Berita Buleleng

Bupati Sutjidra Tinjau Langsung RSUD Buleleng Bali, Sebut Gedung Lama Tak Layak

Sutjidra meninjau kondisi bangunan di gedung lama RSUD Buleleng yang menurutnya sudah tidak layak. 

istimewa
TINJAU - Bupati Buleleng, I Nyoman Sutjidra saat melakukan peninjauan di RSUD Buleleng, Senin (20/10). Bupati Sutjidra Tinjau Langsung RSUD Buleleng Bali, Sebut Gedung Lama Tak Layak 

Jabatannya direktur sementara diisi pelaksana tugas (Plt) dr Ketut Suteja Wibawa SpDVE, MKes.

Sutjidra menjelaskan, keputusan tersebut diambil karena dr Arya melanjutkan pendidikan subspesialis. Sehingga menuntut aktivitas penuh di Denpasar. 

“Yang sedang menempuh pendidikan Subspesialis khan tidak bisa melaksanakan pekerjaan seperti biasa. Khan harus di Denpasar sekolahnya. Jadi Plt-nya Pak Suteja sementara,” ucapnya beberapa waktu lalu. 

Mengenai penetapan jabatan definitif, bupati yang bergelar dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi ini mengaku akan dilakukan sekalian dengan mutasi jabatan. 

Ia juga menjelaskan, penetapan pejabat definitif tetap mengacu pada sistem meritokrasi dan manajemen talenta (Simata). 

Seluruh kandidat akan melalui asesmen Badan Kepegawaian Negara (BKN) serta pertimbangan teknis dari Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) dan Badan Kepegawaian Negara atau BKN. (mer)

Ruang Pengganti Selama Pengerjaan Proyek

Sementara itu, dikonfirmasi terpisah, pelaksana tugas (Plt) Dirut RSUD Buleleng dr Ketut Suteja Wibawa mengungkapkan pihaknya sudah menyiapkan ruangan pengganti, selama kegiatan pembangunan berlangsung. 

Sehingga tidak perlu merujuk ke rumah sakit lain. 

Dalam hal ini, pihaknya menyiasati ruang VIP dan ruang kelas I, yang sebelumnya berisi satu bed, selanjutnya diisi dua bed untuk sementara selama pembangunan. 

“Untuk relokasi pasien, nanti akan dilakukan setelah ada tender di awal tahun. Rencannya di akhir Desember kalau ada kepastian memulai pekerjaan, nanti sosialisasi lewat pengumuman medsos atau Humas,” sebutnya. 

Sedangkan upaya untuk kenyamanan pasien, kata dr Suteja, dari pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) dan Kontraktor berjanji menggunakan metode tertentu. Sehingga tidak terlalu bising dan mengganggu pasien. 

“Mungkin pengerjaan memerlukan waktu yang lebih lama, karena tidak memakai alat-alat yang bising,” imbuhnya. 

Lebih lanjut dikatakan, sesuai rencana pembangunan menyasar gedung Cempaka dan Kamboja. 

Gedung Cempaka nantinya menjadi gedung ponek, sedangkan gedung Kamboja menjadi instalasi bedah sentral.

“Bangunan ponek dan Kamboja ini, rencananya sama-sama memiliki empat lantai. Antara kedua bangunan ini juga terkoneksi,” jelasnya. (mer)

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved