"Kasihan juga tukang-tukang ini ditahan di sini bulan-bulanan. Barang satu-dua minggu habis ongkos tukangnya, rumah gak punya, makan habis siapa yang mau menampung mereka?" kata Mudiarta.
Namun demikian, Mudiarta dalam menjalankan operasional di PO Gunung Harta, dalam kondisi ini harus juga memilih milih penumpang.
"Ya kalau memang calon penumpangnya mudik, ya kami gak mau antar. Kami cek dulu KTPnya, pekerjaaannya di Bali, kalau KTP Jawa misalnya, ya kami persilakan numpang," kata Mudiarta.
• 60 Orang Penumpang Bus yang Pulang Kampung ke Jawa Diizinkan Meninggalkan Denpasar, Ini Alasannya
• HP Meningkatkan Keamanan PC dengan Inovasi Mutakhir
Mudiarta menjelaskan, di setiap pintu-pintu masuk wilayah sebetulnya sudah ada penjagaan ketat dari aparat kepolisian maupun dari Dinas Perhubungan dan pihak kesehatan.
"Kami dari jauh-jauh hari juga sudah menerapkan protokol kesehatan sebelum memasuki bus kami penumpang semua harus pakai masker, dan kami sediakan hand sanitizer," jelas Mudiarta. (*)