PMI Meninggal Dunia

JENAZAH Sudiarna Dipulangkan ke Jembrana, PMI Meninggal Setelah Tertimpa Loader di Jepang

Menurut informasi yang diperoleh Tribun Bali, Sudiarna meninggal dunia sekitar pukul 13.51 waktu setempat pada 31 Desember 2024.

Tribun Bali/Prima
ILUSTRASI - Jenazah Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Kabupaten Jembrana, I Nyoman Sudiarna (50) yang sebelumnya meninggal dunia di Jepang akhirnya bisa dipulangkan. Jenazah Sudiarna yang merupakan PMI asal Lingkungan Bilukpoh, Kelurahan Tegalcangkring, Kecamatan Mendoyo ini bakal tiba di Bali Sabtu (8/2). Adalah PMI yang meninggal dunia karena mengalami kecelakaan tertimpa loader (alat berat) saat kerja di tempat kerjanya. 

TRIBUN-BALI.COM - Jenazah Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Kabupaten Jembrana, I Nyoman Sudiarna (50) yang sebelumnya meninggal dunia di Jepang akhirnya bisa dipulangkan.

Jenazah Sudiarna yang merupakan PMI asal Lingkungan Bilukpoh, Kelurahan Tegalcangkring, Kecamatan Mendoyo ini bakal tiba di Bali Sabtu (8/2). Adalah PMI yang meninggal dunia karena mengalami kecelakaan tertimpa loader (alat berat) saat kerja di tempat kerjanya.

Proses pemulangan sebelumnya sempat terkendala administrasi namun akhirnya selesai. Kemudian Relawan Darma yang dikoordinasi Puskor Hindunesia membantu proses pemulangannya termasuk biayanya.

“Jenazahnya (PMI) akan tiba di Bali Sabtu (8/2) sekitar pukul 17.30 WITA,” kata Kabid Penempatan dan Pengembangan Tenaga Kerja (P3T) Disnakerperin Jembrana, I Putu Agus Arimbawa saat dikonfirmasi, Jumat (7/2).

Baca juga: Utomo Simpan 38,12 Gram Sabu, 9 Pengedar dan 3 Pemakai Narkoba Diamankan Polisi

Baca juga: TRAGEDI Sopir Ngantuk, Pikap Muat Tomat Terperosok, Oleng Lalu Tabrak Pohon di Jalur Tengkorak

I Komang Sudiarna semasa hidup PMI asal Jembrana di Jepang.
I Komang Sudiarna semasa hidup PMI asal Jembrana di Jepang. (ISTIMEWA)


Dia melanjutkan, proses pemulangan telah melalui banyak hal. Dan khusus untuk biaya pemulangan jenazah dari Jepang ke Bali juga dibantu kawan seperjuangan di Jepang serta relawan Darma yang dikoordinir Puskor Hindunesia. “Astungkara semua pihak membantu. Proses pemulangan juga dibantu Puskor Hindunesia,” jelasnya. 

Pihaknya mewakili Pemkab Jembrana juga telah berkoordinasi dengan pihak keluarga. Rencananya, pihak keluarga melakukan segala persiapan untuk upacaranya mulai hari ini. “Rencana keluarganya mulai persiapannya,” tandasnya.

Sudiarna (50) meninggal dunia karena kecelakaan kerja. Pria paruh baya yang bekerja di bidang peternakan ini diketahui sudah bekerja di Jepang sejak 2019 lalu.

Menurut informasi yang diperoleh Tribun Bali, Sudiarna meninggal dunia sekitar pukul 13.51 waktu setempat pada 31 Desember 2024. Korban disebutkan tertimpa loader saat menjalankan tugasnya memindahkan pohon dengan loader yang menghalangi kandang babi milik majikannya di Jepang.

Puskor Hindunesia melalui relawan dharma terus berkomitmen untuk membantu Semeton Hindu selama ini. Sedikitnya, misi kemanusiaan relawan dharma sudah dilakukan sebanyak 15 kali. Terkahir, Puskor juga membantu proses pemulangan Sudiarna

Puskor Hindunesia berharap ke depannya organisasi dengan misi kemanusiaan ini semakin banyak didukung banyak umat se-dharma dalam bentuk mengadvokasi, mendampingi, berjuang bersama memperjuangkan terhadap berbagai kasus umat sedharma yang perlu diatensi.

“Kali ini adalah bantuan yang ke-15 kalinya dari Puskor Hindunesia untuk membantu semeton kita sebagai PMI asal Bali khususnya Jembrana di luar negeri,” jelas Ketua Umum Puskor Hindunesia, Ida Bagus Ketut Susena saat dikonfirmasi, Jumat (7/2).

Gus Susena menceritakan, proses pemulangan PMI asal Jembrana ini memerlukan waktu dan proses yang panjang. Sebab, ada hal yang perlu dilakukan setelah Sudiarna meninggal dunia karena kecelakaan kerja di tempat bekerjanya.

Kejadian tersebut memang membutuh proses, seperti klarifikasi ke kedutaan, kepolisian hingga akhirnya kepolisian menyerahkannya ke KBRI di Jepang untuk diteruskan ke pihak keluarga. Pihak keluarga kemudian mengkonfirmasi bahwa jenazah akan dilakukan upacara pengabenan di Bali sehingga proses pemulangan dilakukan.

“Beruntung kita memiliki teman relawan darma di Jepang untuk mengkomunikasikan dan mengurus disana. Astungkara mereka ngayah Ikhlas,” tegasnya.

Setelah terkonfirmasi, kata dia, biaya kepengurusan almarhum agar bisa dipulangkan mencapai Rp 100 juta lebih. Syukur segala pihak terutama relawan dharma di Jepang dengan tulus ikhlas membantu. Sementara pihak perusahaan hanya menanggung biaya pemulangannya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved