Corona di Bali
BWA Akui 'Terpukul' Akibat Wabah Covid-19, Tamu Banyak yang Cancel dan Tunda Acara ke 2021
“Saya rasa, semua kena imbas, bukan hanya WO saja. Dari Maret 2020, WO di Bali sudah tidak ada penghasilan atau zero income,” tegasnya
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Wema Satya Dinata
Laporan Wartawan Tribun Bali, A A Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Bali Wedding Association (BWA), juga terpukul karena pandemi Covid-19 melanda hampir di seluruh dunia.
Dyan Ervandi, Humas BWA, mengatakan banyak wedding yang cancel di Bali.
“Saya rasa, semua kena imbas, bukan hanya WO saja. Dari Maret 2020, WO di Bali sudah tidak ada penghasilan atau zero income,” tegasnya pada Tribun Bali, Selasa (16/6/2020).
Selain cancel, banyak tamu wedding memilih mundur ke 2021 untuk melanjutkan acaranya.
• Unair Raih Rekor Muri Setelah Berhasil Lakukan Pemilihan Rektor Secara Daring & Aklamasi
• Jelang Pujawali Pura Penataran Ped, Pemedek Luar Klungkung Minim Nyeberang ke Nusa Penida
• Atasi Dampak Covid-19, Pegadaian Kanwil VII Denpasar Restrukturisasi 7.437 Nasabah
“Tamu tidak mau mengeluarkan uang, selama tidak ada kepastian,” imbuh Owner Bali Jepun Wedding International ini.
Ia pun berharap, semoga pandemi ini segera usai dan semua kembali berjalan normal. Walaupun ke depan, berjalannya dengan era baru atau disebut new normal.
“New normal itu pasti, di WO juga demikian. Jadi peserta atau undangan maksimal 30 orang, dari yang biasanya sampai ratusan bahkan ribuan. Meja registrasi berisi hand sanitizer, masker, face shield, dan semua peralatan disemprot desinfektan,” tegasnya.
Duduk pun, kata dia, berjauhan sesuai aturan social dan physical distancing.
“Jadi yang awalnya satu round table isi 8-10 orang, sekarang hanya 4 orang saja. Jarak antar meja juga minimal 1 meter,” sebutnya.
Waktu acara juga diubah, jika sebelumnya selesai hingga jam 10-11 malam. Ke depan akan selesai sampai pukul 9 malam saja.
“Jadi nanti kayak DJ itu, bisa masuk waktu cocktail,” imbuhnya.
Ia berharap, regulasi bisa lebih jelas ke depannya. Seperti ihwal tes Swab yang wajib dijalani, saat turis masuk ke Bali.
Hal ini pun, diharapkan dilakukan semua pihak dan diterapkan di semua pintu masuk. Sehingga ketika melakukan penawaran ke klien, sudah jelas seperti apa protokolnya.
Hal ini juga diakui, Dion Satvika, yang meminta regulasi lebih konsisten ke depannya.
• Partisipasi Sensus Penduduk Online di Bali Baru Berjalan 35,59 Persen, Sisanya Masih dalam Proses
• Penerapan New Normal di Badung, Ini Penjelasakan Wakil Bupati Badung
• Pemkab Bangli Keluarkan 17 Imbauan New Normal Bagi Industri Pariwisata di Bangli