Berita Buleleng

Belum Lama Diresmikan, Ditemukan Ada Rembesan di Genangan Bendungan Danu Kerthi Buleleng

Belum lama diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo, ditemukan beberapa titik rembesan pada Bendungan Danu Kerthi Buleleng

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Tribun Bali/Ratu Ayu Astri Desiani
Suasana Bendungan Danu Kerthi Buleleng, Sabtu (25/3). Ditemukan ada beberapa titik rembesan di daerah genangan bendungan 

TRIBUN-BALI.COM, BULELENG - Belum lama diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo, ditemukan beberapa titik rembesan pada Bendungan Danu Kerthi Buleleng atau yang dikenal dengan Bendungan Tamblang.

Rembesan itu terjadi di daerah genangan. Meski demikian, hal tersebut dipastikan tidak menimbulkan risiko tinggi.

Baca juga: Tumpek Uye, 60 Ribu Benih Ikan Akan Ditebar di Buleleng Bali 

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bendungan II SNVT Pembangunan Bendungan BWS Bali-Penida, Wayan Andi Frederich Gunawan ditemui Sabtu (25/3) mengatakan, rembesan itu ditemukan beberapa hari setelah bendungan diresmikan.

Pihaknya menduga ada tiga kemungkinan penyebab terjadinya rembesan.

Di antaranya terjadi akibat masih ada sisa terowongan peninggalan zaman Belanda, yang dibuat oleh para leluhur untuk saluran irigasi pada abad ke 11 atau 12.

Baca juga: Korupsi Dana LPD Anturan Buleleng Rp155 M, Arta Wirawan Dituntut 18 Tahun dan 6 Bulan Penjara

Sisa terowongan itu luput dari pengawasan lantaran tidak masuk dalam area galian.

Selain itu investigasi geologi sebut Andi memang cukup sulit dilakukan dan membutuhkan biaya yang cukup besar.

Selain diduga akibat adanya sisa terowongan peninggalan zaman Belanda, rembesan itu juga diduga terjadi akibat munculnya mata air baru, atau adanya retakan pada celah-celah bebatuan.

Baca juga: Arta Wirawan Dituntut 18,5 Tahun Penjara, Dugaan Korupsi Dana LPD Anturan Buleleng Rp 155 Miliar

"Saat melakukan pembangunan utamanya di bagian tubuh bendungan, memang ditemukan terowongan zaman Belanda yang tingginya 1,7 meter dan sudah ditutup."

"Itu pas ketemu saat galian. Namun ternyata menurut keterangan warga, masih ada sekitar enam terowongan lagi yang tersisa. Zaman dahulu saat membuat terowongan itu memang banyak cabang-cabangnya. Kami saat itu hanya fokus di daerah yang akan dibangun," terangnya.

Baca juga: Buka Paksa Portal TNBB di Buleleng Saat Nyepi Kemarin, Ini Tanggapan PHDI Bali

Komisi Keamanan Bendungan (KKB) ditambahkan Andi sudah melakukan observasi. KBB pun masih mendiskusikan metode apa sekiranya yang harus digunakan untuk mengatasi adanya rembesan tersebut.

Apakah air yang muncul dari rembesan itu akan dialihkan, atau dilakukan treatment khusus.

Penanganan rembesan ini kata Andi masih menjadi tanggung jawab pihak kontraktor, mengingat masa pemeliharaan bendungan masih berlaku hingga Desember mendatang.

Baca juga: Nelayan di Buleleng Nyaris Demo, Tidak Dilayani Beli Pertalite Pakai Jeriken

"Melihat struktur tubuh bendungan tidak berdampak apa-apa. Masih stabil. Jadi kami melihat potensi permasalahannya tidak terlalu berisiko terhadap strukturnya. Tinggal rembesan ini apakah mau dialihkan asalkan tidak melewati zona berbahaya, atau mau di-treatment. Ini masih didiskusikan dengan KKB," jelasnya.

 

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved