Air Danau Batur Berubah Hijau, Pembudidaya Ikan Khawatir
Air di wilayah Danau Batur diketahui berubah warna menjadi hijau. Kondisi tersebut menyebabkan para pembudidaya ikan khawatir.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI – Air di wilayah Danau Batur diketahui berubah warna menjadi hijau.
Kondisi tersebut menyebabkan para pembudidaya ikan khawatir.
Pasalnya perubahan warna air danau ini disinyalir akibat semburan belerang.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketut Jembawa, Senin (27/1/2020).
Pembudidaya ikan asal Desa Kedisan, Kintamani itu mengatakan perubahan warna air Danau Batur diketahui sekitar pukul 09.00 Wita.
• Demam Setelah Makan di Restoran China di Bali, Seorang Warga ke RS Mengira Kena Virus Corona
• Rumah Industri Ganja Digerebek Polisi, Dua WNA Rusia Ditangkap di Puri Gading Kuta Selatan
• Terkait Virus Corona, Ini Imbauan Persatuan Ikatan Dokter Indonesia Kepada Masyarakat
Perubahan warna, kata dia, diketahui menyebar di wilayah Danau Batur.
Menurut Jembawa, perubahan warna air Danau Batur disebabkan oleh semburan belerang dari dasar danau, akibat akitivitas Gunung Batur.
Ia tidak memungkiri kondisi tersebut merupakan fenomena alam yang terjadi dua kali dalam setahun.
“Biasanya semburan belerang terjadi pada bulan Februari atau lewat bulan Agustus. Namun saat ini semburannya cenderung maju,” ujarnya.
• Sejumlah Pembangunan Besar Akan Dilakukan di Bali, Mulai LRT Hingga Tol Gilimanuk-Denpasar
• 29 Ekor Babi Mati di Denpasar, Penjual Daging Babi di Pasar Badung Mengeluh Sepi
• Masuk Tahap SKD, Apakah Fenomena Gugur Massal Terjadi Lagi di Rekrutmen CPNS Tahun Ini?
Pria yang juga Bendesa Adat Kedisan ini juga tidak menampik jika semburan belerang mampu berdampak pada kematian ikan, lantaran dinilai beracun.
Kendati demikian, ia menegaskan besar kecilnya tingkat kematian ikan tergantung dari besarnya semburan dan sebaran belerang.
“Kalau sekarang semburannya lumayan besar. Kekhawatiran jelas ada, karena berdampak pada kematian ikan, walaupun hingga saat ini belum diketahui tingkat kematian ikan. Sebab para petani (pembudidaya ikan) belum berani mendekat ke danau,” ungkapnya.
Lanjut Jembawa, perubahan warna air danau paling lama terjadi selama tiga hari jika kondisi air danau cenderung tenang.
• Tiba di Bali, Crew Lion Air Dari Wuhan Dicek Kesehatannya Dan Pesawat Disemprot Cairan Disinfektan
• Mahasiswa asal Karangasem Tewas Mengenaskan di Klungkung Setelah Motornya Tabrak Pohon Perindang
• Cara Jitu Antisipasi Penyebaran Virus Corona, Gaya Hidup Sehat, Cuci Tangan hingga Pakai Masker
Sedangkan jika kondisi sekitar danau cenderung berangin dan bergelombang, maka perubahan warna diakui akan cepat hilang.
Di sisi lain, Jembawa mengatakan para pembudidaya ikan di sekitar baru berani mendekati kuramba ketika air danau dipastikan sudah kembali jernih.
