Berita Jembrana

Ketut Ardika Dikenal Sosok Pekerja Keras, Kepergian Karyawan Kapal Pesiar Tinggalkan Duka Mendalam

Ketut Ardika Dikenal Sosok Pekerja Keras, Kepergian Karyawan Kapal Pesiar Tinggalkan Duka Mendalam

ISTIMEWA
Suasana rumah duka I Ketut Ardika Yasa, yang meninggal dunia saat berlayar di kapal pesiar di Banjar Sarikuning, Desa Tukadaya, Kecamatan Melaya, Jembrana, Kamis 19 Desember 2024. 

TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Suasana rumah PMI meninggal dunia di kapal pesiar di Banjar Sarikuning, Desa Tukadaya, Kecamatan Melaya, Jembrana diselimuti duka, Kamis 19 Desember 2024.

Pihak keluarga masih nampak tak percaya dengan kepergian I Ketut Ardika Yasa (26) yang selama ini kondisinya selalu sehat dan bugar.

Disisi lain, sejumlah keluarga juga sudah mulai membuat upakara untuk upacara pengabenan yang rencananya digelar Minggu 22 Desember 2024 mendatang.

Baca juga: 2,8 Juta Wisatawan Diprediksi ke Bali, Polda Bali: Wisatawan Diminta Pantau Lalin di Google Map

Kepergian sosok anak pekerja keras ini begitu dirasakan oleh pihak keluarga. Sebab, sosok laki-laki yang dikenal selalu ceria ini pergi untuk selama-lamanya. Bahkan ia juga meninggalkan istri serta dua anak yang masih balita. Yakni usia 2,5 tahun dan 1 tahun.

Baca juga: Lindungi Pedagang Kecil, Pemkab dan Dewan Klungkung Rancang Aturan Toko Berjejaring 

Ayah almarhum, I Ketut Widiastra (53) menuturkan, sebelum mendengar kabar duka bahwa anak bungsunya, ia bersama mendiang Ketut Ardika sempat berkomunikasi lewat video call. Namun beberapa jam kemudian atau sekitar pukul 19.30 WITA 24 November lalu keluarga mendapat kabar bahwa Ketut Ardika telah meninggal dunia dengan indikasi serangan jantung. 


"Sempat telponan sebelum dapat kabar duka tersebut. Saat itu diberitahu oleh salah satu temannya yang juga di kapal pesiar," kata Widiastra saat dijumpai di rumah duka, Kamis 19 Desember 2024 siang. 


Dia melanjutkan, kabar duka ini sangat mengejutkan pihak keluarga. Sebab, kepergian ayah dua anak yang masih balita ini adalah sosok yang polos, disiplin, dan pekerja keras. Bahkan sebelumnya tidak pernah mengeluh atau memiliki riwayat sakit. Hal itu terlihat dari hasil cek kesehatan atau medical check up ketika ia berangkat berlayar ke kapal pesiar


"Dia (almarhum) dikenal orang yang ceria dan pekerja keras. Tidak ada pertanda atau firasat apapun sebelumnya, biasa saja," sebutnya.


Ketut Ardika adalah anak bungsu dari empat bersaudara. Setelah menikah, ia dikaruniai dua anak yakni perempuan dan laki-laki dengan usia 2,5 tahun dan 1 tahun. Jenazah mendiang dijadwalkan datang pada Jumat 20 Desember 2024 besok sekitar pukul 19.10 WITA di Bandara Ngurah Rai Denpasar Bali. 


Rencananya, perwakilan keluarga juga akan menjemput almarhum di Bandara Ngurah Rai. Selanjutnya akan diantar menuju rumah duka di Banjar Sarikuning, Desa Tukadaya, Kecamatan Melaya. Setibanya di rumah duka, pihak keluarga rencananya menggelar upacara pengabenan di Setra Adat Taman Sari wilayah setempat pada Minggu 22 Desember 2024 mendatang.


"Prosesi ngaben di tanggal 22 Desember," ungkapnya.


Sang Kakak Memilih Batal ke Kapal Pesiar


Sementara Kakak kandung almarhum, I Komang Agus Darma Antara (28) menambahkan, kepergian adik kandungnya sangat meninggalkan luka yang mendalam. Karena hubungannya dengan Ketut Ardika sangat dekat.


Disisi lain, kepergian adiknya juga membuat sang kakak trauma ketika mendengar kapal pesiar. Komang Agus sendiri sudah lulus pelatihan serta menyiapkan dokumen karena rencananya bakal berangkat ke kapal pesiar. Namun, karena peristiwa ini ia memilih batal untuk berangkat ke luar negeri karena trauma. 


"Pihak keluarga trauma mendengar kapal pesiar setelah kejadian ini. Saya sudah akan berangkat masih menyiapkan dokumen tapi batal karena sudah trauma," jelasnya. 

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved