Berita Jembrana

Hingga Mei, Dua Orang Warga Jembrana Meninggal Suspek Rabies, Stok VAR Aman Hingga Akhir Tahun

Kasus gigitan anjing positif rabies di Kabupaten Jembrana tahun 2023 menunjukkan penurunan dari tahun 2022 lalu pada periode yang sama.

Tribun Bali/I Made Prasetia Aryawan
Kabid Pencegahan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Jembrana, dr I Gede Ambara Putra (kiri) didampingi Sub Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM), Dinas Kesehatan Jembrana, Ida Bagus Made Adnyana saat memberikan keterangan di kantornya, Selasa 6 Juni 2023. 

TRIBUN-BALI.COM, JEMBRANA - Kasus gigitan anjing positif rabies di Kabupaten Jembrana tahun 2023 menunjukkan penurunan dari tahun 2022 lalu pada periode yang sama.

Bahkan, penurunannya hampir 50 persen.

Artinya, cakupan vaksinasi terhadap hewan penular rabies (HPR) sudah mulai meningkat.

Sebab, pasca pandemi atau tahun 2021 lalu, kasus gigitan mengalami peningkatan cukup signifikan. 

Baca juga: Dewan Minta Pemkab Bangli Anggarkan Vaksin Rabies


Sementara itu, ketersediaan VAR dan SAR di Jembrana juga diklaim masih aman hingga akhir tahun ini.

Namun, pemerintah tetap berharap kasus tak mengalami peningkatan yang signifikan seperti pasca pandemi Covid19 lalu.


Menurut data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Jembrana, jumlah kasus gigitan HPR positif rabies terhadap manusia hingga bulan Mei 2023 sebanyak 123 kasus.

Baca juga: Bangli Kini Kehabisan Stok Vaksin Rabies! Tak Mampu Beli, Andalkan Pusat dan Pemprov Bali

Sementara, pada tahun 2022 lalu, kasus gigitan HPR positif mencapai 224 kasus gigitan. 


Kemudian, dari ribuan kasus gigitan HPR positif selama 2022 mengakibatkan sedikitnya empat orang warga meninggal dunia suspek rabies.

Sementara di tahun 2023 hingga Mei tercatat sudah dua orang yang meninggal dunia suspek rabies. 

Baca juga: Warga Pekutatan Meninggal Dunia Diduga Suspek Rabies, Namun Tak Ada Riwayat Gigitan Anjing


"Kasus gigitan tahun ini dengan tahun lalu pada periode yang sana cenderung sudah menurun. Bahkan, sudah 50 persen penurunannya," kata Kabid Pencegahan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Jembrana, dr I Gede Ambara Putra saat dikonfirmasi, 8 Juni 2023. 


Dia melanjutkan, meskipun jumlah kasus cenderung menurun, pemerintah dan masyarakat tak boleh abai.

Artinya harus tetap waspada dengan penyakit rabies ini.

Baca juga: Bupati Klungkung Akan Ubah SOP Penanganan Rabies, Ayah Ni Made K: Saya Sampai Sempat Gebrak Meja

Meskipun saat ini sudah baik, vaksinasi rabies pada hewan menjadi kunci utama timbulnya kasus baru.

Ketika cakupan vaksinasi rabies pada hewan sudah tinggi, praktis kasus baru rabies pada manusia bisa ditekan. 


"Intinya penanganan di hewan dulu. Ketika cakupan vaksinasi sudah tinggi pada hewan, tingkat penularannya baik ke hewan lain ataupun manusia akan bisa diminimalisir," tegasnya. 

Baca juga: Marak Laporan Gigitan Anjing, Disperpa Badung Kembali Gencarkan Vaksin Rabies


Selama 2022 lalu, kata dia, tercatat ada empat orang warga meninggal dunia dengan diagnosis suspek rabies.

Sementara di 2023 hingga Mei sudah tercatat dua orang meninggal suspek rabies.

Mereka yang meninggal dunia dengan gejala rabies ini memang sempat ada riwayat gigitan anjing.


"Mereka memang ada riwayat gigitan anjing sebelumnya. Kemudiaan menunjukkan gejala juga seperti takut dengan air dan gejala lainnya," ungkapnya.

Baca juga: Distan Karangasem Gencarkan Vaksinasi dan Depopulasi untuk Tekan Kasus Rabies


Disinggung mengenai ketersediaan vaksin anti rabies (VAR) dan serum anti rabies (SAR) di Jembrana, Ambara Putra menyebutkan stok VAR dan SAR di Jembrana masih aman.

Bahkan, data per 5 Juni 2023, stok VAR yang tersebar di seluruh rabies centre yang ada di Jembrana sebanyak 5.154 vial.

Kemudian untuk penggunaan SAR di Jembrana sudah mencapai 6 dosis. SAR ini diberikan kepada pasien yang mengalami luka gigitan pada areal risiko tinggi yakni gigitan di pusat syaraf (ujung jari) dan bahu ke atas.


"Stok VAR dan SAR di Jembrana aman. Bahkan VAR kita bisa sampai akhir tahun," sebutnya. 

Baca juga: Enam Kasus Rabies di Tabanan Bali, Kasus Gigitan Akhir Maret Timpa Warga Desa Batungsel


Dia menegaskan, ketika ada masyarakat yang digigit anjing agar segera melakukan langkah-langkah penanganan.

Di awal, masyarakat yang diserang HPR bisa mencuci luka dengan sabun di air mengalir minimal 10-15 menit lamanya.

Kemudian, jika mengetahui bahwa HPR yang menyerang menunjukkan gejala rabies bahkan mati usai menyerang harus segera datang ke faskes terdekat untuk mendapat layanan VAR


"Intinya jangan panik. Lakukan langkah penanganan awal dan dilarikan ke faskes terdekat agar mendapat penanganan sesuai SOP yang berlaku dari petugas kesehatan," tandasnya. (*)

 

 

Berita lainnya di Rabies di Bali

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved